Syiahindonesia.com, Washington – Eksekusi terhadap tiga penganut Syiah oleh Bahrain membuat Amerika Serikat (AS) berang. Sebelumnya, ketiga orang itu dijatuhi hukuman mati atas serangan bom Maret 2014 lalu yang menewaskan tiga polisi, termasuk seorang perwira dari Uni Emirat Arab.
“Kami khawatir bahwa eksekusi ini terjadi pada saat ketegangan meningkat di Bahrain,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS John Kirby, Selasa (17/01). Meski demikian, ia mengakui bahwa serangan kekerasan terhadap polisi itu memang buruk dan pantas mendapat hukuman.
Lebih lanjut, Kirby menuding bahwa pemerintah Bahrain melakukan penyiksaan dalam proses interogasi ketiganya. “Kami juga melihat bahwa orang yang menjalani eksekusi tersebut menjadi korban penyiksaan. Bukti yang digunakan untuk banding di pengadilan dihilangkan. Ada juga yang mengaku karena dipaksa,” katanya.
Perlu diketahui, eksekusi mati tersebut adalah yang pertama sejak dilakukan terakhir kali tahun 2010. Kantor berita Bahrain News Agency (BNA) mengatakan bahwa ketika pria Syiah itu dieksekusi oleh regu tembak di hadapan hakim, dokter, dan seorang ulama.
Bahrain, yang juga menjadi mitra AS telah mengalami ketegangan dengan Iran yang mendukung kerusuhan oleh mayoritas Syiah di negaranya. Iran diduga memasok persenjataan kepada pemberontak Syiah yang melakukan beberapa serangan bom terhadap pasukan keamanan.
Pada Maret 2015 lalu, pemerintah Bahrain menangkap kelompok yang memiliki hubungan dengan Iran. Dari mereka disita bahan peledak daya tinggi dan senjata api. Kelompok yang terdiri dari 47 orang itu ditengarai tengah mempersiapkan diri untuk melakukan operasi teror. (kiblat)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
“Kami khawatir bahwa eksekusi ini terjadi pada saat ketegangan meningkat di Bahrain,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS John Kirby, Selasa (17/01). Meski demikian, ia mengakui bahwa serangan kekerasan terhadap polisi itu memang buruk dan pantas mendapat hukuman.
Lebih lanjut, Kirby menuding bahwa pemerintah Bahrain melakukan penyiksaan dalam proses interogasi ketiganya. “Kami juga melihat bahwa orang yang menjalani eksekusi tersebut menjadi korban penyiksaan. Bukti yang digunakan untuk banding di pengadilan dihilangkan. Ada juga yang mengaku karena dipaksa,” katanya.
Perlu diketahui, eksekusi mati tersebut adalah yang pertama sejak dilakukan terakhir kali tahun 2010. Kantor berita Bahrain News Agency (BNA) mengatakan bahwa ketika pria Syiah itu dieksekusi oleh regu tembak di hadapan hakim, dokter, dan seorang ulama.
Bahrain, yang juga menjadi mitra AS telah mengalami ketegangan dengan Iran yang mendukung kerusuhan oleh mayoritas Syiah di negaranya. Iran diduga memasok persenjataan kepada pemberontak Syiah yang melakukan beberapa serangan bom terhadap pasukan keamanan.
Pada Maret 2015 lalu, pemerintah Bahrain menangkap kelompok yang memiliki hubungan dengan Iran. Dari mereka disita bahan peledak daya tinggi dan senjata api. Kelompok yang terdiri dari 47 orang itu ditengarai tengah mempersiapkan diri untuk melakukan operasi teror. (kiblat)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: