Syiahindonesia.com - Ribuan anak-anak terancam mati kedinginan di jalanan kota Aleppo setelah evakuasi warga sipil dari kota itu tertunda karena perdebatan soal nasib dua desa di dekat Aleppo.
Ratusan keluarga hanya bisa saling memeluk dan meringkuk untuk mengurangi rasa dingin di jalanan dan di puing-puing bangunan.
Di tengah suhu di bawah nol derajat Celcius, Sabtu (17/12/2016) malam, mereka harus menunggu digelarnya kembali proses evakuasi setelah sempat tertunda.
Para orangtua terpaksa membakar sampah atau apapun dan membungkus anak-anak mereka dengan menggunakan selimut.
Baca: Pesan Terakhir Pelda Agung Untuk Istrinya Sebelum Lepas Landas
Di tengah malam itu mereka dihadapkan pada dua pilihan sulit yaitu bertahan di tengah cuaca dingin untuk mempertahankan posisi antrean atau pergi mencari perlindungan tapi kehilangan posisi antrean.
"Mereka pada dasarnya harus mengambil satu keputusan yang sama-sama tragis," kata Melodie Schindler, juru bicara Komite Palang Merah Internasional (ICRC).
Seorang pengungsi anak dari Aleppo tersenyum dan melambaikan tangan setelah masuk ke dalam bus yang akan mengevakuasi mereka keluar dari kota yang hancur tersebut. (Reuters/Telegraph)
Suhu udara di Aleppo diperkirakan akan anjlok hingga -3 derajat Celcius dan ICRC serta organisasi kemanusiaan lainnya memperingatkan anak-anak dan korban luka berisiko tewas dalam kondisi ini.
"Musim dingin ini akan membunuh ribuan orang yang tak memiliki rumah untuk melindungi mereka," kata Dewan Pengungsi Norwegia (NRC). (tribbun)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
Ratusan keluarga hanya bisa saling memeluk dan meringkuk untuk mengurangi rasa dingin di jalanan dan di puing-puing bangunan.
Di tengah suhu di bawah nol derajat Celcius, Sabtu (17/12/2016) malam, mereka harus menunggu digelarnya kembali proses evakuasi setelah sempat tertunda.
Para orangtua terpaksa membakar sampah atau apapun dan membungkus anak-anak mereka dengan menggunakan selimut.
Baca: Pesan Terakhir Pelda Agung Untuk Istrinya Sebelum Lepas Landas
Di tengah malam itu mereka dihadapkan pada dua pilihan sulit yaitu bertahan di tengah cuaca dingin untuk mempertahankan posisi antrean atau pergi mencari perlindungan tapi kehilangan posisi antrean.
"Mereka pada dasarnya harus mengambil satu keputusan yang sama-sama tragis," kata Melodie Schindler, juru bicara Komite Palang Merah Internasional (ICRC).
Seorang pengungsi anak dari Aleppo tersenyum dan melambaikan tangan setelah masuk ke dalam bus yang akan mengevakuasi mereka keluar dari kota yang hancur tersebut. (Reuters/Telegraph)
Suhu udara di Aleppo diperkirakan akan anjlok hingga -3 derajat Celcius dan ICRC serta organisasi kemanusiaan lainnya memperingatkan anak-anak dan korban luka berisiko tewas dalam kondisi ini.
"Musim dingin ini akan membunuh ribuan orang yang tak memiliki rumah untuk melindungi mereka," kata Dewan Pengungsi Norwegia (NRC). (tribbun)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: