Syiahindonesia.com - Beredarnya kabar bahwa ratusan imigran gelap yang datang ke Balikpapan merupakan penganut Syiah membuat masyarakat resah. Apalagi, hasil pengamatan sejumlah aparat keamanan, para imigran yang berusia produktif itu juga rajin berlatih bela diri.
Seperti diberitakan Hidayatullah, seorang aparat keamanan bersama temannya tertarik untuk mengamati imigran gelap tersebut dan gerak-geriknya. Keduanya mendapatkan empat kesimpulan yang mencurigakan. Pertama, para imigran itu mengaku lari dari negerinya akibat mengalami penindasan namun anehnya tidak ada satupun dari mereka membawa identitas dari negara asal.
Kedua, mereka mengaku pencari suaka namun tidak ada satupun membawa keluarganya. Seluruh imigran adalah pemuda berusia 23 – 30 tahun. Tidak ada perempuan, tidak ada orang tua dan anak-anak.
Ketiga, mereka suka meneriakkan “Ya Husein, Ya Husein” pada peringatan Asyuro sebagaimana ritual Syiah. Dan keempat, rajin berlatih bela diri.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Balikpapan meminta umat Islam khususnya di Kota Beriman itu agar terus waspada.
“(Sikap) MUI Balikpapan sama seperti keputusan MUI Pusat untuk mewaspadai. Agar umat berhati-hati,” kata Sekretaris Umum MUI Balikpapan, Muhammad Jailani, seperti dikutip Hidayatullah, Sabtu (6/12/2014).
Jailani mengatakan, MUI Balikpapan tetap berpegang pada Fatwa MUI tahun 1984. Fatwa ini menyatakan bahwa paham Syiah mempunyai perbedaan pokok dengan Ahlus Sunnah wal Jamaah yang dianut oleh umat Islam di Indonesia.
Terkait benar-tidaknya kalau imigran itu penganut Syiah, Jailani mengaku pihaknya belum bisa memastikan. Sebab, MUI Balikpapan belum mendapatkan bukti kebenaran informasi tersebut.
“Saya ini belum bisa memberikan komentar banyak. Karena saya tidak tahu banyak. Yang jelas sesuai dengan pemberitaan mereka dibawa sebuah lembaga apa gitu,” tambahnya. (Ibnu K/bersamadakwah/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
Seperti diberitakan Hidayatullah, seorang aparat keamanan bersama temannya tertarik untuk mengamati imigran gelap tersebut dan gerak-geriknya. Keduanya mendapatkan empat kesimpulan yang mencurigakan. Pertama, para imigran itu mengaku lari dari negerinya akibat mengalami penindasan namun anehnya tidak ada satupun dari mereka membawa identitas dari negara asal.
Kedua, mereka mengaku pencari suaka namun tidak ada satupun membawa keluarganya. Seluruh imigran adalah pemuda berusia 23 – 30 tahun. Tidak ada perempuan, tidak ada orang tua dan anak-anak.
Ketiga, mereka suka meneriakkan “Ya Husein, Ya Husein” pada peringatan Asyuro sebagaimana ritual Syiah. Dan keempat, rajin berlatih bela diri.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Balikpapan meminta umat Islam khususnya di Kota Beriman itu agar terus waspada.
“(Sikap) MUI Balikpapan sama seperti keputusan MUI Pusat untuk mewaspadai. Agar umat berhati-hati,” kata Sekretaris Umum MUI Balikpapan, Muhammad Jailani, seperti dikutip Hidayatullah, Sabtu (6/12/2014).
Jailani mengatakan, MUI Balikpapan tetap berpegang pada Fatwa MUI tahun 1984. Fatwa ini menyatakan bahwa paham Syiah mempunyai perbedaan pokok dengan Ahlus Sunnah wal Jamaah yang dianut oleh umat Islam di Indonesia.
Terkait benar-tidaknya kalau imigran itu penganut Syiah, Jailani mengaku pihaknya belum bisa memastikan. Sebab, MUI Balikpapan belum mendapatkan bukti kebenaran informasi tersebut.
“Saya ini belum bisa memberikan komentar banyak. Karena saya tidak tahu banyak. Yang jelas sesuai dengan pemberitaan mereka dibawa sebuah lembaga apa gitu,” tambahnya. (Ibnu K/bersamadakwah/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: