Syiahindonesia.com - Milisi Syiah Afghanistan di Suriah yang tergabung dalam Brigade Fatimiyun dinilai menjaadi ancaman utama bagi situasi keamanan di Afghanistan ke depan.
Menurut lembaga studi IRAM yang berpusat di Istanbul, brigade tersebut memiliki ikatan yang kuat dengan pemerintah Suriah karena telah bertempur bersama selama bertahun-tahun dan mendapat pelatihan langsung dari pasukan Garda Revolusi Iran (IRGC).
Sejak pendudukan AS atas Iraq pada 2003, dalam beberapa tahun terkahir pemerintah Iran aktif melakukan perekrutan kelompok-kelompok bersenjata di kawasan.
“Kebijakan Iran telah berjalan terhadap kelompok-kelompok ini. Dengan menanamkan ideologi sektarian, meningkatkan pengaruhnya di kawasan, dan mampu menjadi kaki tangan dari rezim Assad di Suriah,” kata lembaga studi itu.
IRAM mengatakan bahwa brigade Fatimiyun adalah milisi Syiah terbesar kedua setelah Hizbullah Lebanon. Anggota milisi ini dinilai juga telah ada di Suriah sebelum pecahnya revolusi. Mereka menjadi pengungsi ketika situasi keamanan di Afghanistan memburuk. Dalam hal ini, IRGC memanfaatkan kondisi mereka dengan memberikan pelatihan dan militer, yang pada akhirnya melakukan perekrutan.
Iran bertekad menggunakan anggota milisi untuk memaksakan pengaruh dan kebijakan negaranya, terutama dalam perang Suriah. Meskipun ada kemungkinan bahwa mereka juga akan ditempatkan ke negara-negara konflik lainnya di luar Suriah.
Menurut laporan IRAM, sekitar 18 ribu milisi asing Syiah berada di Suriah. Iran mengirim mereka untuk mendukung rezim Assad dan melakukan penindasan terhadap warga Suriah. Dalam barisan brigade Fatimiyun di Aleppo saja, sekitar 2.000 warga Afghanistan aktif menjadi bagian dari milisi. (kiblat)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
Menurut lembaga studi IRAM yang berpusat di Istanbul, brigade tersebut memiliki ikatan yang kuat dengan pemerintah Suriah karena telah bertempur bersama selama bertahun-tahun dan mendapat pelatihan langsung dari pasukan Garda Revolusi Iran (IRGC).
Sejak pendudukan AS atas Iraq pada 2003, dalam beberapa tahun terkahir pemerintah Iran aktif melakukan perekrutan kelompok-kelompok bersenjata di kawasan.
“Kebijakan Iran telah berjalan terhadap kelompok-kelompok ini. Dengan menanamkan ideologi sektarian, meningkatkan pengaruhnya di kawasan, dan mampu menjadi kaki tangan dari rezim Assad di Suriah,” kata lembaga studi itu.
IRAM mengatakan bahwa brigade Fatimiyun adalah milisi Syiah terbesar kedua setelah Hizbullah Lebanon. Anggota milisi ini dinilai juga telah ada di Suriah sebelum pecahnya revolusi. Mereka menjadi pengungsi ketika situasi keamanan di Afghanistan memburuk. Dalam hal ini, IRGC memanfaatkan kondisi mereka dengan memberikan pelatihan dan militer, yang pada akhirnya melakukan perekrutan.
Iran bertekad menggunakan anggota milisi untuk memaksakan pengaruh dan kebijakan negaranya, terutama dalam perang Suriah. Meskipun ada kemungkinan bahwa mereka juga akan ditempatkan ke negara-negara konflik lainnya di luar Suriah.
Menurut laporan IRAM, sekitar 18 ribu milisi asing Syiah berada di Suriah. Iran mengirim mereka untuk mendukung rezim Assad dan melakukan penindasan terhadap warga Suriah. Dalam barisan brigade Fatimiyun di Aleppo saja, sekitar 2.000 warga Afghanistan aktif menjadi bagian dari milisi. (kiblat)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: