Syiahindonesia.com - Forum Umat Islam Indonesia (FUI) dan Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan TNI/Polri (FKPPI) Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah meminta masyarakat mewaspadai bahaya kebangkitan komunisme dan paham syiah di tengah masyarakat. Permintaan itu disampaikan lewat konferensi pers bertajuk ‘Ganyang Komunisme Ganyang Syiah’ yang dilakukan bersama oleh FUI dan FKPPI Cilacap bersama sejumlah Ormas lain di Cilacap, Rabu sore (8/2).
Ketua FKPPI Cilacap, Toto Yulisantoso menyebut ada sekitar 3000-an kader komunis di salah satu kecamatan di Cilacap, tanpa merinci jawabannya. Untuk itu, ia meminta aparat bertindak tegas dan mewaspadai bahaya laten komunis.
Menurut Toto, kemiskinan dan kebijakan yang tak tepat memicu berkembangnya paham komunisme. “Perkembangannya bisa dengan berbagai cara, lewat kegiatan Politik, sosial dan budaya (polsosbud),” jelas Toto.
Menurut Toto Yuli Santoso, pihaknya bersama FUI memiliki kepentingan untuk menyamakan persepsi dan mengantisipasi agar Cilacap tidak terkena imbas berkembangnya bahaya laten komunis. Dia meminta aparat bertindak tegas terhadap indikasi kebangkitan komunis tersebut.
Sementara, Ketua FUI Cilacap, Syamsudin lebih menyoroti paham syiah yang berkembang di Indonesia. Menurut dia, syiah berbahaya lantaran berniat mengganti dasar negara Pancasila. Selain itu, bagi umat muslim, paham syiah mengakui sahabat nabi sebagai rosul. Dia menilai Indonesia berada dalam ancaman serius tiga kekuatan, yakni komunis, syiah, dan liberal.
“Ketiga ancaman itu memiliki kesamaan, yakni menghalalkan segala acara untuk mencapai tujuan. Maka dari itulah kami melakukan konferensi pers hari ini untuk menegaskan bahwa ancaman itu bukan isapan jempol belaka,” tegas Syamsudin.
Dia menilai, sertifikasi para ulama dan juru dakwah menjadi salah satu indikasi ancaman itu. Sertifikasi pada dai tersebut, menurut dia menyulitkan langkah para juru dakwah Islam untuk melakukan syiar keagamaan. “Kami melihat hal ini lebih pada upaya menguntungkan Syiah, yang jelas bukan bagian dari Islam,” jelasnya.
Sementara, Ketua FPI Cilacap, Kholidin mengatakan saat ini kemaksyiatan merajalela di Indonesia. Namun, aparat tak bisa bertindak tegas. Bahkan, anak muda yang mabuk-mabukan pun dibiarkan tanpa tindakan.
“Untuk itu menurut FPI, tidak sekedar ganyang komunis dan Syiah, tapi juga ganyang kemaksiatan yang semakin merajalelal, baik di Indonesia maupun Cilacap,” tegas Kholidin.
Selain FUI dan FKPPI, Front Pembela Islam (FPI), pernyataan sikap bersama itu juga dihadiri oleh unsur Muhammadiyah Cilacap. Akan tetapi, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Cilacap dan Ikatan Dai Indonesia (IKADI) Cilacap yang juga diundang dalam kegiatan tersebut tak hadir. (gatra)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
Ketua FKPPI Cilacap, Toto Yulisantoso menyebut ada sekitar 3000-an kader komunis di salah satu kecamatan di Cilacap, tanpa merinci jawabannya. Untuk itu, ia meminta aparat bertindak tegas dan mewaspadai bahaya laten komunis.
Menurut Toto, kemiskinan dan kebijakan yang tak tepat memicu berkembangnya paham komunisme. “Perkembangannya bisa dengan berbagai cara, lewat kegiatan Politik, sosial dan budaya (polsosbud),” jelas Toto.
Menurut Toto Yuli Santoso, pihaknya bersama FUI memiliki kepentingan untuk menyamakan persepsi dan mengantisipasi agar Cilacap tidak terkena imbas berkembangnya bahaya laten komunis. Dia meminta aparat bertindak tegas terhadap indikasi kebangkitan komunis tersebut.
Sementara, Ketua FUI Cilacap, Syamsudin lebih menyoroti paham syiah yang berkembang di Indonesia. Menurut dia, syiah berbahaya lantaran berniat mengganti dasar negara Pancasila. Selain itu, bagi umat muslim, paham syiah mengakui sahabat nabi sebagai rosul. Dia menilai Indonesia berada dalam ancaman serius tiga kekuatan, yakni komunis, syiah, dan liberal.
“Ketiga ancaman itu memiliki kesamaan, yakni menghalalkan segala acara untuk mencapai tujuan. Maka dari itulah kami melakukan konferensi pers hari ini untuk menegaskan bahwa ancaman itu bukan isapan jempol belaka,” tegas Syamsudin.
Dia menilai, sertifikasi para ulama dan juru dakwah menjadi salah satu indikasi ancaman itu. Sertifikasi pada dai tersebut, menurut dia menyulitkan langkah para juru dakwah Islam untuk melakukan syiar keagamaan. “Kami melihat hal ini lebih pada upaya menguntungkan Syiah, yang jelas bukan bagian dari Islam,” jelasnya.
Sementara, Ketua FPI Cilacap, Kholidin mengatakan saat ini kemaksyiatan merajalela di Indonesia. Namun, aparat tak bisa bertindak tegas. Bahkan, anak muda yang mabuk-mabukan pun dibiarkan tanpa tindakan.
“Untuk itu menurut FPI, tidak sekedar ganyang komunis dan Syiah, tapi juga ganyang kemaksiatan yang semakin merajalelal, baik di Indonesia maupun Cilacap,” tegas Kholidin.
Selain FUI dan FKPPI, Front Pembela Islam (FPI), pernyataan sikap bersama itu juga dihadiri oleh unsur Muhammadiyah Cilacap. Akan tetapi, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Cilacap dan Ikatan Dai Indonesia (IKADI) Cilacap yang juga diundang dalam kegiatan tersebut tak hadir. (gatra)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: