Oleh Zulkarnain El-Madury
Tak sangka Khomaini yang
kloningan Warga Inggris itu akhirnya harus menyampaikan kebenaran menurut versi
syiah. Sebuah ungkapan yang tentu saja bisa memukul para tokoh Syiah dari
kalangan pembela Wilayah atau kepemimpinan sistem Dinasti/hirarki yang hanya
memperlakukan keturunan sebagai pewaris tahta, meskipun Syiah lebih memilih
keluarga Husein lebih terhormat dari keluarga hasan, artinya hanya menerima
antara nasab Ahlul bait dari pernikahan Husein dan Wanita Persia, penyebab
utamanya semua kitab Syiah harus bermuara ke Iran.
Dalam Kasyful Asror yang
ditulis oleh Khomaini memberikan kesan beragama dalam memandang Islam versi
Syiah. Khomaini yang dikenal sebagai pintu menuju keterbukaan model Syiah, atau
sebagai Ketua Revolusi Iran yang menumbangkan Syah Iran, menjadi standar Iran
dalam bernegara. Soko Guru para Syiah yang mengembalikan kembali luka Sejarah.
Syiah yang sempat mati gaungnya dijaman syah Iran, kembali menjadi menggema
menuang wacana besar dikalangan dunia Islam. Nyaris semua percaya, bahwa
terjedi revolusi Islam di Iran, terutama Indonesia, lahir berbagai gerakan
otopis yang berkiblat ke Iran untuk membebaskan Indoensia dari rezim Pak harto
Kasyful Asror yang
ditulis Khomaini lebih merupakan kitab yang berisi ide ide Khomaini dalam
memandang Islam, yang makin memperkeruh rasa tegang dan kebencian ditengah umat
Islam, termasuk adanya kelompom dalam Islam yang terseret pemikiran sesat Syiah
dengan gelombang pendek yang menyebar
dimana mana.
Diantara salah satu ide
Khomaini yang tertulis dalam kitabnya tersebut berisi untaian kalimat sebagai
berikut ;
Khomainiy – semoga Allah
memberikan balasan setimpal kepadanya - berkata :
وواضح أنَّ النبي لو كان
بلغ بأمر الإمامة طبقاً لما أمر به الله، وبذل المساعي في هذه المجال، لما نشبت في
البلدان الإسلامية كل هذه الإختلافات....
“Dan telah jelas
bahwasannya Nabi jika ia menyampaikan perkara imaamah sebagaimana
yang Allah perintahkan (padanya) dan mencurahkan segenap kemampuannya
dalam permasalahan ini, niscaya perselisihan yang terjadi di berbagai negeri
Islam tidak akan berkobar…..” [Kasyful-Asraar, hal. 155].
Khomaini beranggapan Nabi
tidak menyampaikan perkara Imamah, maknanya Imamah tak pernah di
ucapkan nabi Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam, kepada cucu cucunya.
Khomaini menyatakan Allah
memerintahkan pentingnya Imamah, namun Rasulullah tidak amanah dalam hal ini,
tafsirnya seperti itu tuduhan khomaini terhadap nabi Muhammad, maksudnya nabi
bertindak curang terhadap ayat Imamah
Mengesankan Khomaini
merasa lebih tahu dari Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam. Menempatkan
dirinya orang yang paling sukses memimpin Islam sehingga berdiri republik Syiah
Iran yang berwawasan demokrasi, bukan Imamah juga. Bukan lagi menggalang
kekuatan untuk tunduk dan patuh pada pemerintahan Imamiyah, namun pemerintahan
republik Iran yang berwawasan demokrasi bikinan Yahudi.
Selain komentar Khomaini
yang sangat nakal terhadap Nabi muhammad sebagai berikut :
لقد جاء الأنبياء جميعاً من
أجل إرساء قواعد العدالة في العالم؛ لكنَّهم لم ينجحوا حتَّى النبي محمد خاتم الأنبياء،
الذي جاء لإصلاح البشرية وتنفيذ العدالة وتربية البشر، لم ينجح في ذلك....
“Sungguh semua Nabi
telah datang untuk menancapkan keadilan di dunia, akan tetapi mereka tidak
berhasil. Bahkan termasuk Nabi Muhammad, penutup para Nabi, dimana beliau
datang untuk memperbaiki umat manusia, menginginkan keadilan, dan mendidik
manusa – tidak berhasil dalam hal itu….” [Nahju Khomainiy, hal 46]
Tulisan Khomaini yang
jelas jelas mengandung perkataan ujub, sombong dan durhaka, menyebut nabi nabi
dan nabi Muhammad sebagai manusia gagal, pelecehan luar biasa terhadap nabi,
dan menematkan Khomaini sebagai pengoreksi Nabi, lebih menggambarkan Khomaini
yang lebih utama dari Nabi dalam membangun Iran.
Sekalipun lancang seperti
itu perkataan Khomaini masih saja mendapat dukungan dari para netizen yang sama
sikapnya dalam memusuhi Islam.
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: