Perlawanan Ahwaz telah memperingatkan kebohongan-kebohongan yang digembar-gemborkan oleh media Iran, juga menolak kontak Iran dengan delegasi asing yang bertujuan menodai citra pejuang Ahwaz dengan mengesankan kepada mereka bahwa pejuang Ahmaz sebagai teroris.
Sebuah faksi dari Organisasi Nasional untuk Pembebasan Ahwaz menegaskan bahwa alat-alat propaganda Iran menghembuskan kebohongan-kebohongannya kepada publik minggu lalu, dan berhubungan dengan para delegasi yang datang ke Teheran untuk menjajakan kepalsuan-kepalsuan tentang perlawanan muslim dengan mengatakan bahwa para pejuang Ahwaz adalah para “teroris”
Pernyataan itu mengatakan: “kampanye media melawan putera-putera tanah air kita Ahwaz meningkat setelah gagal kekuasaan Persia untuk mengembalikan mereka dengan memanggil negara-negara yang telah menerima mereka sebagai pengungsi,” seraya mengisyaratkan bahwa para pengungsi itu melaksanakan peran mereka secara politik dan opini yang ditambah dengan gambar dan dokumentasi film dan kesaksian, atas semua praktek pelanggaran Iran secara jelas dan gamblang.
Pernyataan itu menambahkan, dengan mengarahkan pembicaraannya kepada negara-negara yang menghadiri KTT Non-Blok “telah meluas Halaman kriminalitas Persia Safawi termasuk tindakan-tindakannya yang jahat dan kejam terhadap semua lapisan masyarapkat Ahwaz, yang mendorong Pengawal Revolusi untuk memudahkan perjalanan bagi para delegasi yang berpartisipasi dalam KTT, dengan mengecualikan tanah masyarakat ‘ yang bukan Persia agar dunia tidak mengetahui ketidakadilan dan penganiayaan yang yang dilakukan terhadap bangsa Ahwaz ini, “menurut situs” Ahoazna “.
Iran beberapa waktu lalu telah memulai proyek perampasan lahan baru di Ahwaz yang dijajah, dimana ia mulai menyerahkan 1500 unit rumah untuk “pemukim” Persia di kota Umaidiyyah, juga memulai proyek pemukiman baru terdiri dari 5.000 unit rumah di kota yang sama.
Disebutkan bahwa bangsa Arab yang hidup di iklim Arabistan dan Ahwaz di sebelah selatan barat (barat daya) Iran yang kaya minyak itu termasuk etnis minoritas terbesar di Iran, akan tetapi pihak berwenang Iran menerapkan politik diskriminasi melawan mereka, di bidang pendidikan, pekerjaan, perumahan dan menghalangi mereka dari hak-hak politik dan budaya.[gensyiah].
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: