Jakarta – Puluhan ulama dan tokoh Islam hari ini (Selasa, 26/08) mendatangi kantor Majelis Ulama Indonesia pusat di Gedung MUI Jl. Proklamasi No. 51, Menteng, Jakarta Pusat. Kunjungan ini merupakan tindak lanjut dari deklarasi Aliansi Nasional Anti Syiah (ANAS) pada 22 April lalu di Bandung.
Kunjungan ini disambut baik oleh MUI. KH. Ma’ruf Amin selaku wakil ketua umum MUI pusat menyambut hangat puluhan ulama dan tokoh Islam tersebut. Dalam sambutannya, beliau menegaskan bahwa MUI telah mengeluarkan keputusan terkait faham Syiah.
“Sebagaimana telah diputuskan MUI tahun 1984, maka kita harus waspada karena ada perbedaan prinsip antara Syiah dan Aswaja,” kata Ma’ruf. Adapun keputusan MUI tahun 1984 yang dimaksud itu berbunyi, “Faham Syi’ah sebagai salah satu faham yang terdapat dalam dunia Islam mempunyai perbedaan-perbedaan pokok dengan mazhab Sunni (Ahlus Sunnah Wal Jamm’ah) yang dianut oleh Umat Islam Indonesia”
Ia mengakui belum ada fatwa terkait aliran Syiah di tingkat nasional. Akan tetapi, lanjutnya, di tingkat daerah MUI sudah mengeluarkan fatwa akan kesesatan aliran Syiah.
“Kami masih memerlukan kajian dan data-data yang kongkrit tentang berdebatan apakah Syiah di Indonesia bukan Syiah yang sesat,” pangkasnya.
Oleh karena itu, audiensi ini dinilai sangat penting karena memberikan informasi-informasi dan masukan kepada MUI Pusat terkait dengan aliran Syiah.
“Ini penting karena majelis ulama akan memperoleh informasi tentang syiah” tegas Ma’ruf.
Ma’ruf juga kembali menegaskan bahwa MUI Pusat telah memiliki keputusan terkait ajaran Syiah yang tertuang pada keputusan MUI pada tahun 1984, sebagaimana yang disebutkan di atas.
Berdasarkan pemantauan reporter Kiblat.net di gedung MUI Pusat, sejumlah ulama tingkat nasional turut hadir dalam audiensi ANAS ini. Di antaranya KH. Athian Ali, KH. Abdullah Syafei, Hartono ahmad jaiz, Farid Okbah, Ahmad Rofii, Al-Khattath, pengamat militer Herman Ibrahim, Habib Zein Al-Kaff, KH. Ali Karrar, KH. Said Abd. Shamad, Anung Al-Hamat dan perwakilan ormas-ormas islam dan MUI-MUI daerah.
Sumber: Kiblat.net
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
Kunjungan ini disambut baik oleh MUI. KH. Ma’ruf Amin selaku wakil ketua umum MUI pusat menyambut hangat puluhan ulama dan tokoh Islam tersebut. Dalam sambutannya, beliau menegaskan bahwa MUI telah mengeluarkan keputusan terkait faham Syiah.
“Sebagaimana telah diputuskan MUI tahun 1984, maka kita harus waspada karena ada perbedaan prinsip antara Syiah dan Aswaja,” kata Ma’ruf. Adapun keputusan MUI tahun 1984 yang dimaksud itu berbunyi, “Faham Syi’ah sebagai salah satu faham yang terdapat dalam dunia Islam mempunyai perbedaan-perbedaan pokok dengan mazhab Sunni (Ahlus Sunnah Wal Jamm’ah) yang dianut oleh Umat Islam Indonesia”
Ia mengakui belum ada fatwa terkait aliran Syiah di tingkat nasional. Akan tetapi, lanjutnya, di tingkat daerah MUI sudah mengeluarkan fatwa akan kesesatan aliran Syiah.
“Kami masih memerlukan kajian dan data-data yang kongkrit tentang berdebatan apakah Syiah di Indonesia bukan Syiah yang sesat,” pangkasnya.
Oleh karena itu, audiensi ini dinilai sangat penting karena memberikan informasi-informasi dan masukan kepada MUI Pusat terkait dengan aliran Syiah.
“Ini penting karena majelis ulama akan memperoleh informasi tentang syiah” tegas Ma’ruf.
Ma’ruf juga kembali menegaskan bahwa MUI Pusat telah memiliki keputusan terkait ajaran Syiah yang tertuang pada keputusan MUI pada tahun 1984, sebagaimana yang disebutkan di atas.
Berdasarkan pemantauan reporter Kiblat.net di gedung MUI Pusat, sejumlah ulama tingkat nasional turut hadir dalam audiensi ANAS ini. Di antaranya KH. Athian Ali, KH. Abdullah Syafei, Hartono ahmad jaiz, Farid Okbah, Ahmad Rofii, Al-Khattath, pengamat militer Herman Ibrahim, Habib Zein Al-Kaff, KH. Ali Karrar, KH. Said Abd. Shamad, Anung Al-Hamat dan perwakilan ormas-ormas islam dan MUI-MUI daerah.
Sumber: Kiblat.net
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: