Syaihindonesia.com - Masalah radikalisme aliran agama menjadi bahasan dalam Ijtima Ulama Komisi Fatwa MUI Se-Indonesia V di Tegal. Para ulama yang duduk di Komisi Fatwa MUI ini menyoroti bahaya ideologi Syiah yang sudah menggurita di Indonesia.
“Negara perlu memperhatikan masalah ideologi Syiah ini,” kata Muhammad Ikhwan, seorang perwakilan MUI Sulawesi Selatan dalam pleno pembahasan radikalisme Ijtima Ulama Komisi Fatwa MUI Se-Indonesia V, Senin petang (08/06).
Ikhwan memperingatkan ancaman bahaya yang akan ditimbulkan Syiah dengan melihat kekacauan yang terjadi di Yaman. Akibat pemberontakan kelompok Syiah Hausti, saat ini negara di kawasan Teluk itu mengalami kehancuran dan rakyatnya terlantar.
“Kita harus berhati-hati, jangan sampai antara ahlussunnah terprovokasi,” imbuhnya.
Menanggapi peringatan yang disampaikan salah satu peserta ijtima’ tersebut, Irjen Pol. Tito Karnavian yang mewakili Kapolri menyatakan bahwa Polri juga mengamati Syiah. “Polri selalu mengamati potensi konflik dan potensi gangguan,” kata Tito.
Mantan Kepala Detasemen Khusus Antiteror (Densus) 88 itu mengatakan bahwa pengawasan terhadap Syiah dilakukan untuk mencegah konflik. Menurutnya, polisi terikat nilai toleransi keagamaaan dalam pengawasan aliran yang diwaspadai MUI itu. (kiblat.net/syaihindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
“Negara perlu memperhatikan masalah ideologi Syiah ini,” kata Muhammad Ikhwan, seorang perwakilan MUI Sulawesi Selatan dalam pleno pembahasan radikalisme Ijtima Ulama Komisi Fatwa MUI Se-Indonesia V, Senin petang (08/06).
Ikhwan memperingatkan ancaman bahaya yang akan ditimbulkan Syiah dengan melihat kekacauan yang terjadi di Yaman. Akibat pemberontakan kelompok Syiah Hausti, saat ini negara di kawasan Teluk itu mengalami kehancuran dan rakyatnya terlantar.
“Kita harus berhati-hati, jangan sampai antara ahlussunnah terprovokasi,” imbuhnya.
Menanggapi peringatan yang disampaikan salah satu peserta ijtima’ tersebut, Irjen Pol. Tito Karnavian yang mewakili Kapolri menyatakan bahwa Polri juga mengamati Syiah. “Polri selalu mengamati potensi konflik dan potensi gangguan,” kata Tito.
Mantan Kepala Detasemen Khusus Antiteror (Densus) 88 itu mengatakan bahwa pengawasan terhadap Syiah dilakukan untuk mencegah konflik. Menurutnya, polisi terikat nilai toleransi keagamaaan dalam pengawasan aliran yang diwaspadai MUI itu. (kiblat.net/syaihindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: