Syiahindonesia.com - Pada Selasa, 7 April 2015, DDII Jabar (Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia Jawa Barat) dan PAS Jabar (Pembela Ahlu Sunnah Jawa Barat) mengundang pakar pemikiran, Adian Husaini untuk memberikan materi soal hubungan antara Sepilis (Sekularisme, pluralisme, liberalisme) dengan Syiah di Pusdiklat DDII Jabar, Komplek Bumi Pakusarakan Lama, Jalan Kiansantang RT 06 RW 16 Kec. Ngamprah, Kab. Bandung Barat. Acara ini berlangsung dari pukul 17.00-21.00, dan diselingi shalat Maghrib berjamaah di masjid sebelah Pusdiklat.
Dalam acara yang dihadiri oleh lebih dari 50 orang undangan ini, Adian Husaini menyampaikan gagasan-gagasannya yang ditujukan untuk menghadapi Syiah. Di awal acara beliau menghimbau agar umat Muslim harus berhati-hati dalam membuat pernyataan atau menyebarkan informasi soal Syiah. Dibutuhkan klarifikasi dan bukti yang jelas serta matang mengenai hal tersebut. “Dibutuhkan profesionalitas, dalam situasi seperti ini kita tidak boleh salah melangkah.”, tegas Adian.
Kemudian beliau juga mengingatkan bahwa kekuatan itu bukan pada jumlah, karena umat Islam dahulu menguasai Andalusia selama 800 tahun dalam keadaan minoritas, begitu pula Yahudi membuat negara Israel bukan karena mereka banyak, jumlah mereka tidak sampai 10%, “Sebenarnya strategi menghadapi sesuatu itu bukan pada jumlah. Perlu ada satu kelompok yang memang spesialis profesional di bidangnya, karena Al-Qur’an pun memerintahkan demikian, Waltakumminkum ummatuyyad’uuna ilal khair”, tambahnya.
Menurut Adian Husaini, mesti ada pusat riset studi Syiah yang khusus meneliti dan menyimpan data-data mengenai Syiah yang lengkap, valid, jelas, dan terverifikasi sehingga umat Muslim mampu memberikan laporan kepada pusat kebijakan, yakni pemerintah. Misalnya, data soal kasus Sampang, data soal apakah di Bandung sudah ada nikah mut’ah, data soal dimana tempat latihan militer orang-orang Syiah, dan sebagainya. Sehingga tidak hanya sekedar mengatakan Syiah itu sesat atau Syiah itu bahaya.
Gagasan lainnya dari beliau adalah diantara umat Muslim mesti ada yang rutin diskusi atau mengajak dialog dengan orang Syiah kalau perlu tiap hari atau tiap minggu mendatangi mereka. Seperti Rasulullah SAW yang mendatangi kampung dan rumah orang Yahudi misalnya. Maka kita harus menyiapkan dai-dai yang terlatih untuk berargumen yang siap mendatangi dan mengajak secara baik-baik orang Syiah tersebut berdialog. Kualitas dai tersebut sangatlah penting agar bisa berdiskusi dengan kelas tokoh Syiah. (muhammad ridwan/abe/islamedia/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
Dalam acara yang dihadiri oleh lebih dari 50 orang undangan ini, Adian Husaini menyampaikan gagasan-gagasannya yang ditujukan untuk menghadapi Syiah. Di awal acara beliau menghimbau agar umat Muslim harus berhati-hati dalam membuat pernyataan atau menyebarkan informasi soal Syiah. Dibutuhkan klarifikasi dan bukti yang jelas serta matang mengenai hal tersebut. “Dibutuhkan profesionalitas, dalam situasi seperti ini kita tidak boleh salah melangkah.”, tegas Adian.
Kemudian beliau juga mengingatkan bahwa kekuatan itu bukan pada jumlah, karena umat Islam dahulu menguasai Andalusia selama 800 tahun dalam keadaan minoritas, begitu pula Yahudi membuat negara Israel bukan karena mereka banyak, jumlah mereka tidak sampai 10%, “Sebenarnya strategi menghadapi sesuatu itu bukan pada jumlah. Perlu ada satu kelompok yang memang spesialis profesional di bidangnya, karena Al-Qur’an pun memerintahkan demikian, Waltakumminkum ummatuyyad’uuna ilal khair”, tambahnya.
Menurut Adian Husaini, mesti ada pusat riset studi Syiah yang khusus meneliti dan menyimpan data-data mengenai Syiah yang lengkap, valid, jelas, dan terverifikasi sehingga umat Muslim mampu memberikan laporan kepada pusat kebijakan, yakni pemerintah. Misalnya, data soal kasus Sampang, data soal apakah di Bandung sudah ada nikah mut’ah, data soal dimana tempat latihan militer orang-orang Syiah, dan sebagainya. Sehingga tidak hanya sekedar mengatakan Syiah itu sesat atau Syiah itu bahaya.
Gagasan lainnya dari beliau adalah diantara umat Muslim mesti ada yang rutin diskusi atau mengajak dialog dengan orang Syiah kalau perlu tiap hari atau tiap minggu mendatangi mereka. Seperti Rasulullah SAW yang mendatangi kampung dan rumah orang Yahudi misalnya. Maka kita harus menyiapkan dai-dai yang terlatih untuk berargumen yang siap mendatangi dan mengajak secara baik-baik orang Syiah tersebut berdialog. Kualitas dai tersebut sangatlah penting agar bisa berdiskusi dengan kelas tokoh Syiah. (muhammad ridwan/abe/islamedia/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: