Oleh Dr. Raghib As Sirjani
CELOTEHAN DI PUBLIK
Sering sekali kita dapatkan, baik dalam surat kabar Arab maupun International, bahkan buletin-buletin, yang memuat berita tentang ancaman Amerika terhadap Iran, dan kemungkinan Amerika akan menyerang Iran dengan pasukan militernya, karena kegiatan nuklir yang di lakukan oleh Iran, sebagaimana pernyataan presiden Amerika George Bush.
Barangkali banyak yang bertanya-tanya: Mungkinkah Amerika akan merealisasikan keinginannya dengan membuka front baru untuk menginvasi Iran? Apakah ancaman proyek nuklir Iran dapat melawan Amerika mengulangi pengalaman di Irak? Apakah kepentingan Amerika di dunia Internasional mengharuskan melakukan langkah membahayakan ini?
Semua pertanyaan-pertanyaan diatas menjadikan dunia senantiasa mengikuti perkembangan isu sensitif ini...
Namun dalam hal ini, saya berangapan bahwa kemungkinan Amerika menginvasi Iran masih sangat jauh, bahkan tidak akan terwujud sama sekali…!, karena beberapa sebab, diantarnya;
Pertama: Amerika adalah negara cerdas, yang tidak akan bertindak bodoh untuk memerangi Iran. Jelas, bahwa tentara Amerika telah terjebak ke dalam perang Irak, dan menuai masalah-masalah pelik dengan menderita kerugian di luar perhitungan mereka, serta adanya desakan dari rakyat Amerika yang meminta untuk menarik pasukannya dari Irak, sebagaimana di kampanyekan oleh dua kandidat calon presiden Amerika, Barack Obama dan Mc Cain mengenai cara untuk mengakhiri masalah Irak.
Kedua: Amerika mengetahui pula jika memerangi Iran, maka ini bisa membuat seluruh ummat Islam baik Syiah maupun Sunni di seluruh dunia bersatu membantu Iran –paling tidak dalam masalah politik- juga akan menghentikan serangkaian pembantaian kaum Syiah terhadap Ahlisunnah di Irak, hal ini akan menambah permasalahan bagi Amerika, karena perlawanan di Irak sejatinya perlawanan melawan Ahlisunnah, sementara Iran juga telah siap membantu Syiah Irak, karena Ahlisunnah cenderung lebih banyak daripada Syiah, dan tidak diragukan lagi bahwa hal ini membawa dampak buruk bagi kedatangan Amerika.
Ketiga: Sesungguhnya diplomasi Amerika terhadap Iran yang terjadi pada tahun 1980, dalam upaya melepaskan sandera akibat revolusi Iran adalah nihil. Padahal ketika itu Amerika sudah menyiapkan tentara khusus dan pesawat tempur khusus untuk melepaskan sandera. Apalagi geografi Iran yang pegunungan dan bergurun semakin menyulitkan Amerika menginvasi negeri ini.
Keempat: Bukan perkara mudah sebuah negara mengambil keputusan menyerang negara nuklir. Amerika tahu betul bahwa proyek nuklir Iran bukan sebuah ilusi sebagaimana yang mereka tuduhkan kepada Irak, karena itu untuk menyerang negara ini, Amerika harus melindungi proyektil nuklir ketempat yang sesuai. Perlu kita ingat juga, bahwa Qatar merupakan pangkalan militer terbesar milik Amerika di timur tengah, sebagaimana domisili Yahudi di Palestina yang tidak jauh dari Iran, disamping adanya tentara Amerika yang bercokol di Irak dan Kuwait.
Kelima: Sesungguhnya sejarah telah menyatakan, bahwa daulah Syiah sejak dahulu tidak pernah mengusik dan memerangi negara non-muslim yang memerangi kaum Muslimin. Dan tidak biasa, daulah Syiah menampakkan taringnya terhadap para aggressor kecuali secara pribadi mereka berperang karena untuk menjaga wilayahnya, bahkan terkadang negara syi’ah ini menyimpan kekuatanya untuk menyerang negara sunnah yang berdekatan.!
Daulah Syiah Al Buwaihiyah tidak pernah memerangi daulah Bizantium Nashrani yang jaraknya sangat dekat, tetapi malah memerangi daulah Abasiyyah yang sunni.
Daulah Syiah Al Ubaidiyah atau Daulah Fathimiyah tidak memerangi pasukan salib di utara Andalusia, tetapi malah membantu mereka memerangai daulah Abudrrahman An Nashir yang sunni di selatan Andalusia.
Daulah Syiah Al Ubaidiyah atau Daulah Fathimiyah di Mesir, tidak memerangi pasukan salib ketika terjadi peperangan di Syam dan Palestina, akan tetapi mereka justru membantu memerangi daulah Salajiqoh (dinasti Saljuk) yang sunni di wilayah ini, bahkan menawarkan pembagian wilayah sunni diantara mereka.
Daulah Syiah As Shafawiyah tidak memerangi Prancis, Inggris dan Rusia, namun justru memerangi daulah Utsmaniyah yang sunni.
Daulah Syiah Iraan, tidak memerangi Rusia yang atheis, namun mereka menangkapi para pejuang Afghan. Tidak memerangi Amerika dan Yahudi, tapi malah memerangi Iraq selama delapan tahun.
Semua fakta sejarah ini mengambarkan bahwa Iran tidak akan pernah memerangi Yahudi ataupun Amerika kecuali jika berkaitan dengan wilayahnya. Dan akan tampak taringnya demi mempertahankan wilayah yang dikuasainya, sebagaimana yang di lakukan Syiah Hizbullah ketika wilayah Lebanon selatan terjajah.
Keenam: Kita lihat sejak beberapa bulan yang lalu, ketika kunjungan presiden Iran Ahmadi Nejad ke Iraq, sungguh kunjunganya di bawah perlindungan Amerika!! Hal ini semakin menguatkan, bahwa hubungannya dengan Amerika tidaklah seburuk yang di kabarkan oleh media massa.
Jika masalahnya seperti ini, mengapa proyek nuklir Iran tetap berlanjut dan semakin besar..!?
Hal ini tidak mengandung kemungkinan kecuali hanya satu, yaitu Amerika hendak membuat celotehan dengan Iran untuk mengintimidasi seluruh wilayah, sehingga alasan Amerika berada di Iraq dan daerah teluk dapat dibenarkan. Artinya Iran akan mengambil peran sebagaimana Shaddam Husain sebelum itu, sementara Amerika sangat ingin mempertahankan posisinya tanpa ada gangguan selama tiga belas tahun, sehingga masyarakat akan menerima keberadaan Amerika demi menjaga negeri-negeri Islam dari kejahatan Shaddam.
Kini era Shaddam telah berakhir, dan lemahnya kekuatan yang tidak lagi mengintimidasi mampu wilayah lainya. Kemudian Amerika berupaya membuat isu senjata pemusnah massal untuk menjajah Irak, meskipun kenyataannya tidak ada satupun ditemukan senjata pemusnah massal atau senjata lainnya, namun orang-orang cepat sekali melupakan peristiwa tersebut. Saat ini Amerika membutuhkan isu baru agar dapat tetap berada di bawah kendalinya, tanpa ada seorang pun yang mengganggu dan tidak pula ada yang berusaha menyerangnya. Dan Amerika tidak mendapati Negara yang lebih baik dalam masalah ini selain Iran, karena itu Amerika berupaya mengkampanyekan melalui media yang terorganisir.
Kini era Iran pun berakhir setelah beberapa tahun, dan Amerika berusaha mencari isu yang baru. Maka permainan ini tidak akan pernah berakhir kecuali jika umat Islam mampu membela diri dari berbagai macam isu di negerinya, sama saja apakah dari Iran, Amerika, Yahudi atau selain mereka.!! (nisyi/syiahindonesia.com)
Sumber: As-Syiah Nidhol am Dholal oleh Dr. Raghib As Sirjani
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
CELOTEHAN DI PUBLIK
Sering sekali kita dapatkan, baik dalam surat kabar Arab maupun International, bahkan buletin-buletin, yang memuat berita tentang ancaman Amerika terhadap Iran, dan kemungkinan Amerika akan menyerang Iran dengan pasukan militernya, karena kegiatan nuklir yang di lakukan oleh Iran, sebagaimana pernyataan presiden Amerika George Bush.
Barangkali banyak yang bertanya-tanya: Mungkinkah Amerika akan merealisasikan keinginannya dengan membuka front baru untuk menginvasi Iran? Apakah ancaman proyek nuklir Iran dapat melawan Amerika mengulangi pengalaman di Irak? Apakah kepentingan Amerika di dunia Internasional mengharuskan melakukan langkah membahayakan ini?
Semua pertanyaan-pertanyaan diatas menjadikan dunia senantiasa mengikuti perkembangan isu sensitif ini...
Namun dalam hal ini, saya berangapan bahwa kemungkinan Amerika menginvasi Iran masih sangat jauh, bahkan tidak akan terwujud sama sekali…!, karena beberapa sebab, diantarnya;
Pertama: Amerika adalah negara cerdas, yang tidak akan bertindak bodoh untuk memerangi Iran. Jelas, bahwa tentara Amerika telah terjebak ke dalam perang Irak, dan menuai masalah-masalah pelik dengan menderita kerugian di luar perhitungan mereka, serta adanya desakan dari rakyat Amerika yang meminta untuk menarik pasukannya dari Irak, sebagaimana di kampanyekan oleh dua kandidat calon presiden Amerika, Barack Obama dan Mc Cain mengenai cara untuk mengakhiri masalah Irak.
Kedua: Amerika mengetahui pula jika memerangi Iran, maka ini bisa membuat seluruh ummat Islam baik Syiah maupun Sunni di seluruh dunia bersatu membantu Iran –paling tidak dalam masalah politik- juga akan menghentikan serangkaian pembantaian kaum Syiah terhadap Ahlisunnah di Irak, hal ini akan menambah permasalahan bagi Amerika, karena perlawanan di Irak sejatinya perlawanan melawan Ahlisunnah, sementara Iran juga telah siap membantu Syiah Irak, karena Ahlisunnah cenderung lebih banyak daripada Syiah, dan tidak diragukan lagi bahwa hal ini membawa dampak buruk bagi kedatangan Amerika.
Ketiga: Sesungguhnya diplomasi Amerika terhadap Iran yang terjadi pada tahun 1980, dalam upaya melepaskan sandera akibat revolusi Iran adalah nihil. Padahal ketika itu Amerika sudah menyiapkan tentara khusus dan pesawat tempur khusus untuk melepaskan sandera. Apalagi geografi Iran yang pegunungan dan bergurun semakin menyulitkan Amerika menginvasi negeri ini.
Keempat: Bukan perkara mudah sebuah negara mengambil keputusan menyerang negara nuklir. Amerika tahu betul bahwa proyek nuklir Iran bukan sebuah ilusi sebagaimana yang mereka tuduhkan kepada Irak, karena itu untuk menyerang negara ini, Amerika harus melindungi proyektil nuklir ketempat yang sesuai. Perlu kita ingat juga, bahwa Qatar merupakan pangkalan militer terbesar milik Amerika di timur tengah, sebagaimana domisili Yahudi di Palestina yang tidak jauh dari Iran, disamping adanya tentara Amerika yang bercokol di Irak dan Kuwait.
Kelima: Sesungguhnya sejarah telah menyatakan, bahwa daulah Syiah sejak dahulu tidak pernah mengusik dan memerangi negara non-muslim yang memerangi kaum Muslimin. Dan tidak biasa, daulah Syiah menampakkan taringnya terhadap para aggressor kecuali secara pribadi mereka berperang karena untuk menjaga wilayahnya, bahkan terkadang negara syi’ah ini menyimpan kekuatanya untuk menyerang negara sunnah yang berdekatan.!
Daulah Syiah Al Buwaihiyah tidak pernah memerangi daulah Bizantium Nashrani yang jaraknya sangat dekat, tetapi malah memerangi daulah Abasiyyah yang sunni.
Daulah Syiah Al Ubaidiyah atau Daulah Fathimiyah tidak memerangi pasukan salib di utara Andalusia, tetapi malah membantu mereka memerangai daulah Abudrrahman An Nashir yang sunni di selatan Andalusia.
Daulah Syiah Al Ubaidiyah atau Daulah Fathimiyah di Mesir, tidak memerangi pasukan salib ketika terjadi peperangan di Syam dan Palestina, akan tetapi mereka justru membantu memerangi daulah Salajiqoh (dinasti Saljuk) yang sunni di wilayah ini, bahkan menawarkan pembagian wilayah sunni diantara mereka.
Daulah Syiah As Shafawiyah tidak memerangi Prancis, Inggris dan Rusia, namun justru memerangi daulah Utsmaniyah yang sunni.
Daulah Syiah Iraan, tidak memerangi Rusia yang atheis, namun mereka menangkapi para pejuang Afghan. Tidak memerangi Amerika dan Yahudi, tapi malah memerangi Iraq selama delapan tahun.
Semua fakta sejarah ini mengambarkan bahwa Iran tidak akan pernah memerangi Yahudi ataupun Amerika kecuali jika berkaitan dengan wilayahnya. Dan akan tampak taringnya demi mempertahankan wilayah yang dikuasainya, sebagaimana yang di lakukan Syiah Hizbullah ketika wilayah Lebanon selatan terjajah.
Keenam: Kita lihat sejak beberapa bulan yang lalu, ketika kunjungan presiden Iran Ahmadi Nejad ke Iraq, sungguh kunjunganya di bawah perlindungan Amerika!! Hal ini semakin menguatkan, bahwa hubungannya dengan Amerika tidaklah seburuk yang di kabarkan oleh media massa.
Jika masalahnya seperti ini, mengapa proyek nuklir Iran tetap berlanjut dan semakin besar..!?
Hal ini tidak mengandung kemungkinan kecuali hanya satu, yaitu Amerika hendak membuat celotehan dengan Iran untuk mengintimidasi seluruh wilayah, sehingga alasan Amerika berada di Iraq dan daerah teluk dapat dibenarkan. Artinya Iran akan mengambil peran sebagaimana Shaddam Husain sebelum itu, sementara Amerika sangat ingin mempertahankan posisinya tanpa ada gangguan selama tiga belas tahun, sehingga masyarakat akan menerima keberadaan Amerika demi menjaga negeri-negeri Islam dari kejahatan Shaddam.
Kini era Shaddam telah berakhir, dan lemahnya kekuatan yang tidak lagi mengintimidasi mampu wilayah lainya. Kemudian Amerika berupaya membuat isu senjata pemusnah massal untuk menjajah Irak, meskipun kenyataannya tidak ada satupun ditemukan senjata pemusnah massal atau senjata lainnya, namun orang-orang cepat sekali melupakan peristiwa tersebut. Saat ini Amerika membutuhkan isu baru agar dapat tetap berada di bawah kendalinya, tanpa ada seorang pun yang mengganggu dan tidak pula ada yang berusaha menyerangnya. Dan Amerika tidak mendapati Negara yang lebih baik dalam masalah ini selain Iran, karena itu Amerika berupaya mengkampanyekan melalui media yang terorganisir.
Kini era Iran pun berakhir setelah beberapa tahun, dan Amerika berusaha mencari isu yang baru. Maka permainan ini tidak akan pernah berakhir kecuali jika umat Islam mampu membela diri dari berbagai macam isu di negerinya, sama saja apakah dari Iran, Amerika, Yahudi atau selain mereka.!! (nisyi/syiahindonesia.com)
Sumber: As-Syiah Nidhol am Dholal oleh Dr. Raghib As Sirjani
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: