Belakangan, ketika orang membahas kesesatan syiah. Syiah Zaidiyah selalu menjadi bagian yang tak luput untuk dibahas.
Dengan segala kesesatan dan penyimpangannya, Syi’ah Zaidiyah dinyatakan sebagai sebuah sekte yang paling dekat dengan Ahlu Sunnah. Hal ini dikarenakan mereka tidak bersikap ekstrim sebagaimana kelompok Syi’ah lainnya. Namun apakah ini berlaku untuk seterusnya?
Syi’ah Zaidiyah dinisbatkan kepada Zaid bin Ali Zainal Abidin. Ali Zainal Abidin yang merupakan ayahandanya termasuk sosok yang cinta kepada para sahabat seperti Abu Bakar, Umar dan Utsman radhiyallahu anhum. Bahkan beliau menilai kalangan yang senantiasa mencaci maki para sahabat merupakan kalangan yang melecehkan Islam dan bukan bagian dari Islam.
Pemahaman ayahnya tersebut rupanya diikuti oleh anaknya, Zaid bin Ali. Zaid bin Ali Zainal Abidin merupakan sosok yang ‘alim, taqwa, pemberani, senantiasa berpegang kepada Al Qur’an dan Sunnah.
Karena sikapnya yang mengikuti jejak langkah ayahnya dalam mencintai para sahabat inilah yang kemudian beliau dikhianati dan ditinggalkan oleh pengikutnya. Hingga yang tersisa dengan beliau hanya tinggal 500 orang. Sebagian kalangan menyatakan bahwa sempat terjadi interaksi antara Zaid dengan Washil bin ‘Atha seorang tokoh Mu’tazilah. Sehingga dalam beberapa hal Zaid terpengaruh oleh pemikiran Washil.
Ahmad bin ‘Isya bin Zaid yang merupakan cucu dari Zaid tinggal di Irak dan banyak berinteraksi dengan murid-murid Abu Hanifah. Dengan demikian ada kalangan yang menyimpulkan bahwa dari sisi akidah Syi’ah Zaidiyah ada kemiripan dengan Mu’tazilah dan dalam masalah fikih lebih dekat kepada madzhab Hanafi.
Secara ringkas berikut ini adalah akidah Syi’ah Zaidiyah, yang sebenarnya sama dengan keyakinan Mu’tazilah:
1. Tauhid
2. Keadilan
3. Manzilah bainal manzilatain, pelaku dosa besar tidak dikafirkan akan tetapi berada di antara posisi di anatar keduanya.
4. Realisasi ancaman, Allah akan memasukan para pelaku dosa besar ke neraka dan kekal di dalamnya.
5. Amar ma’ruf dan nahi munkar.
Meskipun ada perbedaan antara Syi’ah Zaidiyah dan Syi’ah Imamiyah, namun kalangan Syi’ah Zaidiyah pada masa kini sudah menyelisihi pendahulunya.
Selain di antara mereka ada yang menyatakan kemaksuman Fatimah, Ali, Hasan dan Husain juga seperti yang dinyatakan As-Sahrasytani dalam kitabnya ‘al Milal wa an Nihal’; kebanyakan dari Syi’ah Zaidiyah banyak yang mencela para sahabat sebagaiaman yang dilakukan kalangan Imamiyah.
Shalih bin Mahdi al Muqbili yang merupakan seorang tokoh Yaman menyatakan; kalangan Zaidiyah tidak mempunyai kaidah yang baku kadang mereka mencela sebagian sahabat seperti Abu Hurairah, Jarir al Bajali dan Ummu Habibah. Hal ini karena mereka menganggap bahwa para sahabat tersebut meriwayatkan hadits-hadits yang bertentangan dengan hawa nafsu mereka. Namun, ketika riwayatnya sesuai dengan mereka, maka mereka menerimanya.
Bukti lain dari pergeseran Syi’ah Zaidiyah saat ini yang semakin merapat kepada Syi’ah Imamiyah adalah mereka menyatakan bahwa kepemimpinan harus melalui jalur keturunan Fatimah. Dan masih banyak lagi kemiripan mereka dengan Imamiyah selain yang sudah disebutkan. Merapatnya kalangan Syi’ah Zaidiyah semakin terlihat pasca revolusi Iran yaitu pada tahun 1979.
Anung Al Hamat, Kandidat Doktor Universitas Ibn Khaldun Bogor. Koordinator Aliansi Ahlu As-sunnah untuk Keluarga dan Sahabat Nabi.
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: