Syiahindonesia.com - Ketua Pengurus Cabang Nahdhatul Ulama (PCNU) Kota Tasikmalaya, KH. Didi Hudaya menyampaikan dirinya cemas dan sudah lama menyadari adanya pergerakan kelompok Syiah yang mulai tumbuh dan berkembang di Kota Tasikmalaya.
Untuk itu, KH. Didi menyampaikan perlu adanya langkah antisipasi yang harus dilakukan oleh masyarakat, termasuk di dalamnya warga NU Tasik terhadap perkembangan kelompok tersebut.
Langkah-langkah itu, menurutnya, lebih difokuskan kepada gerakan-gerakan yang sifatnya ideologis, bukan bersifat fisiks (melalui kekerasan fisik, red).
“Untuk antisipasi kita lebih kepada gerakan yang sifatnya ideologis, sebab mereka juga melakukan gerakan Ideologis,” cetus KH. Didi kepada hidayatullah.com.
Lebih lanjut lagi, KH. Didi mengungkapkan gerakan-gerakan ideologis yang dilakukan seperti memberikan informasi (sosialisasi, red) kepada masyarakat terkait dengan paham ajaran kelompok Syiah yang sebenarnya, serta juga memperkuat akidah umat melalui program-program yang dilakukan di dalam wadah NU sendiri.
“Terutama kepada kader-kader NU,” imbuh KH. Didi.
Didi menyampaikan bahwa pada setiap level kaderisasi di NU itu ada materi tentang Ahlus Sunnah Wal Jama’ah (Aswaja, red) yang di dalamnya memuat tentang firqah-firqah yang ada di dalam agama Islam. Bagaimana penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam firqah-firqah tersebut, lanjutnya, supaya bisa diantispasi oleh umat Islam wabil khusus warga Nahdhiyyin.
“Kita lebih fokus ke metode-metode seperti itu, bukan gerakan-gerakan yang bersifat fisik,” tegas KH. Didi.
Lebih lanjut lagi, KH. Didi menyampaikan bahwa NU itu punya media yang disebut dengan pengajian lailatul ijtima’ dan yaumul ijtima’, di mana secara rutin kegiatan itu dilaksanakan di setiap ranting untuk kepengurusan tingkat desa ataupun kelurahan serta setiap majelis wakil cabang untuk kepengurtusan di tingkat kecamatan.
“Kita gencar melalui media yang kita miliki itu. Sementara majelis-majelis taklim memang dipegang oleh para Kyai dan Ustad dari aktifis NU itu sendiri,” pungkas KH. Didi. (hidayatullah.com/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
Untuk itu, KH. Didi menyampaikan perlu adanya langkah antisipasi yang harus dilakukan oleh masyarakat, termasuk di dalamnya warga NU Tasik terhadap perkembangan kelompok tersebut.
Langkah-langkah itu, menurutnya, lebih difokuskan kepada gerakan-gerakan yang sifatnya ideologis, bukan bersifat fisiks (melalui kekerasan fisik, red).
“Untuk antisipasi kita lebih kepada gerakan yang sifatnya ideologis, sebab mereka juga melakukan gerakan Ideologis,” cetus KH. Didi kepada hidayatullah.com.
Lebih lanjut lagi, KH. Didi mengungkapkan gerakan-gerakan ideologis yang dilakukan seperti memberikan informasi (sosialisasi, red) kepada masyarakat terkait dengan paham ajaran kelompok Syiah yang sebenarnya, serta juga memperkuat akidah umat melalui program-program yang dilakukan di dalam wadah NU sendiri.
“Terutama kepada kader-kader NU,” imbuh KH. Didi.
Didi menyampaikan bahwa pada setiap level kaderisasi di NU itu ada materi tentang Ahlus Sunnah Wal Jama’ah (Aswaja, red) yang di dalamnya memuat tentang firqah-firqah yang ada di dalam agama Islam. Bagaimana penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam firqah-firqah tersebut, lanjutnya, supaya bisa diantispasi oleh umat Islam wabil khusus warga Nahdhiyyin.
“Kita lebih fokus ke metode-metode seperti itu, bukan gerakan-gerakan yang bersifat fisik,” tegas KH. Didi.
Lebih lanjut lagi, KH. Didi menyampaikan bahwa NU itu punya media yang disebut dengan pengajian lailatul ijtima’ dan yaumul ijtima’, di mana secara rutin kegiatan itu dilaksanakan di setiap ranting untuk kepengurusan tingkat desa ataupun kelurahan serta setiap majelis wakil cabang untuk kepengurtusan di tingkat kecamatan.
“Kita gencar melalui media yang kita miliki itu. Sementara majelis-majelis taklim memang dipegang oleh para Kyai dan Ustad dari aktifis NU itu sendiri,” pungkas KH. Didi. (hidayatullah.com/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: