Bashar Assad |
Menurut laporan media pemerintah, dalam pengumuman bertepatan dengan awal Idul Fitri, operasi militer ditangguhkan selama 72 jam. Namun pesawat perang menjatuhkan bom di wilayah Aleppo utara pada Rabu. Pasukan pemerintah juga menembakkan peluru di kota terdekat dari Anadan.
Pemerintah Presiden Basyar Assad pada awal hari Idul Fitri telah menyatakan gencatan senjata tiga hari, yang berarti tidak akan ada serangan hingga akhir Jumat, menurut kantor berita SANA.
Gencatan senjata bertepatan dengan dimulainya perayaan Idul Fitri, menandai akhir bulan suci Ramadhan. Selama 72-jam “rezim tenang” akan diterapkan di seluruh negeri sampai tengah malam pada 8 Juli, kata tentara Suriah dalam sebuah pernyataan ulang di media lokal. Namun Assad telah menjilat ludahnya sendiri.
Dalam pernyataan yang diposting online, koalisi oposisi yang bergabung dalam FSA mengatakan setuju untuk gencatan senjata selama liburan Idul.
“Sampai sekarang, (pemerintah) tidak mematuhi apa yang telah diumumkannya sendiri, dan telah meluncurkan sejumlah serangan di berbagai daerah hari ini (Rabu),” kata pernyataan itu.
Pernyataan itu mengatakan aliansi oposisi menyambut baik upaya internasional yang telah menyebabkan pengumuman dari pemerintah Presiden Suriah Basyar Assad, tetapi kenyataannya serangan tidak berhenti.
Juru bicara Jaisyul Islam, Islam Alloush mengatakan, “Rezim telah membuat pengumuman ini murni untuk melarikan diri tekanan internasional. Tetapi di lapangan, saya tidak berpikir sesuatu telah berubah.”
Jaisyul Islam mengatakan dalam sebuah pernyataan terpisah bahwa meskipun gencatan senjata diumumkan, pemerintah dan pasukan sekutu telah menyerang kota Maydaa, di Ghouta Timur wilayah timur Damaskus. Maydaa telah dipegang oleh Jaiyul Islam.
Sebuah penghentian permusuhan ditengahi oleh kekuatan internasional pada bulan Februari untuk memfasilitasi perundingan untuk mengakhiri perang yang selama lima tahun di negara itu. Gencatan senjata disepakati untuk banyak milisi oposisi, tetapi tidak termasuk Jabhah Nusrah, yang berafiliasi kepada Al-Qaidah, dan Daulah Islam(juga dikenal sebagai ISIS).
Sejak itu, tentara Suriah dan militer Rusia, yang mendukung Assad, telah mengumumkan sejumlah gencatan senjata. Tetapi serangan udara dan pertempuran sering terlepas dari deklarasi.
Konflik Suriah dimulai dengan protes sebagian besar massa tak bersenjata di bulan Maret 2011, tapi dengan cepat berubah menjadi perang skala penuh. Lebih dari 270.000 orang telah tewas selama periode lima tahun, menurut Observatorium Suriah. (kiblat)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: