Sidang Liga Arab |
Meski mayoritas anggota setuju akan keputusan itu, tetapi Iraq dan Lebanon merasa keberatan. Iraq yang diwakili oleh Menteri Luar Negeri Ibrahim al-Jaafari, dengan tegas menolak keputusan tersebut.
“Tokoh-tokoh Iraq dan Hizbullah telah menjaga martabat bangsa Arab. Maka siapa yang menuduhnya sebagai teroris mereka itulah teroris,” tegasnya seperti dilansir Arabi21.
Sementara Aljazair mangaku masih akan meninjau kembali keputusan tersebut. Tetapi Ahmed Qattan Duta besar Saudi untuk Mesir melihat bahwa tidak ada tanda-tanda Aljazair keberatan dengan keputusan itu.
Syiahindonesia.com - Sedangkan Dewan Menteri Luar Negeri masih akan melanjutkan pertemuan dalam dua hari kedepan di Markas Besar Liga Arab di Kairo. Untuk mempertimbangkan kembali keputusan terkait penetapan Hizbullah sebagai kelompok teroris.
Wakil Menlu Bahrain Mohammed bin Mubarak Sayar membenarkan hal itu. Ia memaparkan bahwa saat ini Dewan Menteri Luar Negeri tengah mengkaji kembali keputusan yang dikeluarkan olen Liga Arab tersebut.
“Kami telah menerima berkas-berkas keputusan Liga Arab, terkait penetapan Hizbullah sebagai kelompok teroris,” ungkap Sayar.
Hizbullah diduga kuat memanfaatkan pengaruh politik Lebanon di teluk Arab. Milisi Syiah itu, juga memiliki persenjataan militer yang besar, dan berpatisipasi dalam perang Suriah di barisan Rezim bersama Iran. Akibatnya, sejumlah negara teluk melarang warganya mengunjungi Lebanon.
Tak heran, jika Arab Saudi membatalkan pemberian bantuan ke Lebanon sebesar USD 3 miliar atau senilai lebih dari Rp 39 triliun. Karena Lebanon engan memutus hubungan dengan Iran yang diketahui mensuport Hizbullah dan musuh politk bagi Saudi. Rencananya bantuan tersebut untuk pengadaan perlengkapan militer dari Prancis.
Menjelang itu semua, negara-negara teluk seperti Arab Saudi, Kuwait, Bahrain, telah menuduh Iran dan Hizbullah berada di balik kelompok teroris, dan penyelundupan senjata di Saudi.aik
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: