Agama takfiri Syiah itu seperti kelelawar yang keluar hanya saat gelap. Pernyataan itu disampaikan Ustadz Farid Achmad Okbah dalam kajian “Data dan Fakta Syiah di Indonesia” pada Ahad (15/6) di Masjid Mujahidin Surabaya.
“Syiah itu tidak ubahnya kelelawar. Dia keluar saat gelap, yaitu saat umat Islam lalai,” jelasnya.
Aktivis MIUMI Pusat tersebut juga menekankan bahwa ajaran Syiah itu sangat lemah dan mudah untuk dibantah kebenarannya.
“Mereka (Syiah) itu lemah. Makanya kalau kelelawar itu dibawakan lampu senter, lalu kita arah ke wajahnya, takut dia,” tambahnya.
Rapuhnya ajaran takfiri Syiah, menurut beliau juga dibuktikan saat ini sudah banyak ulama-ulama besar Syiah yang bertaubat dan masuk Sunni. Sedangkan belum pernah sepanjang sejarah ada ulama besar Sunni yang murtad dan masuk Syiah.
“Ajaran Syiah itu rapuh! Buktinya sepanjang sejarah banyak ulama-ulama besar Syiah yang tobat dan masuk Sunni. Sedangkan tidak pernah ada ulama besar Sunni yang masuk Syiah!” jelasnya.
Menurut lulusan Master jurusan Politik Islam tersebut, berkembangnya Syiah di Indonesia ini bukan karena kehebatan ajarannya, bukan juga karena kehebatan dakwahnya, tapi karena diamnya umat Islam.
Sebelum menutup acara, beliau menyemangati para pemuda yang hadir di kajian tersebut, “Pemuda-pemuda harus berani tampil membela Islam!”
Kajian tersebut dihadiri lebih dari 300 jamaah. Panitia secara suka rela membagikan dua buku tentang kesesatan dan bahaya ajaran takfiri Syiah untuk seluruh peserta yang hadir. Pembicara lain yang ikut memberikan materi tentang Syiah adalah seorang mantan penganut Syiah yang kini sudah bertaubat, Ustadz Basuki Rahmat, dan satu orang lagi adalah mahasiswa Irak yang pernah melakukan studi di Suriah. Mereka menceritakan pengalaman-pengalaman mereka ketika berinteraksi dan menjadi saksi kesesatan Syiah yang pernah mereka temui. (Nisyi/syiahindonesia.com/lppimakassar.com)
“Syiah itu tidak ubahnya kelelawar. Dia keluar saat gelap, yaitu saat umat Islam lalai,” jelasnya.
Aktivis MIUMI Pusat tersebut juga menekankan bahwa ajaran Syiah itu sangat lemah dan mudah untuk dibantah kebenarannya.
“Mereka (Syiah) itu lemah. Makanya kalau kelelawar itu dibawakan lampu senter, lalu kita arah ke wajahnya, takut dia,” tambahnya.
Rapuhnya ajaran takfiri Syiah, menurut beliau juga dibuktikan saat ini sudah banyak ulama-ulama besar Syiah yang bertaubat dan masuk Sunni. Sedangkan belum pernah sepanjang sejarah ada ulama besar Sunni yang murtad dan masuk Syiah.
“Ajaran Syiah itu rapuh! Buktinya sepanjang sejarah banyak ulama-ulama besar Syiah yang tobat dan masuk Sunni. Sedangkan tidak pernah ada ulama besar Sunni yang masuk Syiah!” jelasnya.
Menurut lulusan Master jurusan Politik Islam tersebut, berkembangnya Syiah di Indonesia ini bukan karena kehebatan ajarannya, bukan juga karena kehebatan dakwahnya, tapi karena diamnya umat Islam.
Sebelum menutup acara, beliau menyemangati para pemuda yang hadir di kajian tersebut, “Pemuda-pemuda harus berani tampil membela Islam!”
Kajian tersebut dihadiri lebih dari 300 jamaah. Panitia secara suka rela membagikan dua buku tentang kesesatan dan bahaya ajaran takfiri Syiah untuk seluruh peserta yang hadir. Pembicara lain yang ikut memberikan materi tentang Syiah adalah seorang mantan penganut Syiah yang kini sudah bertaubat, Ustadz Basuki Rahmat, dan satu orang lagi adalah mahasiswa Irak yang pernah melakukan studi di Suriah. Mereka menceritakan pengalaman-pengalaman mereka ketika berinteraksi dan menjadi saksi kesesatan Syiah yang pernah mereka temui. (Nisyi/syiahindonesia.com/lppimakassar.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: