Jember – Bentrokan antara warga Aswaja dengan kelompok pendukung Habib Ali bin Umar Al- Habsyi di Puger Jember pada Rabu, (11/09) lalu telah menewaskan 1 orang warga dari pihak Aswaja bernama Eko Mardi Santoso (31).
Bentrokan yang dipicu oleh karnaval HUT RI itu, berujung darah. Sebab meski dilarang oleh pihak aparat Polres Jember dan Muspika Kecamatan Puger, pendukung Habib Ali bin Umar Al-Habsyi yang dituduh Syiah oleh warga setempat tetap memaksakan kehendaknya sehingga menimbulkan kericuhan yang menyebabkan rusaknya sejumlah rumah, kendaraan dan perahu milik warga Aswaja.
“Syiah sudah berani mengacak-acak keamanan warga Puger, padahal kegiatan mereka telah dilarang polisi. Tapi, mereka tetap melawan,” ujar Ahmad Haqqi Afandi, Ketua LSM (Solidaritas Aksi Pemuda Peduli Umat (SAPPU) saat ditemui di rumahnya di Puger wetan, Puger pada Jumat (09/11).
Menurut tokoh masyarakat yang akrab dipanggil Haqqi ini, dengan pecahnya kerusuhan pada Rabu (11/09) lalu, menunjukkan arogansi kelompok Syiah di Puger melawan pihak keamanan dan pemerintah sebagai aparatur negara.
Padahal jumlah pendukung Habib Ali bin Umar Al-Habsyi yang biasa dipanggil oleh warga sebagai Ustadz Ali ini hanya berjumlah ratusan. Sangat kecil jumlahnya bila dibandingkan dengan warga Aswaja yang berjumlah 105.000 warga. “Pendukung Ustadz Ali (Pimpinan Ponpes Darus Sholihin, red) jumlahnya kurang lebih 200 KK di kecamatan Puger ini,” ujar Haqqi saat ditanya perkiraan jumlah kelompok Syiah di Puger.
Meski berjumlah dua ratus orang, Syiah di Puger mampu menimbulkan gejolak di kawasan “tapal kuda” Jawa Timur ini. Konflik di Puger telah berkembang sejak belasan tahun semenjak Habib Ali mendirikan Ponpes Darus Sholihin. Konflik semakin memanas sejak Mei 2012 saat pendukung Syiah mengancam Ustadz Fauzi, salah seorang tokoh Sunni di Puger hingga ada warga Aswaja yang dibacok oleh pendukung Syiah. (Kiblat.net)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: