Syiahindonesia.com, Aleppo – Ribuan warga Aleppo Timur diusir dari tempat tinggal mereka oleh Rezim Assad, Rusia dan Iran sekitar tiga bulan lalu. Demikian menurut laporan PBB, Rabu (01/03), yang diidentifikasi sebagai kejahatan perang.
Penyelidikan PBB juga mengungkap bahwa pesawat rezim Assad dengan sengaja membom dan menembaki konvoi kemanusiaan selama pertempuran Aleppo. Terhitung 14 relawan tewas, penyaluran bantuan pun terputus karena hal itu.
“Angkatan udara Suriah menargetkan konvoi bantuan kemanusiaan di pedesaan Aleppo,” kata Komisi PBB, mengacu pada serangan 19 September di Urem al-Kubra. “Serangan itu direncanakan dan dilakukan secara kejam untuk menghancurkan relawan,” imbuhnya.
Dalam penyelidikan, PBB telah mewancarai 291 orang dari korban dan saksi mata. Setidaknya ada tiga fase serangan yang dilakukan Rezim Assad dan sekutunya di Aleppo.
Pertama adalah serangan bom barel yang dijatuhkan dari helikopter untuk menghancurkan bangunan-bangunan sipil di Aleppo. Selanjutnya serangan jet tempur Sukhoi menyerang para relawan kemanusiaan. Dan terakhir adalah tembakan pesawat yang menargetkan orang-orang yang melarikan diri dari serangan.
Assad dan Rusia juga melakukan serangan udara harian ke daerah-daerah yang dikuasai oposisi di Aleppo timur antara Juli hingga 22 Desember. Ratusan orang tewas di samping sejumlah rumah sakit yang hancur.
“Tidak ada satupun sasaran militer di sekitar rumah sakit. Tidak ada juga peringatan yang diumumkan sebelum serangan,” katanya.
Selain itu, PBB juga menemukan penggunaan Bom Cluster terhadap daerah-daerah padat penduduk. Seperti diketahui, Bom Cluster adalah salah satu senjata yang dilarang untuk digunakan dalam perang karena efeknya yang meluas.
Helikopter Assad juga diidentifikasi menggunakan bom klorin sepanjang serangan di Aleppo pada 2016. Bom ini menimbulkan efek membakar hingga ke paru-paru korban. Mengutip laporan Al-Jazeera, PBB menyebut ratusan korban sipil tewas karena senjata ini.
Laporan lain mengungkap bahwa setidaknya 5.000 pasukan rezim Assad telah mengepung Aleppo Timur. Hal ini diklaim sebagai taktik militer, yang mengakibatkan penduduk dilanda kelaparan.
Selama mengambil alih Aleppo Timur, rezim Assad juga menangkap para dokter dan relawan bantuan. “Ratusan pria dan anak laki-laki dipisahkan dari keluarga mereka dan dipaksa mengikuti wajib militer oleh tentara Suriah,” pungkas Komisi PBB. (kiblat)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
Penyelidikan PBB juga mengungkap bahwa pesawat rezim Assad dengan sengaja membom dan menembaki konvoi kemanusiaan selama pertempuran Aleppo. Terhitung 14 relawan tewas, penyaluran bantuan pun terputus karena hal itu.
“Angkatan udara Suriah menargetkan konvoi bantuan kemanusiaan di pedesaan Aleppo,” kata Komisi PBB, mengacu pada serangan 19 September di Urem al-Kubra. “Serangan itu direncanakan dan dilakukan secara kejam untuk menghancurkan relawan,” imbuhnya.
Dalam penyelidikan, PBB telah mewancarai 291 orang dari korban dan saksi mata. Setidaknya ada tiga fase serangan yang dilakukan Rezim Assad dan sekutunya di Aleppo.
Pertama adalah serangan bom barel yang dijatuhkan dari helikopter untuk menghancurkan bangunan-bangunan sipil di Aleppo. Selanjutnya serangan jet tempur Sukhoi menyerang para relawan kemanusiaan. Dan terakhir adalah tembakan pesawat yang menargetkan orang-orang yang melarikan diri dari serangan.
Assad dan Rusia juga melakukan serangan udara harian ke daerah-daerah yang dikuasai oposisi di Aleppo timur antara Juli hingga 22 Desember. Ratusan orang tewas di samping sejumlah rumah sakit yang hancur.
“Tidak ada satupun sasaran militer di sekitar rumah sakit. Tidak ada juga peringatan yang diumumkan sebelum serangan,” katanya.
Selain itu, PBB juga menemukan penggunaan Bom Cluster terhadap daerah-daerah padat penduduk. Seperti diketahui, Bom Cluster adalah salah satu senjata yang dilarang untuk digunakan dalam perang karena efeknya yang meluas.
Helikopter Assad juga diidentifikasi menggunakan bom klorin sepanjang serangan di Aleppo pada 2016. Bom ini menimbulkan efek membakar hingga ke paru-paru korban. Mengutip laporan Al-Jazeera, PBB menyebut ratusan korban sipil tewas karena senjata ini.
Laporan lain mengungkap bahwa setidaknya 5.000 pasukan rezim Assad telah mengepung Aleppo Timur. Hal ini diklaim sebagai taktik militer, yang mengakibatkan penduduk dilanda kelaparan.
Selama mengambil alih Aleppo Timur, rezim Assad juga menangkap para dokter dan relawan bantuan. “Ratusan pria dan anak laki-laki dipisahkan dari keluarga mereka dan dipaksa mengikuti wajib militer oleh tentara Suriah,” pungkas Komisi PBB. (kiblat)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: