Syiahindonesia.com - Bentrokan sengit di Yaman menewaskan 66 orang dalam 24 jam, menurut petugas medis dan sumber keamanan.
Dimana pasukan pro-pemerintah berusaha mengusir pemberontak Syi'ah dari wilayah garis pantai pada Minggu (22/1).
Serangan udara koalisi pimpinan Saudi di selat Babul Mandab menewaskan sedikitnya 52 militan Syi'ah Houthi dan loyalis mantan diktator Abdullah Saleh.
Di pihak lain, 14 pasukan pro-pemerintah juga tewas, sementara 22 lainnya mengalami luka-luka.
Sebelumnya, pasukan pemerintahan Presiden Mansour Hadi melancarkan serangan besar sejak 7 Januari lalu.
Bertujuan merebut kembali distrik Dhubab, rute laut yang menghubungkan Laut Merah dan Samudera Hindia.
Pesawat-pesawat tempur koalisi dan helikopter Apache mendukung pasukan yang bergerak menuju kota Mokha di pinggir Laut Merah, menurut sumber militer.
Hari Minggu kemarin, pasukan berhasil mencapai jarak 10 kilometer dari Mokha. Namun serangan melambat akibat ranjau yang dipasang pemberontak Syi'ah.
Pemberontak telah mengambil jenazah rekannya dari rumah sakit militer di Hodeida, kota pelabuhan utama di barat yang mereka kontrol.
Rumah sakit menerima 14 korban tewas di hari Sabtu dan 38 milisi pada hari Minggu, serta 55 terluka.
Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan bahwa lebih dari 7.400 orang telah tewas sejak adanya intervensi dari koalisi Arab.
Bahkan, seorang juru bicara PBB mengatakan, jumlah korban sipil diperkirakan mencapai 10.000 jiwa.
Utusan perdamaian PBB, Ismail Ould Cheikh Ahmed, juga tiba di Sana'a, Minggu (22/1), untuk mengadakan pembicaraan rencana perdamaian.
Ia ingin mengembalikan kesepakatan gencatan senjata dan transisi politik. Namun itu akan membuat kekuasaan presiden Hadi bisa berkurag. (Arabnews)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
Dimana pasukan pro-pemerintah berusaha mengusir pemberontak Syi'ah dari wilayah garis pantai pada Minggu (22/1).
Serangan udara koalisi pimpinan Saudi di selat Babul Mandab menewaskan sedikitnya 52 militan Syi'ah Houthi dan loyalis mantan diktator Abdullah Saleh.
Di pihak lain, 14 pasukan pro-pemerintah juga tewas, sementara 22 lainnya mengalami luka-luka.
Sebelumnya, pasukan pemerintahan Presiden Mansour Hadi melancarkan serangan besar sejak 7 Januari lalu.
Bertujuan merebut kembali distrik Dhubab, rute laut yang menghubungkan Laut Merah dan Samudera Hindia.
Pesawat-pesawat tempur koalisi dan helikopter Apache mendukung pasukan yang bergerak menuju kota Mokha di pinggir Laut Merah, menurut sumber militer.
Hari Minggu kemarin, pasukan berhasil mencapai jarak 10 kilometer dari Mokha. Namun serangan melambat akibat ranjau yang dipasang pemberontak Syi'ah.
Pemberontak telah mengambil jenazah rekannya dari rumah sakit militer di Hodeida, kota pelabuhan utama di barat yang mereka kontrol.
Rumah sakit menerima 14 korban tewas di hari Sabtu dan 38 milisi pada hari Minggu, serta 55 terluka.
Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan bahwa lebih dari 7.400 orang telah tewas sejak adanya intervensi dari koalisi Arab.
Bahkan, seorang juru bicara PBB mengatakan, jumlah korban sipil diperkirakan mencapai 10.000 jiwa.
Utusan perdamaian PBB, Ismail Ould Cheikh Ahmed, juga tiba di Sana'a, Minggu (22/1), untuk mengadakan pembicaraan rencana perdamaian.
Ia ingin mengembalikan kesepakatan gencatan senjata dan transisi politik. Namun itu akan membuat kekuasaan presiden Hadi bisa berkurag. (Arabnews)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: