Aleppo – Maria Calivis, Direktur Regional UNICEF untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Senin bahwa itu dunia benar-benar tidak dapat menerima anak-anak yang menjadi korban kekerasan rezim Bashar Assad. Baik melalui penggunaan senjata kimia maupun senjata berat yang mengakibatkan korban massal.
Dalam sebuah pernyataan tertulis tentang laporan pembunuhan anak-anak di Aleppo, Calivis mengatakan bahwa UNICEF merasa prihatin dan khawatir dengan laporan serangan bom di Aleppo yang telah membunuh 28 anak-anak.
“Laporan mengatakan serangan itu berlangsung pada Ahad, 15 Desember ketika bom-bom dijatuhkan dari helikopter di bagian kota Aleppo, di Suriah utara, menyebabkan 14 orang dan 28 anak-anak terbunuh,” kata pernyataan itu.
Pernyataan itu juga menggarisbawahi bahwa UNICEF telah berulang kali menyeru pada semua pihak untuk menjunjung tinggi kewajiban mereka mematuhi hukum kemanusiaan internasional. Sehingga hak-hak semua warga sipil, termasuk anak-anak, terlindungi dari konflik kemanusiaan.
“Dan kami sangat mengulangi seruan itu lagi hari ini,” ujar Calivis.
Pengungsi Suriah
Sementara itu, para pejabat Turki dan PBB mengatakan jumlah pengungsi Suriah di Turki diperkirakan akan mencapai 1,5 juta pada akhir 2014. Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi, mengutip para pejabat Turki, pada Senin mengatakan bahwa sekitar 300.000 pengungsi akan tinggal di kamp-kamp pengungsi pada tahun 2014 dengan lebih 1,2 juta tinggal di luar kamp. Turki saat ini menampung sekitar 700.000 pengungsi.
Fuat Oktay, kepala badan manajemen krisis Turki, mengatakan 21 kamp pengungsi di Turki telah dipersiapkan untuk menghadapi ganasnya musim dingin. Tetapi, dingin masih menjadi masalah bagi para pengungsi yang hidup dengan cara mereka sendiri di luar kamp.
(kiblat.net/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: