Jakarta – Wasekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI), Ustadz Fahmi Salim,MA menduga kehancuran dan pembunuhan massal di Suriah yang dilakukan kaum Syiah terhadap umat Islam bukan sekedar didasari oleh konflik politik dan kepentingan. Namun, didasari oleh kebencian ideologis dan theologis sebagaimana tercantum dalam kitab-kitab mereka.
“Saya melihat kekacauan dan pembantaian yang terjadi di Syam didasari oleh teks-teks agama mereka, saya tidak mengukur persoalan ini dari analisa politik, sosial, dan apapun lainnya, kecuali dari teks agama mereka. Sebab, teks inilah yang menjadi dasar keyakinan mereka,” Kata anggota Komisi Pengkajian MUI Pusta ini, saat mengisi acara kajian “Kok Syiah Bukan Islam?” di Masjid Nurul Irfan, Universitas Islam Jakarta (UNJ), Jakarta Timur, Selasa (10/9/2013)
Lanjut Fahmi, di dalam kitab rujukan utama kaum Syiah, ternyata sudah sejak lama kaum Syiah membenci penduduk Syam. Diantaranya perkataan bahwa; “Sebaik-baik bumi adalah Syam dan seburuk-buruk kaum adalah penduduknya. Orang-orang Romawi memang kafir, namun mereka tidak memusuhi kita. Sedangkan, orang-orang Syam kafir sekaligus memusuhi kita. Karena itu, jagan berkata penduduk Syam, tapi katakanlah penduduk Syu’m yaitu celaka,”( tafsir al Burhan karya Hasyim al bahrani vol1/456 dan ushulul Kafi vol.2/410).
“Itulah rahasia mengapa mereka memusuhi Syam sekarang. Jadi, kita pakai SOP yang benar untuk mengetahui keyakinan mereka,” tegasnya.
Kata Fahmi, kaum Syiah pun tidak bisa diharapkan untuk membebaskan Palestina. Sebab, berdasarkan kitab tafsir dan kitab-kitab hadisnya, mereka tidak meyakini bahwa masjid al Aqsha yang saat ini berada di al Quds (Jerussalem) merupakan masjid al Aqsha yang sesungguhnya. Syiah meyakini bahwa al Aqsha yang sebenarnya berada di atas langit, yaitu di Baitul Makmur
“Sehingga, Syiah berupaya untuk selalu berbeda pandangan dengan mengatakan bahwa berkunjung ke masjid Kufah lebih utama daripada ke al Aqsha,” tuturnya.
“Jadi, apa kita masih berharap bekerjasama untuk membebaskan al Quds? Tidak ada itu (harapan ke Syiah). Mereka percaya al Aqsha adanya di langit. Bagaimana mereka membebaskan al Aqsha? Suruh saja datang ke langit,” ujarnya menjawab pernyataan bahwa Syiah dapat bekerjasama dalam konteks perjuangan pembebasan Palestina.
Pengutamaan masjid Kufah dibandingkan masjid al Aqsha, Kata Fahmi salah satunya tercantum dalam salah satu kitab rujukan utama mereka, yaitu kitab Man lam yahdhurul faqih karya Ashoduq. (kiblat.net)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: