Oleh : Zulkarnain El-Madury
Tulisan ini adalah buah tangan seorang pennulis anti Syiah yang menyingkap bahaya Syiah dari tulisan seorang ulama terkemuka. Seorang Ulama Sunni yang ahli ajaran Syiah, dan sangat dikenal dalam dunia Sunni, Syaikh Al Amiry, pasti sudah akrab dengan nama itu, menjadi bahan kajiannya dalam artikel bebas yang ditulis di kompasiana.
Banyak umat Islam tertipu dengan gaya Syiah dengan statement mencintai Ahlul bait, menghormati keluarga besar Rasulullah, mencintai anak cucu rasulullah shallallahu’alaihi wasallam. Padahal semua melukikas kebohongan Syiah berkedok habibulah al Mushtofa. Sedangkan hatinya menyimpan kebencian pada ajaran dan risalah Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam yang keluar dari lidah dan pena sahabat. Sebagai bentuk pengingkaran mereka terhadap sahabat, walaupun yang disampaikan titah sabda nabi Muhammad shallallahu’alaihi wasallam.
Syamsul Arifin al Munawir menyingkap Rahasia Kesasatan dan kejahatan Syiah dari Sumber aslinya, berdasarkan marja Syiah terkemuka dan menjadi rujukan semua Syiah di dunia, beliau menulis sebagai berikut,
“Bila terdengar
berita tentang demonstrasi menentang Syiah di daerah Tanah Air, sebagian orang
menganggapnya sebagai tindakan berlebihan. "Padahal sama-sama Islam,"
begitu komentar yang kerap terdengar.
Untuk dapat
menilai dengan objektif tentang Syiah, tentu perlu pengkajian yang cermat dan
kritis tentang ajaran Syiah itu sendiri. Tidak serta merta menyalahkan atau
membela. Sebagaimana kata pepatah, "Jangan membeli kucing dalam
karung," begitu juga dalam menyikapi aliran semacam Syiah, jangan kita
menilai tanpa meneliti dan mempelajarinya terlebih dahulu.
Sebagaimana
diketahui, MUI Pusat sejak tahun 1984 telah memfatwakan bahwa ajaran Syiah
berbeda dengan Sunni dan agar umat mewaspadai ajaran Syiah. Kemudian pada tahun
2012, MUI Jawa Timur telah mengeluarkan fatwa tentang kesesatan Syiah, lengkap
dengan pertimbangan ilmiah berserta dalil-dalinya. Fatwa tersebut telah
dibukukan dengan judul "Fatwa MUI Jawa Timur tentang Kesesatan
Syiah". Benarkah Syiah sesat?
Untuk menemukan
jawabannya, menarik untuk dicermati Daurah (seminar) "Aqidah Syiah &
Pencegahannya" pada Rabu (17/04/13) di Meeting Room Dinas Pertanian Jawa
Barat, Jl. Surapati Bandung. Acara ini diselenggarakan oleh Wahdah Islamiyah
dan dihadiri sekitar 70 orang undangan dari kalangan ulama dan ormas Islam.
Sebagai pembicara, adalah seorang pakar peneliti gerakan Syiah, Syekh Ali
al-'Amary dari Arab Saudi.
Menurut
penjelasan Syekh Ali al-'Amary, di dalam kitab-kitab karya ulama panutan Syiah
sendiri diterangkan bahwa rukun Iman dan rukun Islam Syiah ternyata berbeda
dengan rukun Iman dan rukun Islam yang diyakini oleh kaum Muslimin Sunni. Rukun
Iman menurut Sunni--berdasarkan Hadis Sahih--ada enam. Yaitu (1) iman kepada
Allah, (2) iman kepada para Malaikat, (3) iman kepada kitab-kitab Allah, (4)
iman kepada para Rasul, (5) iman kepada Hari Kiamat, dan (6) iman kepada qadha
dan qadar.
Berbeda menurut
Syiah, Rukun Iman ada lima: (1) iman kepada keesaan Allah, (2) iman kepada
Keadilan, (3) iman kepada Kenabian, (4) iman kepada Imamah, yaitu kepemimpinan
12 imam, dan (5) iman kepada Hari Ma'ad/Kiamat. Sedangkan Rukun Islam menurut
Hadis Sahih adalah (1) syahadat, (2) shalat, (3) zakat, (4) puasa, dan (4)
haji. Tetapi tidak demikian menurut Syiah, Rukun Islam versi mereka adalah (1)
shalat, (2) zakat, (3) puasa, (4) haji, dan (5) imamah.
Syiah juga
menganggap murtad kafir Sayidina Abu Bakar, S. Umar bin Khattab, S. Utsman bin
Affan, karena dianggap merebut "hak" kekhalifahan dari S. Ali bin Abi
Thalib. Mereka suka melaknat tiga khalifah pertama tersebut, dari cintanya yang
berlebihan kepada S. Ali. Ironisnya, ternyata S. Ali sendiri tidak suka dan
memberi hukuman berat kepada orang-orang Syiah yang berlebihan memuja dirinya.
Dan ternyata, S. Ali tidak benci kepada S. Abu Bakar, S. Umar, dan S. Utsman,
sebagaimana klaim Syiah. Bahkan beliau senang pada para khalifah pendahulunya
itu, sehingga memberi nama putra-putranya (dari istri selain Fatimah) dengan
nama Abu Bakar bin Ali, Umar bin Ali, dan Utsman bin Ali. Selain itu, banyak
data dan fakta ilmiah yang diungkap berdasarkan sumber-sumber utama dari Syiah
sendiri. Termasuk tentang keyakinan Syiah Imamiyah bahwa Imam 12 itu ma'shum
seperti Nabi, al-Qur'an yang ada dianggap kurang karena tidak mengagungkan S.
Ali, dan adanya pandangan ekstrem dari Syiah bahwa S. Ali adalah
"tuhan". Benarkah demikian? Padahal bila ditanya, para pengikut Syiah
membantahnya.
Untuk hal ini,
Syekh al-'Amary mengingatkan bahwa dalam ajaran Syiah terdapat anjuran, bahkan
kewajiban untuk melakukan Taqiyyah. Yaitu menampakkan diri berbeda dengan
kenyataannya, menutupi dengan dusta, dll. Maka, bila ditanya, apakah ikut
Syiah? Mereka akan menjawab tidak. Apakah Syiah mengkafirkan sesama Muslim?
Mereka akan menjawab tidak. Padahal jelas dalam ajarannya bahwa orang yg tidak
meyakini Imamah adalah dianggap kafir. Karena meyakini Imamah menurut Syiah
adalah termasuk Rukun Iman.
Demikian Syekh
yang fasih itu menjelaskan secara gamblang ajaran akidah Syiah dari sumber
langsung kitab-kitab utama karya panutan Syiah sendiri, seperti al-Kafi karya
al-Kulaini, at-Tahdzib, Biharul-Anwar, dll. Namun, disamping mengingatkan akan
bahaya ajaran Syiah, Syekh juga menganjurkan untuk menyikapi Syiah dengan
menempuh jalan yang legal berdasarkan undang-undang dan bekerjasama dengan
aparat yang berwenang. Bukan main hakim sendiri. [] Syamsu-l Arifyn Munawwir
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: