Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS) mendatangi kantor Republika |
Sekretaris ANNAS, Tardjono Abu Muas mengatakan Sunni dan Syiah sampai kapanpun tidak akan bisa bersatu, untuk itu pihaknya menyampaikan keberatan terkait tulisan Republika pada rubrik Islam Digest halaman 18 yang membahas soal upaya penyatuan Sunni-Syiah (Taqrib).
“Sehari setelahnya kita mendatangi kantor Republika terkait tulisan tersebut,” kata Tardjono saat dihubungi hidayatullah.com, Rabu, (11/11/2015).
Pada pertemuan itu KH. Athian Ali, Ketua ANNAS Pusat, mengatakan bahwa persoalan Syiah bukan sekedar perbedaan madzhab, karena banyak ajaran-ajaran Syiah yang menyimpang. Sehingga menurutnya Syiah tidak sama dengan Sunni.
“Jadi, bukan sekadar perbedaan mazhab,” ujar Kiai Athian dikutip Republika.
Menganggapi persoalan taqrib yang seringkali didengungkan, Habib Zein Alkaff menyatakan bahwa hal itu memang merupakan bagian dari agenda yang dicanangkan oleh Syiah di Indonesia, mengingat posisi mereka sebagai minoritas. Taqrib, lanjut Habib Zein, juga diyakini sebagai bagian dari upaya pemuka-pemuka Syiah Iran yang merasa gagal menyebarkan alirannya.
”Akhirnya, mereka berusaha masuk melalui taqrib,” tukasnya.
Diantara tokoh ANNAS yang hadir pada saat itu, lanjut Tardjono, adalah ketua ANNAS Pusat, KH. Athian Ali, MA didampingi Habib Ahmad Zein Alkaff (Ketua Majelis Syuro ANNAS Pusat), Buya Abu Bakar Alhabsy (Ketua ANNAS DKI Jakarta), HM. Rizal Fadhillah SH, dan Dr. Abd. Chair Ramadhan (Dewan Pakar ANNAS Pusat).
Sebelum ini, Harian Republika memuat tulisan berjudul “Sunni dan Syiah Bersatu, Mungkinkah? Artikel mengutip tulisan Prof. Dr. Musthafa al-Rifa’I Islamuna fi at-Taufiq Baina as-Sunni wa asy-Syiah.
Sementara banyak yang menilai, gagasan itu telah lama usang dan ditolak kalangan Sunni akibat adanya taqiyah kelompok Syiah. (hidayatullah.com/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: