KARIMUN – Polres Karimun menyiagakan 260 personilnya untuk
mengamankan acara yang digelar Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten
Karimun tentang dialog Sunni dan Syiah di Gedung Nasional, Minggu
(25/5).
Pengamanan pun dibantu oleh Kodim 0317 dengan menerjunkan satu pleton yang disiagakan bergabung bersama pihak kepoliosian.
Acara yang berlangsung sejak pukul 09.00 WIB itu menghadirkan empat
orang narasumber, dua orang di antaranya adalah yakni KH Misbah Munir
dan HM. Idrus Ramli yang merupakan pemuka Sunni (Ahlussunnah wal
Jama’ah). Sedangkan dua orang lagi yakni Sayyid Agil Al-Attas dan Husein
Shihab dari Yayasan Nainawa dan merupakan pemuka Syiah.
Antusias masyarakat sangat tinggi untuk menghadiri dialog tersebut
sampai-sampai gedung yang menjadi tempat pelaksanaannya pun tidak muat,
sehingga sebagain yang hadir terpaska duduk didepan gedung dengan
disediakan bangku tambahan dan disiapkan pengerasu suara yang telah
disambungkan dengan mic dari para pembicara.
Mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, Polers Karimun pun
menyediakan alat metal detektor untuk mendeteksi ancaman bom. Sehingga
acara yang digelar itu benar-benar steril dan aman dari tindakan teror.
Kapolres Karimun, AKBP Dwi Suryo Cahyono mengatakan, sebelum
mengerahkan personilnya bersama tim keamanan dari Kodim 0317, terlebih
dahulu digelar apel bersama di Polres Karimun. Kemudian sebagian tim
bersiaga di Polsek Urban Tanjungbalai untuk berjaga-jaga jika dibutuhkan
pengamanan tambahan, dan sebagian memang bertugas di lokasi acara
tersebut digelar.
“Acara ini memang kita harapkan tanpa ada kekerasan, namanya juga
dialog tapi kita khawatir terjadi gejolak maka perlu diamankan,” ucap
Dwi Suryo Cahyono kepada wartawan di Gedung Nasional.
Dari pemaparan moderator, digelarnya dialog tersebut berawal dari
diterbitkannya sebuah buku berjudul Mengawal dan Mewaspadai Penyimpangan
Syiah di Indonesia, yang diterbitkan oleh MUI Pusat dengan tebal 152
halaman. Buku yang tak diperual belikan untuk umum itu pernah dibedah di
Kota Batam beberapa waktu lalu dengan menghadirkan peserta dari
berbagai daerah. Yang pada akhirnya mendapat reaksi dari Syiah dan
digelarlah dialog di Kabupaten Karimun dengan mendatangkan empat
narasumber dari Syiah dan Sunni.
Prosesi dialog tersebut tampak alot. Terlebih ketika dua belah pihak
yang diundang sebagai narasumber itu berbeda pandangan dan mengulas
tentang aqidah. Sehingga para penganut atau undangan dari kedua paham
itu pun sempat terjadi bisik-bisik atas pernyataan saling mengklaim
kepercayaan mereka lah yang benar-benar mengikuti ajaran Allah yang
disampaikan Nabi Muhammad SAW.
Dialog itu pun berakhir tanpa hasil karena masing-masing pihak baik
dari Sunni maupun dari Syiah tetap mempertahankan argumen mereka.
Apalagi saat sesi tanya jawab banyak peserta yang hadir untuk
menyampaikan pertanyaan tidak kebagian waktu dan sekitar pukul 12.00 WIB
pun acara ditutup serta semuanya membubarkan diri. (Nisyi/syiahindonesia.com/gensyiah.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: