Syiahindonesia.com - Setiap tanggal 10 Muharram, kaum Syiah memperingati ritual Asyura. Dengan dalih memperingati kematian Husain bin Ali RA, mereka mencambuk dan melukai diri sendiri sebagai tanda bersedih dan berduka. Dalam acara tersebut, mereka berteriak-teriak, “Ya Husain.. ya Husain.” Ritual ini disebut juga dengan tathbir.
Kegiatan menyiksa diri itulah yang sedang ramai dibicarakan, terutama terkait Walikota Bogor Bima Arya yang dengan tegas melarang perayaan Syiah tersebut di kotanya. Bima beralasan, kegiatan tersebut meresahkan warga. Seperti sudah diperkirakan, keputusan tersebut menuai tsunami. Pegiat Syiah berkolaborasi dengan kelompok liberalis dan kiri menggalang penentangan dan pengecaman terhadap Bima.
Secara akal, banyak logika terbolak-balik yang terjadi pada ritual ini. Salah satu pertanyaan yang hingga kini belum terjawab, dari sekian putra Ali bin Abi Thalib RA, mengapa hanya Husain RA saja yang diperingati kematiannya secara dramatis ini? Sebagai pendahuluan, mari kita mengenal nama-nama putra Ali bin Abi Thalib, yaitu: 1. Al-Hasan, 2. Al-Husein, 3. Al-Muhsin, 4. Al-Abbas, 5. Hilal, 6. Abdullah, 7. Ja’far, 8. Utsman, 9. Ubaidillah, 10. Abu Bakar dan 11. Umar.
Lalu mengapa hanya Al-Husein saja yang diperingati sedemikian hebohnya? Kalau cara kematian Al-Husein RA yang dibunuh secara tragis, maka sang bapak, Ali bin Abi Thalib RA juga meregang nyawa oleh sebuah pengkhianatan yang tak kalah kejamnya. Kalau Al-Husein memiliki nasab yang tersambung ke Rasulullah SAW, yang tidak dimiliki Ali bin Abi Thalib, maka mengapa 10 saudara Al-Husain yang sama-sama cucu langsung Nabi SAW “dianak-tirikan?”
Kultus terhadap Al-Husain RA yang dilakukan oleh kelompok Syiah tidak berhenti di sini. Dari jalur keturunan Al-Husain inilah mereka menetapkan 12 orang yang disebut sebagai Imam yang sangat disakralkan. Semuanya adalah keturunan Al-Husain RA, tidak ada satupun cucu Ali bin Abi Thalib RA dari jalur anaknya yang lain.
Mengapa sedemikian jauh perlakuan Syiah terhadap Al-Husain dibandingkan cucu-cucu Nabi SAW lainnya? Mari simak fakta berikut ini.
Ketika kerajaan Persi runtuh oleh serangan kaum Muslimin di masa kekhilafahan Umar bin Khattab RA, raja Persi saat itu, Yazdajir terbunuh. Beberapa putri Yazdajir kemudian menjadi tawanan pasukan Muslimin. Oleh Khalifah Umar bin Khattab RA, anak-anak Yazdajir tersebut dihadiahkan kepada beberapa orang.
Dalam kitab Al-Bidayah wan Nihayah, Ibnu Katsir menyebutkan masing-masing nama putri Yazdajir tersebut. Jumlahnya tiga orang, dihadiahkan kepada Abdullah bin Umar; lalu satunya lagi dihadiahkan kepada Muhammad bin Abu Bakar, dan seorang lagi bernama Syahzanah diberikan kpada Al-Husein bin Abi Thalib RA. Pernikahan Al-Husein dengan Syahzanah inilah yang kemudian melahirkan generasi, dan dari garis keturunan ini pulalah kaum Syiah menetapkan 12 Imam mereka yang ma’shum.
Dari sini, sangat kentara sekali ada unsur pengkultusan terhadap keturunan dinasti Persi dari putra-putra Syahzanah, anak Raja Yazdajir. Dari sini pulalah kemudian muncul pertanyaan besar: sebenarnya ritual Asyura yang menggambarkan duka cita atas kematian Al-Husein, lalu penetapan imam 12 yang ma’shum bagai kedudukan Nabi, benarkah semua itu wujud dari kecintaan kepada keluarga Nabi SAW, atau sebuah fanatisme dinasti Persi, kaum Majusi penyembah api? (kiblat)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
Add caption |
Kegiatan menyiksa diri itulah yang sedang ramai dibicarakan, terutama terkait Walikota Bogor Bima Arya yang dengan tegas melarang perayaan Syiah tersebut di kotanya. Bima beralasan, kegiatan tersebut meresahkan warga. Seperti sudah diperkirakan, keputusan tersebut menuai tsunami. Pegiat Syiah berkolaborasi dengan kelompok liberalis dan kiri menggalang penentangan dan pengecaman terhadap Bima.
Secara akal, banyak logika terbolak-balik yang terjadi pada ritual ini. Salah satu pertanyaan yang hingga kini belum terjawab, dari sekian putra Ali bin Abi Thalib RA, mengapa hanya Husain RA saja yang diperingati kematiannya secara dramatis ini? Sebagai pendahuluan, mari kita mengenal nama-nama putra Ali bin Abi Thalib, yaitu: 1. Al-Hasan, 2. Al-Husein, 3. Al-Muhsin, 4. Al-Abbas, 5. Hilal, 6. Abdullah, 7. Ja’far, 8. Utsman, 9. Ubaidillah, 10. Abu Bakar dan 11. Umar.
Lalu mengapa hanya Al-Husein saja yang diperingati sedemikian hebohnya? Kalau cara kematian Al-Husein RA yang dibunuh secara tragis, maka sang bapak, Ali bin Abi Thalib RA juga meregang nyawa oleh sebuah pengkhianatan yang tak kalah kejamnya. Kalau Al-Husein memiliki nasab yang tersambung ke Rasulullah SAW, yang tidak dimiliki Ali bin Abi Thalib, maka mengapa 10 saudara Al-Husain yang sama-sama cucu langsung Nabi SAW “dianak-tirikan?”
Kultus terhadap Al-Husain RA yang dilakukan oleh kelompok Syiah tidak berhenti di sini. Dari jalur keturunan Al-Husain inilah mereka menetapkan 12 orang yang disebut sebagai Imam yang sangat disakralkan. Semuanya adalah keturunan Al-Husain RA, tidak ada satupun cucu Ali bin Abi Thalib RA dari jalur anaknya yang lain.
Mengapa sedemikian jauh perlakuan Syiah terhadap Al-Husain dibandingkan cucu-cucu Nabi SAW lainnya? Mari simak fakta berikut ini.
Ketika kerajaan Persi runtuh oleh serangan kaum Muslimin di masa kekhilafahan Umar bin Khattab RA, raja Persi saat itu, Yazdajir terbunuh. Beberapa putri Yazdajir kemudian menjadi tawanan pasukan Muslimin. Oleh Khalifah Umar bin Khattab RA, anak-anak Yazdajir tersebut dihadiahkan kepada beberapa orang.
Dalam kitab Al-Bidayah wan Nihayah, Ibnu Katsir menyebutkan masing-masing nama putri Yazdajir tersebut. Jumlahnya tiga orang, dihadiahkan kepada Abdullah bin Umar; lalu satunya lagi dihadiahkan kepada Muhammad bin Abu Bakar, dan seorang lagi bernama Syahzanah diberikan kpada Al-Husein bin Abi Thalib RA. Pernikahan Al-Husein dengan Syahzanah inilah yang kemudian melahirkan generasi, dan dari garis keturunan ini pulalah kaum Syiah menetapkan 12 Imam mereka yang ma’shum.
Dari sini, sangat kentara sekali ada unsur pengkultusan terhadap keturunan dinasti Persi dari putra-putra Syahzanah, anak Raja Yazdajir. Dari sini pulalah kemudian muncul pertanyaan besar: sebenarnya ritual Asyura yang menggambarkan duka cita atas kematian Al-Husein, lalu penetapan imam 12 yang ma’shum bagai kedudukan Nabi, benarkah semua itu wujud dari kecintaan kepada keluarga Nabi SAW, atau sebuah fanatisme dinasti Persi, kaum Majusi penyembah api? (kiblat)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: