Ritual Agama Syiah di Bandung |
Sebagai sebuah aliran sempalan, Syi’ah mencakup sistem keyakinan, fiqh, dan prinsip-prinsip lain yang semuanya merupakan kesatuan yang tak terpisahkan. Dengan demikian, aspek-aspek yang dirahasiakan menjadi jamak.
Dalam kesehariannya, penganut Syi’ah cenderung menutup diri. Mereka mempraktekkan taqiyah atau merahasiakan identitas asli. Hanya segelintir orang yang terbuka soal identitas Syiah.
Yang menjadi persoalan adalah aspek mana yang penting untuk dirahasiakan dan bagaimana caranya. Persoalannya kemudian menjadi semakin rumit ketika dihadapkan kepada prinsip-prinsip missionaris sebagai karakteristik umum agama dan kelompok yang mengharuskan penganutnya menyebarluaskan ajarannya kepada yang lain dan menarik pengikut sebanyak mungkin.
Meskipun taqiyah tidak identik dengan rahasia, namun praktik taqiyah berkaitan erat dengan rahasia. Yang jelas, taqiyah berkenaan dengan persoalan apakah yang perlu dirahasiakan atau disembunyikan. Dalam definisi taqiyah versi Syi’ah, yang disembunyikan adalah keyakinan. Tetapi, keyakinan berkaitan erat dengan identitas penganutnya, lembaga-lembaga, praktik-praktik keagamaan serta atribut-atribut yang terkait.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, dalam mencermati gerakan Syi’ah di Kabupaten Bandung maka kami menggunakan pendekatan leading sector atau poros penggerak dilihat dari periode kemunculannya.
Poros Bandung Timur: Kecamatan Rancaekek
Perkembangan Syi’ah di Kecamatan Rancaekek tidak terlepas dari keberadaan desa Sangiang, Haur Pugur, tempat kelahiran Jalaluddin Rakhmat pada 29 Agustus 1949. Di desa itu telah berdiri lembaga pendidikan Syi’ah dengan nama SMP Plus Muthahhari. Tepatnya di Kampung Lembanggede RT.02/RW. 03 Desa Sangiang Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung.
SMP Plus Muthahhari didirikan pada tahun 1997, yang diklaim oleh para pendirinya dikhususkan untuk “membantu” masyarakat sekitar dan mereka yang membutuhkan. Data kementrian pendidikan dan kebudayaan menunjukkan bahwa saat ini (Juni 2014) jumlah siswa yang belajar di tempat itu tercatat sebanyak 133 orang.
Untuk mendukung tercapainya Visi-Misi dan keberhasilan Yayasan—Syi’ah—Muthahhari, maka beberapa program promosi unggulan ditawarkan, antara lain:
Setiap siswa dibebaskan dari uang pendaftaran, uang bangunan (DSP) & SPP bulanan selama 3 tahun (Gratis)
Status sekolah terakreditasi
Tenaga pengajar yang professional dan kompeten dibidangnya yang merupakan lulusan Luar Negeri (Hauzah Ilmiah Qum, Iran) dan dalam negeri yang semuanya telah menyandang pendidikan S1 dari Universitas terkenal seperti: UPI, UIN/IAIN, UNISBA, UNPAD, UNPAS, UNINUS, STAI.
Selain itu, di tempat yang sama pada Ahad, 30 Maret 2014, diletakkan batu pertama untuk pendirian Klinik IJABI. Lokasi yang dipilih untuk pendirian Klinik ini adalah sepetak tanah yang dahulu menjadi rumah kedua orangtua Jalaluddin Rakhmat. Jalal menghabiskan masa kecilnya di rumah itu.
Masyarakat desa Sangiang, Haur Pugur, Kecamatan Rancaekek di Kabupaten Bandung ini diklaim oleh orang Syiah menyambut baik kehadiran Klinik IJABI. Daerah itu terletak di pertengahan antara dua titik keramaian: Rancaekek dan Cicalengka. Masyarakat harus menempuh jalan yang cukup jauh untuk mengakses puskesmas terdekat. Belum lagi medan tempuh yang berlubang dan berkubang. Bila banjir, daerah ini bisa terisolasi.
Klinik IJABI yang rencananya mulai beroperasi Agustus mendatang akan mengadopsi pola semi swadaya. Pemeriksaan gratis, obat-obatan standar dibantu, tetapi untuk keberlangsungan klinik ada penggantian biaya obat untuk beberapa kategori tertentu. Dengan cara ini, diharapkan Klinik dapat mandiri dalam empat tahun. Demikian disampaikan oleh dr. Faisal yang menjadi konsultan dalam proses pendirian Klinik ini.
Program klinik tersebut sesuai dengan salah satu misi yang diemban IJABI, yaitu memberikan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan. Di daerah itu pula berdiri sekretariat DPD IJABI Kabupaten Bandung.
Paparan di atas tampak jelas menunjukkan bahwa Syiah di kecamatan Rancaekek berafiliasi dengan ormas Syi’ah IJABI.
Meskipun keberadaan leading sector atau poros penggerak penyebaran Syi’ah di Bandung timur sudah lama diketahui, namun penyebaran penganutnya belum berhasil dipetakan secara lengkap dalam waktu hampir 10 tahun yang lalu, hingga akhirnya Allah membuka tabir semua itu melalui pencalegan dedengkot Syi’ah, Jalaluddin Rakhmat.
Jika dilihat dari data agregat perkecamatan di Kabupaten Bandung, perolehan suara Jalal di Kabupaten Bandung tersebar di 31 kecamatan. Rancaekek, tidak dapat dipungkiri menjadi kantong suara Jalal terbesar (3.718 orang) atau mencapai 2.17 % dari seluruh jumlah penduduk di kecamatan itu (170.949 jiwa).
Dalam wawancara dengan Faisal Assegaf dari merdeka.com, Jalal menyatakan, “Alhamdulillah di kampung saya (Rancaekek), saya menang mutlak sekitar 90 persen dan tidak memilih partai. Artinya saya sudah cukup dikenal di kampung saya.”
Adapun beberapa daerah “penyangga” yang menjadi target operasi “Syiah Rancaekek” meliputi Nagreg, Cicalengka, Cikancung, Cilengkrang, Cileunyi, Ibun, Kertasari, Majalaya, Pacet, Solokanjeruk.
Perolehan suara Jalal di masing-masing kecamatan yang menjadi target operasi “Syiah Rancaekek” itu dapat dipetakan sebagai berikut:
Kecamatan Nagreg
Perolehan suara Jalal di kecamatan Nagreg sebesar 834 atau mencapai 1.68 % dari seluruh jumlah penduduk di kecamatan itu (49.478 jiwa). Basis suara terbanyak terdapat di Desa Nagreg sebanyak 156 orang. Sementara paling sedikit terdapat di Desa Mandalawangi dengan 41 orang.
Kecamatan Cicalengka
Perolehan suara Jalal di kecamatan Cicalengka sebesar 1.306 atau mencapai 1.15 % dari seluruh jumlah penduduk di kecamatan itu (112.774 jiwa). Basis suara terbanyak terdapat di Desa Cicalengka Wetan sebanyak 294 orang. Sementara paling sedikit terdapat di Desa Dampit dengan 21 orang.
Kecamatan Cikancung
Perolehan suara Jalal di kecamatan Cikancung sebesar 1.037 atau mencapai 1.48 % dari seluruh jumlah penduduk di kecamatan itu (70.024 jiwa). Basis suara terbanyak terdapat di Desa Srirahayu sebanyak 158 orang. Sementara paling sedikit terdapat di Desa Cikancung dengan 67 orang.
Kecamatan Cilengkrang
Perolehan suara Jalal di kecamatan Cilengkrang sebesar 607 atau mencapai 1.26 % dari seluruh jumlah penduduk di kecamatan itu (48.018 jiwa). Basis suara terbanyak terdapat di Desa Jatiendah sebanyak 274 orang. Sementara paling sedikit terdapat di Desa Cilengkrang dengan 25 orang.
Kecamatan Cileunyi
Perolehan suara Jalal di kecamatan Cileunyi sebesar 1.811 atau mencapai 1.33 % dari seluruh jumlah penduduk di kecamatan itu (135.234 jiwa). Basis suara terbanyak terdapat di Desa Cinunuk sebanyak 576 orang. Sementara paling sedikit terdapat di Desa Cibiru Wetan dengan 152 orang.
Kecamatan Ibun
Perolehan suara Jalal di kecamatan Ibun sebesar 838 atau mencapai 1.05 % dari seluruh jumlah penduduk di kecamatan itu (79.172 jiwa). Basis suara terbanyak terdapat di Desa Pangguh sebanyak 108 orang. Sementara paling sedikit terdapat di Desa Tanggulun dengan 29 orang.
Kecamatan Kertasari
Perolehan suara Jalal di kecamatan Kertasari sebesar 471 atau mencapai 0.72 % dari seluruh jumlah penduduk di kecamatan itu (65.353 jiwa). Basis suara terbanyak terdapat di Desa Resmi Tingal sebanyak 157. Sementara paling sedikit terdapat di Desa Neglawangi dengan 8 orang.
Kecamatan Majalaya
Perolehan suara Jalal di kecamatan Majalaya sebesar 2.253 atau mencapai 1.49 % dari seluruh jumlah penduduk di kecamatan itu (150.643 jiwa).
Kecamatan Pacet
Perolehan suara Jalal di kecamatan Pacet sebesar 516 atau mencapai 0.46 % dari seluruh jumlah penduduk di kecamatan itu (111.187 jiwa). Basis suara terbanyak terdapat di Desa Cikawao sebanyak 159 orang. Sementara paling sedikit terdapat di Desa Sukarame dengan 11 orang.
Kecamatan Solokanjeruk
Perolehan suara Jalal di kecamatan Solokanjeruk sebesar 1.113 atau mencapai 1.53 % dari seluruh jumlah penduduk di kecamatan itu (72.403 jiwa). Basis suara terbanyak terdapat di Desa Cibodas sebanyak 269 orang. Sementara paling sedikit terdapat di Desa Langensari dengan 103 orang.
Kontribusi poros Bandung timur: Rancaekek dan beberapa kecamatan penyangganya terhadap perolehan suara Jalal tentu saja bukan suatu kebetulan dan tak cukup hanya mengandalkan “dua tangan” Jalal melainkan melibatkan “tangan-tangan” lain, sebagaimana akan dijelaskan pada beberapa edisi selanjutnya.
By Tim Sigabah Waspada, sigabah.com
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: