Syiahindonesia.com - Ustadz Roisul Hukama, Mantan Pengurus Ikatan Jama’ah Ahlul Bayt Indonesia (IJABI) ini membeberkan kesesatan ajaran Syiah. Menurutnya, ajaran Syiah sudah bertolak belakang seratus persen dengan ajaran Islam.
“Bukan lagi separuh persen, tapi seratus persen. Jadi setelah tahu begitu saya out. Karena kita tidak mau semakin jauh. Nanti kita tidak mau jadi robot yang diremot. Ya kalau untung akhiratnya, sudah didunia diremote orang, akhiratnya pun kacau balau.” Tandasnya setelah Rapat antara MUI dengan Ulama Se Jawa Timur di kantor MUI Pusat, Selasa 24/01.
Adik kandung Tajul Muluk ini mulai aktif dalam struktur IJABI pada tahun 2007. Namun dalam perkembangannya, banyak kedustaan dan penyimpangan yang dilakukan Organisasi Syiah terbesar di Indonesia itu.
“Katanya (IJABI) mengusung pluralisme, nonpolitik. Katanya non mazhab, seluruh ahlul bait bisa masuk ke dalamnya. Tapi nyatanya, di dalam semua mau diajak ke wilayatul faqih. Wilayatul Faqih itu artinya revolusi imamah. Ketika saya tahu begitu dan penyimpangan-penyimpangan ushul lainyna, ini sudah masuk ahlul bid’ah fi akidah. Akhirnya saya keluar,” sambungnya.
Selanjutnya, ia juga membantah pemberitaan media sekuler dan opini yang dihembuskan bahwa konflik di Sampang terjadi karena persoalan keluarga. “Tidak ada itu. Malu mas, naïf bicara begitu, sampai-sampai dunia internasional turun tangan. Masak gara-gara keluarga. Istimewa sekali,” kilahnya.
Sebelumnya, Ketua Dewan Syura IJABI Jalaluddin Rakhmat mengatakan, konflik yang terjadi antara Sunni-Syiah di Sampang, Madura, bukan karena perbedaan pendapat, melainkan karena perbedaan pendapatan yang dipicu oleh konflik internal keluarga antara Ustadz Raisul Hukama dan kakaknya, Tajul Muluk. (Pz/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
“Bukan lagi separuh persen, tapi seratus persen. Jadi setelah tahu begitu saya out. Karena kita tidak mau semakin jauh. Nanti kita tidak mau jadi robot yang diremot. Ya kalau untung akhiratnya, sudah didunia diremote orang, akhiratnya pun kacau balau.” Tandasnya setelah Rapat antara MUI dengan Ulama Se Jawa Timur di kantor MUI Pusat, Selasa 24/01.
Adik kandung Tajul Muluk ini mulai aktif dalam struktur IJABI pada tahun 2007. Namun dalam perkembangannya, banyak kedustaan dan penyimpangan yang dilakukan Organisasi Syiah terbesar di Indonesia itu.
“Katanya (IJABI) mengusung pluralisme, nonpolitik. Katanya non mazhab, seluruh ahlul bait bisa masuk ke dalamnya. Tapi nyatanya, di dalam semua mau diajak ke wilayatul faqih. Wilayatul Faqih itu artinya revolusi imamah. Ketika saya tahu begitu dan penyimpangan-penyimpangan ushul lainyna, ini sudah masuk ahlul bid’ah fi akidah. Akhirnya saya keluar,” sambungnya.
Selanjutnya, ia juga membantah pemberitaan media sekuler dan opini yang dihembuskan bahwa konflik di Sampang terjadi karena persoalan keluarga. “Tidak ada itu. Malu mas, naïf bicara begitu, sampai-sampai dunia internasional turun tangan. Masak gara-gara keluarga. Istimewa sekali,” kilahnya.
Sebelumnya, Ketua Dewan Syura IJABI Jalaluddin Rakhmat mengatakan, konflik yang terjadi antara Sunni-Syiah di Sampang, Madura, bukan karena perbedaan pendapat, melainkan karena perbedaan pendapatan yang dipicu oleh konflik internal keluarga antara Ustadz Raisul Hukama dan kakaknya, Tajul Muluk. (Pz/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: