Syiahindonesia.com, Sanaa – Pemberontak Syiah Hutsi Yaman dan kelompok loyalis Ali Abdullah Saleh dilaporkan telah melakukan ribuan pelanggaran HAM di Yaman. Menurut Koalisi Pemantau Pelanggaran Hak Asasi Manusia Yaman (YCMHR), pelanggaran itu dilakukan dalam rentang waktu antara 1 Januari hingga 31 Desember 2016.
Secara keseluruhan, YCMHR mendokumentasikan 5092 kasus pelanggaran, 4882 adalah penangkapan sewenang-wenang dan 210 kasus penghilangan paksa. Semua bertentangan dengan hukum kemanusiaan dan hukum HAM internasional.
“Mayoritas pelanggaran dilakukan oleh pemberontak bersenjata Hutsi dan milisi loyalis presiden terguling Ali Abdullah Saleh, yaitu 4.841 kasus atau 95 persen dari total pelanggaran. Sementara otoritas keamanan melakukan 124 pelanggaran,” kata lembaga itu, sebagaimana dikutip Arab News, Senin (10/04).
Laporan menunjukkan bahwa pada tahun 2016 terjadi gelombang penangkapan sewenang-wenang dan penculikan oleh pemberontak Syiah Yaman yang memberikan dukungan terhadap Bashar Assad di Suriah itu. Mereka menargetkan berbagai kelompok masyarakat, termasuk anak-anak dan perempuan.
Menurut data statistik dalam laporan, pelanggaran di provinsi Sanaa menempati urutan pertama dengan 693 kasus. Sedangkan urutan kedua di provinsi Al-Baydah dengan 655 kasus dan diikuti provinsi Ebb dengan 539 kasus. Adapun urutan keempat di provinsi Hodeidah dengan 506 kasus, yang diikuti oleh provinsi Emran dengan 479 kasus pelanggaran.
Pada tahun 2016, anak-anak Yaman menjadi sasaran terparah dari pelanggaran. Tim pemantauan lapangan YCMHR mendokumentasikan 118 kasus kekerasan terhadap anak dan tiga kasus penghilangan paksa anak-anak. Sementara itu, penangkapan sewenang-wenang, penculikan dan pelecehan wanita dilaporkan mencapai 20 kasus.
Politisi juga paling rentan mengalami penangkapan sewenang-wenang dan penghilangan paksa. Menurut laporan itu, 1.032 pelanggaran dilakukan terhadap politisi. Kemudian aktivis dan pembela hak asasi manusia menjadi sasaran pelanggaran di peringkat ketiga, dengan 702 kasus pelanggaran yang didokumentasikan dalam laporan. (kiblat)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
Secara keseluruhan, YCMHR mendokumentasikan 5092 kasus pelanggaran, 4882 adalah penangkapan sewenang-wenang dan 210 kasus penghilangan paksa. Semua bertentangan dengan hukum kemanusiaan dan hukum HAM internasional.
“Mayoritas pelanggaran dilakukan oleh pemberontak bersenjata Hutsi dan milisi loyalis presiden terguling Ali Abdullah Saleh, yaitu 4.841 kasus atau 95 persen dari total pelanggaran. Sementara otoritas keamanan melakukan 124 pelanggaran,” kata lembaga itu, sebagaimana dikutip Arab News, Senin (10/04).
Laporan menunjukkan bahwa pada tahun 2016 terjadi gelombang penangkapan sewenang-wenang dan penculikan oleh pemberontak Syiah Yaman yang memberikan dukungan terhadap Bashar Assad di Suriah itu. Mereka menargetkan berbagai kelompok masyarakat, termasuk anak-anak dan perempuan.
Menurut data statistik dalam laporan, pelanggaran di provinsi Sanaa menempati urutan pertama dengan 693 kasus. Sedangkan urutan kedua di provinsi Al-Baydah dengan 655 kasus dan diikuti provinsi Ebb dengan 539 kasus. Adapun urutan keempat di provinsi Hodeidah dengan 506 kasus, yang diikuti oleh provinsi Emran dengan 479 kasus pelanggaran.
Pada tahun 2016, anak-anak Yaman menjadi sasaran terparah dari pelanggaran. Tim pemantauan lapangan YCMHR mendokumentasikan 118 kasus kekerasan terhadap anak dan tiga kasus penghilangan paksa anak-anak. Sementara itu, penangkapan sewenang-wenang, penculikan dan pelecehan wanita dilaporkan mencapai 20 kasus.
Politisi juga paling rentan mengalami penangkapan sewenang-wenang dan penghilangan paksa. Menurut laporan itu, 1.032 pelanggaran dilakukan terhadap politisi. Kemudian aktivis dan pembela hak asasi manusia menjadi sasaran pelanggaran di peringkat ketiga, dengan 702 kasus pelanggaran yang didokumentasikan dalam laporan. (kiblat)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: