Umatuna.com - “Sesulit apa pun penderitaan, kita akan menemukan celah untuk cahaya.” Inilah slogan untuk kampanye Cahaya Untuk Menembus Pengepungan, di kota Kafr Batna, Ghouthah Timur, Damaskus, sejak hampir dua tahun lalu.
Kampanye itu bertujuan untuk memberikan dukungan psikologis bagi perempuan, anak-anak dan remaja di Suriah yang hidup dalam kondisi perang dan pengepungan. Kampanye diimplementasikan dalam bentuk rehabilitasi untuk mengembangkan potensi dan moral.
Inisiatif tersebut timbul sebagai respon atas nihilnya dukungan sosial dan pemberdayaan, terutama bagi anak-anak dan remaja di Damaskus, kata aktivis Aswan Nahar yang memprakarsai kampanye itu.
Suasana peperangan, penembakan dan pengepungan tidak menyurutkan tim kampanye tersebut untuk bekerja mengenalkan secercah cahaya untuk anak-anak dan perempuan; dan untuk melindungi mereka.
Tim yang dibentuknya mendirikan pusat pendidikan untuk mengajarkan komputer. Mereka juga membuat perpustakaan kecil. Dalam konteks ini, kampanye Cahaya Untuk Menembus Pengepungan, didirikan pada kuartal terakhir 2015.
Lembaga mereka banyak memberikan dukungan sosial untuk anak-anak, terutama olahraga, pertanian, teater, komputer dan kegiatan bahasa Inggris, kursus kejuruan dan pendidikan bagi perempuan dan pemuda. Perempuan diberikan pelajaran menjahit, belajar komputer dan pertolongan pertama bagi perempuan.
Anak-anak yang penerima manfaat dari kegiatan timnya dibagi menjadi kelompok usia, tergantung pada kegiatan atau layanan yang diberikan kepada mereka. Ada anak-anak usia TK 4-5 tahun, laki-laki dan perempuan jumlahnya ada 27 anak-anak. Anak-anak-anak berusia 6-11 tahun jumlahnya ada 67 anak-anak, laki-laki dan perempuan. Adapun remaja dan pemuda antara 11-17 tahun, mereka sejumlah 32 perempuan, dan 42 laki-laki pada usia 9 sampai 14 tahun.
Kegiatan tim tidak terbatas pada aspek pendidikan dan rekreasi, tetapi juga memperhatikan kesehatan psikologis dan fisik anak. Tim melakukan pemeriksaan kesehatan berkala.
Aswan dan rekan-rekan setimnya, dalam konteks kampanye tersebut tidak tergantung pada pembiayaan organisasi atau asosiasi mana pun. Mereka berusaha tidak bergantung pada itu dan menjalankan misi kemanusiaannya melalui teman-teman yang menjanjikan bantuan untuk kelangsungan kegiatan dan menjaga cahaya tetap bersinar. (kiblat)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
Kampanye itu bertujuan untuk memberikan dukungan psikologis bagi perempuan, anak-anak dan remaja di Suriah yang hidup dalam kondisi perang dan pengepungan. Kampanye diimplementasikan dalam bentuk rehabilitasi untuk mengembangkan potensi dan moral.
Inisiatif tersebut timbul sebagai respon atas nihilnya dukungan sosial dan pemberdayaan, terutama bagi anak-anak dan remaja di Damaskus, kata aktivis Aswan Nahar yang memprakarsai kampanye itu.
Suasana peperangan, penembakan dan pengepungan tidak menyurutkan tim kampanye tersebut untuk bekerja mengenalkan secercah cahaya untuk anak-anak dan perempuan; dan untuk melindungi mereka.
Tim yang dibentuknya mendirikan pusat pendidikan untuk mengajarkan komputer. Mereka juga membuat perpustakaan kecil. Dalam konteks ini, kampanye Cahaya Untuk Menembus Pengepungan, didirikan pada kuartal terakhir 2015.
Lembaga mereka banyak memberikan dukungan sosial untuk anak-anak, terutama olahraga, pertanian, teater, komputer dan kegiatan bahasa Inggris, kursus kejuruan dan pendidikan bagi perempuan dan pemuda. Perempuan diberikan pelajaran menjahit, belajar komputer dan pertolongan pertama bagi perempuan.
Anak-anak yang penerima manfaat dari kegiatan timnya dibagi menjadi kelompok usia, tergantung pada kegiatan atau layanan yang diberikan kepada mereka. Ada anak-anak usia TK 4-5 tahun, laki-laki dan perempuan jumlahnya ada 27 anak-anak. Anak-anak-anak berusia 6-11 tahun jumlahnya ada 67 anak-anak, laki-laki dan perempuan. Adapun remaja dan pemuda antara 11-17 tahun, mereka sejumlah 32 perempuan, dan 42 laki-laki pada usia 9 sampai 14 tahun.
Kegiatan tim tidak terbatas pada aspek pendidikan dan rekreasi, tetapi juga memperhatikan kesehatan psikologis dan fisik anak. Tim melakukan pemeriksaan kesehatan berkala.
Aswan dan rekan-rekan setimnya, dalam konteks kampanye tersebut tidak tergantung pada pembiayaan organisasi atau asosiasi mana pun. Mereka berusaha tidak bergantung pada itu dan menjalankan misi kemanusiaannya melalui teman-teman yang menjanjikan bantuan untuk kelangsungan kegiatan dan menjaga cahaya tetap bersinar. (kiblat)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: