Syiahindonesia.com - Al-Hurr Al-‘Amiliy menyatakan:
قال بعض المحققين من مشايخنا المعاصرين: اعلم أن هذا الاسم وهو اسم التصوف كان مستعملا في فرقة من الحكماء الزايغين عن الصواب، ثم بعدهم في جماعة من الزنادقة وأهل الخلاف من أعداء آل محمد عليهم السلام كالحسن البصري (1) وسفيان الثوري (2) ونحوهما. ثم جاء فيمن جاء بعدهم وسلك سبيلهم كالغزالي (3) رأس الناصبين لأهل البيت ولم يستعمله أحد من الإمامية لا في زمن الأئمة عليهم السلام ولا بعده إلى قريب من هذا الزمان
“Telah berkata sebagian muhaqqiq dari guru-guru mu’ashirin kami : “Ketahuilah, sesungguhnya nama ini yaitu nama tashawwuf adalah nama yang digunakan dalam firqah para hakim yang menyimpang dari kebenaran. Kemudian setelah mereka digunakan oleh kelompok dari orang-orang zindiq dan para penyelisih dari musuh-musuh Aalu Muhammad (Ahlul-Bait) ‘alaihim as-salam seperti Hasan Al-Bashriy, Sufyan Ats-Tsauriy, dan yang seperti keduanya. Kemudian datang (digunakan) oleh orang yang datang setelah mereka dan menempuh jalan mereka seperti Al-Ghazaliy sang pemimpin para Nashibi yang menentang Ahlul Bait. Nama tersebut (tashawwuf) tidak digunakan oleh satu pun dari Syi’ah Imamiyyah. Tidak pada zaman para Imam ‘alaihim as-salam dan tidak pula setelahnya hingga dekat dari zaman ini.”[1]
Sebagaimana Al-Hurr Al-‘Amiliy juga membuat bahasan khusus mengenai Imam Al-Ghazaliy beserta tuduhan yang dilontarkan kepada beliau pada hal. 163 sebagai cabang dari pasal ke-3. Juga pasal khusus mengenai Hasan Al-Bashriy pada hal. 171 (setelah pembahasan Ibnu ‘Arabiy) dan turut dilontarkan tuduhan dan celaan terhadapnya berdasarkan riwayat-riwayat Syi’ah. Begitu juga terhadap Sufyan Ats-Tsauriy yang dia membuat pasal khusus berkenaan dengannya pada hal. 174. Dan Abu Bakr Al-Baghdadiy hal. 180. Maka semakin jelaslah bahwa Syi’ah memang benar-benar berlepas diri dari tashawwuf baik yang berfaham wahdatul wujud ataupun tidak.
Dan yang demikian turut pula dinukil oleh dedengkot Nikmatullah Al-Jazairy (1050 H – 1112 H) dalam kitabnya Al-Anwar An-Nu’maniyyah pada bab khusus berkenaan Nashibiy dan Shufiy yaitu:
ظلمة حالكة في بيان أحوال الصوفية والنواصب
“Kegelapan Hitam: Mengenai Penjelasan Keadaaan Shufiyyah dan Nawashib.”[2]
[1] Ibid, hal. hal. 15
[2] Al-Anwar An-Nu’maniyyah 2/193, Terb. Darul-Qari’. Adapun penyebutan Al-Ghazaliy dalam bab di atas dari Al-Anwar An-Nu’maniyyah bisa dilihat pada halaman-halaman berikutnya yaitu hal. 196.
Diambil dari ebook Himpunan Fatwa Ulama Syi'ah, edisi: Takfir, oleh: Muhammad Jasir Nashrullah. (nisyi/jurnalmuslim.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
قال بعض المحققين من مشايخنا المعاصرين: اعلم أن هذا الاسم وهو اسم التصوف كان مستعملا في فرقة من الحكماء الزايغين عن الصواب، ثم بعدهم في جماعة من الزنادقة وأهل الخلاف من أعداء آل محمد عليهم السلام كالحسن البصري (1) وسفيان الثوري (2) ونحوهما. ثم جاء فيمن جاء بعدهم وسلك سبيلهم كالغزالي (3) رأس الناصبين لأهل البيت ولم يستعمله أحد من الإمامية لا في زمن الأئمة عليهم السلام ولا بعده إلى قريب من هذا الزمان
“Telah berkata sebagian muhaqqiq dari guru-guru mu’ashirin kami : “Ketahuilah, sesungguhnya nama ini yaitu nama tashawwuf adalah nama yang digunakan dalam firqah para hakim yang menyimpang dari kebenaran. Kemudian setelah mereka digunakan oleh kelompok dari orang-orang zindiq dan para penyelisih dari musuh-musuh Aalu Muhammad (Ahlul-Bait) ‘alaihim as-salam seperti Hasan Al-Bashriy, Sufyan Ats-Tsauriy, dan yang seperti keduanya. Kemudian datang (digunakan) oleh orang yang datang setelah mereka dan menempuh jalan mereka seperti Al-Ghazaliy sang pemimpin para Nashibi yang menentang Ahlul Bait. Nama tersebut (tashawwuf) tidak digunakan oleh satu pun dari Syi’ah Imamiyyah. Tidak pada zaman para Imam ‘alaihim as-salam dan tidak pula setelahnya hingga dekat dari zaman ini.”[1]
Sebagaimana Al-Hurr Al-‘Amiliy juga membuat bahasan khusus mengenai Imam Al-Ghazaliy beserta tuduhan yang dilontarkan kepada beliau pada hal. 163 sebagai cabang dari pasal ke-3. Juga pasal khusus mengenai Hasan Al-Bashriy pada hal. 171 (setelah pembahasan Ibnu ‘Arabiy) dan turut dilontarkan tuduhan dan celaan terhadapnya berdasarkan riwayat-riwayat Syi’ah. Begitu juga terhadap Sufyan Ats-Tsauriy yang dia membuat pasal khusus berkenaan dengannya pada hal. 174. Dan Abu Bakr Al-Baghdadiy hal. 180. Maka semakin jelaslah bahwa Syi’ah memang benar-benar berlepas diri dari tashawwuf baik yang berfaham wahdatul wujud ataupun tidak.
Dan yang demikian turut pula dinukil oleh dedengkot Nikmatullah Al-Jazairy (1050 H – 1112 H) dalam kitabnya Al-Anwar An-Nu’maniyyah pada bab khusus berkenaan Nashibiy dan Shufiy yaitu:
ظلمة حالكة في بيان أحوال الصوفية والنواصب
“Kegelapan Hitam: Mengenai Penjelasan Keadaaan Shufiyyah dan Nawashib.”[2]
[1] Ibid, hal. hal. 15
[2] Al-Anwar An-Nu’maniyyah 2/193, Terb. Darul-Qari’. Adapun penyebutan Al-Ghazaliy dalam bab di atas dari Al-Anwar An-Nu’maniyyah bisa dilihat pada halaman-halaman berikutnya yaitu hal. 196.
Diambil dari ebook Himpunan Fatwa Ulama Syi'ah, edisi: Takfir, oleh: Muhammad Jasir Nashrullah. (nisyi/jurnalmuslim.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: