Amman – Sumber-sumber dari Yordania mengatakan bahwa pemerintahan daerah Al-Karak di Yordania telah memperbolehkan penggunaan nama mantan penguasa Irak, mendiang Saddam Hussein, sebagai nama sebuah jalan di sebuah kota yang terletak di selatan Al-Karak.
Saddam Hussein dieksekusi oleh pemerintahan Syiah Irak pimpinan Perdana Menteri Nuri Al Maliki pada tanggal 30 Desember 2006. Peristiwa tersebut memicu kemarahan Muslim di berbagai penjuru dunia. Saddam Hussein dieksekusi tiga tahun setelah Irak dijajah.
Mantan Presiden Irak tersebut amat tersohor di Yordania dan dunia Arab. Banyak kalangan di Yordania yang memandang Saddam Hussein sebagai sosok pahlawan nasional. Di berbagai jalanan dan toko di negara-negara Arab, ada banyak gambar mendiang presiden Irak tersebut.
Yordania memiliki hubungan dekat dengan pemerintah Saddam Hussein dan memberikan suaka politik kepada keluarga Saddam pasca tergulingnya mantan penguasa Irak tersebut.
Akan tetapi, pemberian nama jalan tersebut membuat Kuwait gerah. Surat kabar Al Watan menyebutkan bahwa duta besar Kuwait untuk Yordania, Sheikh Faisal Al-Hamoud Al-Malik Al-Sabah, telah membicarakan hal tersebut dengan pihak yang berwenang.
Surat kabar tersebut mengutip ucapan sejumlah sumber yang dekat dengan Sheikh Faisal. Mereka membenarkan bahwa sang duta besar akan membahas hal tersebut.
Sejumlah sumber Yordania yang menolak namanya disebutkan mengatakan bahwa pemerintahan daerah Al-Karak berharap agar pihak-pihak lain tidak terlalu membesar-besarkan masalah penggunaan nama Saddam Hussein sebagai nama jalan hingga segalanya sudah diklarifikasi.
Sumber tersebut menolak membenarkan atau menyangkal hal tersebut, namun menekankan mengenai hubungan erat antara Yordania dan Kuwait.
Sehubungan dengan keputusan Yordania yang mengijinkan penggunaan nama Saddam Hussein tersebut, dewan pemerintahan Syiah Irak mengeluarkan himbauan agar negaranya mengurangi intensitas hubungan dengan Yordania.
Saddam Hussein ditangkap oleh pasukan AS pada tanggal 13 Desember 2003 dan dinyatakan bersalah oleh pengadilan Irak.
Mantan pemimpin Irak tersebut menjalani eksekusi mati dalam bentuk hukuman gantung pada tanggal 30 Desember 2006 di Camp Justice, sebuah pangkalan militer Irak di Kadhmiya, sebuah kawasan sebelah timur laut ibukota Baghdad.
Menyusul protes dari pemerintah Kuwait dan Irak, Perdana menteri Yordania, Sameer Al-Rifae, mengatakan bahwa pemerintahannya tidak akan memberikan nama Saddam Hussein pada sebuah jalan di Yordania.
“Perdana Menteri Al-Rifae menyatakan bahwa penamaan jalan tersebut tidak akan diakui oleh Kerajaan Hasyimi Yordania,” demikian kata duta besar Kuwait untuk Yordania, Sheikh Faisal Al-Hamoud Al-Sabah kepada KUNA pada hari Sabtu lalu.
Menteri Penerangan dan Komunikasi, Nabeel Al-Shareef, mengatakan kepada kantor beita Ammon bahwa para penduduk kota Al-Mazar telah menyampaikan petisi kepada dewan pemerintah kota untuk membatalkan keputusan pemberian nama Saddam Hussein di salah satu jalan di kawasan Al-Rumaitha. [dn/im/pv/wb/sm/syiahindonsia.com]
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: