Syiahindonesia.com - Sebagai salah satu perguruan tinggi (PT) Islam di Balikpapan, Kalimantan Timur, Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Hidayatullah (STISHID) sangat berkepentingan ikut merespon fenomena yang belakangan ini menjadi isu nasional. Segenap sivitas akademikanya mengambil sikap tegas, menentang keberadaanimigran Syiah di Balikpapan.
“Kami para dosen dan mahasiswa akan terus berupaya turut mengawal kasus imigran Syiah dari Afganistan yang berada di Kota Beriman ini,” tegas Ketua STISHID Balikpapan Ustadz Abdul Ghofar Hadi dalam rilis resminya kepada hidayatullah.com, Selasa (09/12/2014).
Ia mengatakan, STISHID telah menempuh langkah-langkah sebagai bentuk dari sikap yang telah diambil. Misalnya, pihaknya telah mengirim tim untuk memantau dan menggali fakta dugaan keberadaan imigran Syiah di Lamaru (Balikpapan Timur).
Ia mengatakan, STISHID juga bekerjasama dengan pemerintah dan para tokoh untuk mengantisipasi segala kemungkinan. Pihaknya pun tidak bisa bergerak sendiri. Semua komponen umat Islam yang ada di Balikpapan harus bahu-membahu mengambil peran ini.
Waspada Militer Syiah
Sementara itu, Pembantu Ketua Bidang Kemahasiswian STISHID, Ustadz Lukman Hakim, mewanti-wanti kepada kaum Muslimin untuk mewaspadai imigran yang ditengarai penganut Syiah.
“Perlu diingat bahwa hampir di semua tempat di dunia ini, gerakan Syiah pasti bersenjata. Di Libanon ada Hizbullah, di Yaman ada gerakan al-Houthi (Al Hautsyi), juha di Iraq dan Suriah. Maka dengan melihat kepada fakta-fakta gerakan Syiah di dunia, dan perkembangan Syiah di Indonesia, wajar kalau kalangan kalangan Sunni di negeri ini khawatir,” papar alumnus Sudan ini.
Terkait imigran Afganistan di Balikpapan, ia mengatakan masyarakat Balikpapan sepatutnya waspada. Sebab menurutnya, kehadiran sekelompok orang asing dengan keyakinan seperti ini tentu sangatlah wajar membuat kita khawatir.
“Setidaknya kehadiran mereka dengan jumlah yang cukup besar, dan rata-rata berusia produktif, sangatlah wajar jika menimbulkan keresahan bagi umat Islam Balikpapan,” lanjutnya.
Suara Mahasiswa
Kekhawatiran gerakan Syiah ini juga menjadi pembicaraan serius di kalangan mahasiswa STISHID. Sebagaimana yang dilontarkan Arifuddin. Ketua BEM STISHID ini mewakili suara mahasiswa untuk menentang keberadaan Syiah di Indonesia khususnya Balikpapan.
“Akhir-akhir ini permasalahan Syiah sering menjadi bahan diskusi teman-teman mahasiswa, baik di forum resmi hingga pada dialog sehari-hari,” ujarnya dengan suara yang serak.
“Sudah sangat memprihatinkan, apalagi ada kesan pemerintah (RI. Red) yang sekarang membiarkan,” ujar Azhari, Ketua Ikatan Alumni STISHID ketika diminta mengomentari.
Azhari berharap, ormas Islam yang di Indonesia khususnya Balikpapan harus punya sikap tegas untuk melawan dan mencegah Syiah. Mulai dari MUI, pemerintahan, dan aparat militer harus mengambil peran satu suara menyuarakan penolakan Syiah. (hidayatullah.com/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
“Kami para dosen dan mahasiswa akan terus berupaya turut mengawal kasus imigran Syiah dari Afganistan yang berada di Kota Beriman ini,” tegas Ketua STISHID Balikpapan Ustadz Abdul Ghofar Hadi dalam rilis resminya kepada hidayatullah.com, Selasa (09/12/2014).
Ia mengatakan, STISHID telah menempuh langkah-langkah sebagai bentuk dari sikap yang telah diambil. Misalnya, pihaknya telah mengirim tim untuk memantau dan menggali fakta dugaan keberadaan imigran Syiah di Lamaru (Balikpapan Timur).
Ia mengatakan, STISHID juga bekerjasama dengan pemerintah dan para tokoh untuk mengantisipasi segala kemungkinan. Pihaknya pun tidak bisa bergerak sendiri. Semua komponen umat Islam yang ada di Balikpapan harus bahu-membahu mengambil peran ini.
Waspada Militer Syiah
Sementara itu, Pembantu Ketua Bidang Kemahasiswian STISHID, Ustadz Lukman Hakim, mewanti-wanti kepada kaum Muslimin untuk mewaspadai imigran yang ditengarai penganut Syiah.
“Perlu diingat bahwa hampir di semua tempat di dunia ini, gerakan Syiah pasti bersenjata. Di Libanon ada Hizbullah, di Yaman ada gerakan al-Houthi (Al Hautsyi), juha di Iraq dan Suriah. Maka dengan melihat kepada fakta-fakta gerakan Syiah di dunia, dan perkembangan Syiah di Indonesia, wajar kalau kalangan kalangan Sunni di negeri ini khawatir,” papar alumnus Sudan ini.
Terkait imigran Afganistan di Balikpapan, ia mengatakan masyarakat Balikpapan sepatutnya waspada. Sebab menurutnya, kehadiran sekelompok orang asing dengan keyakinan seperti ini tentu sangatlah wajar membuat kita khawatir.
“Setidaknya kehadiran mereka dengan jumlah yang cukup besar, dan rata-rata berusia produktif, sangatlah wajar jika menimbulkan keresahan bagi umat Islam Balikpapan,” lanjutnya.
Suara Mahasiswa
Kekhawatiran gerakan Syiah ini juga menjadi pembicaraan serius di kalangan mahasiswa STISHID. Sebagaimana yang dilontarkan Arifuddin. Ketua BEM STISHID ini mewakili suara mahasiswa untuk menentang keberadaan Syiah di Indonesia khususnya Balikpapan.
“Akhir-akhir ini permasalahan Syiah sering menjadi bahan diskusi teman-teman mahasiswa, baik di forum resmi hingga pada dialog sehari-hari,” ujarnya dengan suara yang serak.
“Sudah sangat memprihatinkan, apalagi ada kesan pemerintah (RI. Red) yang sekarang membiarkan,” ujar Azhari, Ketua Ikatan Alumni STISHID ketika diminta mengomentari.
Azhari berharap, ormas Islam yang di Indonesia khususnya Balikpapan harus punya sikap tegas untuk melawan dan mencegah Syiah. Mulai dari MUI, pemerintahan, dan aparat militer harus mengambil peran satu suara menyuarakan penolakan Syiah. (hidayatullah.com/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: