Tokoh Syiah Indonesia, Abdullah Baek |
Karena literatur yang benar inilah, ummat Islam tidak akan ada kontradiksi satu sama lain, terkecuali dalam hal furu’ yang mana Rasul pernah menyebutkan keduanya benar karena bersumber pada al-Quran dan as-Sunnah.
Sebaliknya, jika suatu ajaran tidak bersumber pada al-Quran dan as-Sunnah, pastilah akan ada kontradiski satu sama lain. Inilah yang terjadi pada agama Syiah. Kelompok yang mengaku-ngaku Islam ini kerap membuat ajaran-ajaran bid’ah yang sama sekali tidak berlandas pada sumber yang benar, al-Quran dan as-Sunnah, karena itulah dalam ajaran mereka banyak sekali kontradiksi antara ulama yang satu dengan yang lain, pun bahkan dalam hal prinsip.
Diantara fenomena kontradiksi itu adalah, bahwa para penganut Syiah membuat ajaran baru bernama ‘Idul Ghadir atau perayaan Asyura guna memperingati kematian cucu Rasulullah saw, Husain radhiyallahu ‘anhu.
Sejatinya perayaan ini adalah bathil, karena selain mengada-ada dalam agama, ritual ini juga membahayakan manusia dengan menyakiti diri sendiri. Bahkan kalau kita lihat diluar Negeri, kaum Syiah merayakan Asyura dengan menebas-nebaskan pedang ke punggung dan kepala mereka hingga keluar darah.
Tapi anehnya, tokoh Syiah di Indonesia, yaitu Abdullah Baek pernah mengeluarkan pernyataan yang sejatinya menyimpulkan bahwa ritual Asyura itu haram.
"Adapun memukul kepala dengan pedang dan segala hal yang melukai atau mencelakakan fisik, maka hal itu tidak diperbolehkan dan haram hukumnya.” Tulisnya dalam majalah Syiah “Syiar”.
Padahal, penganut Syiah yang melakukan ritual Asyura dengan memukul-mukul kepala dengan pedang atau alat-alat yang bisa melukai tubuh mereka itu biasa dilakukan oleh Syiah Iran yang justru kiblat dari penganut Syiah di Indonesia termasuk Abdullah Baek.
Entah ini salah satu amalan taqiyyah dari “ustadz” alumnus Qum ini karena masyarakat di Indonesia belum bisa menerima cara ritual Syiah di Iran ataukah dia menolak perayaan Asyura di Iran dan menganggapnya sesat?. Wallahu wa Rasuluhu a’lam
Beginilah sejatinya ajaran yang tidak berlandas pada wahyu, al-Quran dan as-Sunnah. Tidak sinkron satu sama lain, bahkan menjatuhkan ajaran yang hakikatnya ajaran itu ada pada agama mereka. Yang benar telah datang dan yg bathil telah lenyap.'Sesungguhnya sesuatu yg bathil itu pastilah lenyap. (nisyi/syiahindonesia.com)
Majalah Syiah "Syiar". Sumber foto afwaja.net |
Pernyataan pengharaman ritual Asyura di Iran oleh Abdullah Baek |
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: