Syiahindonesia.com, Jakarta – Pemerintah Suriah telah membangun sebuah krematorium di sebuah penjara militer untuk menghancurkan sisa-sisa ribuan tahanan yang terbunuh Demikian menurut laporan Middle East Eye, Selasa (15/05), mengutip pernyataaan pejabat Amerika Serikat.
Stuart Jones, asisten sekretaris Near Eastern Affairs, mengatakan bahwa krematorium tersebut digunakan untuk membuang mayat-mayat dari penjara Saydnaya, tempat puluhan ribu orang dipenjara selama krisis enam tahun di negara tersebut.
“Kami percaya bahwa pembangunan krematorium adalah upaya untuk menutupi tingkat pembunuhan massal yang terjadi di penjara Saydnaya,” kata Jones.
Departemen Luar Negeri AS juga merilis foto satelit komersial yang menunjukkan bangunan di kompleks penjara yang digunakan sebagai sebagai krematorium.
Jones mengatakan informasi Washington berasal dari agen kemanusiaan yang terpercaya dan dari “komunitas intelijen” AS. Ia menambahkan sebanyak 50 orang setiap hari diperkirakan digantung di Saydnaya.
Foto satelit terbaru yang dipresentasikan oleh Jones tertanggal Januari 2015, lebih dari dua tahun yang lalu. Tidak jelas mengapa Amerika Serikat menunggu untuk mempresentasikan hasilnya saat ini. (kiblat)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
Stuart Jones, asisten sekretaris Near Eastern Affairs, mengatakan bahwa krematorium tersebut digunakan untuk membuang mayat-mayat dari penjara Saydnaya, tempat puluhan ribu orang dipenjara selama krisis enam tahun di negara tersebut.
“Kami percaya bahwa pembangunan krematorium adalah upaya untuk menutupi tingkat pembunuhan massal yang terjadi di penjara Saydnaya,” kata Jones.
Departemen Luar Negeri AS juga merilis foto satelit komersial yang menunjukkan bangunan di kompleks penjara yang digunakan sebagai sebagai krematorium.
Jones mengatakan informasi Washington berasal dari agen kemanusiaan yang terpercaya dan dari “komunitas intelijen” AS. Ia menambahkan sebanyak 50 orang setiap hari diperkirakan digantung di Saydnaya.
Foto satelit terbaru yang dipresentasikan oleh Jones tertanggal Januari 2015, lebih dari dua tahun yang lalu. Tidak jelas mengapa Amerika Serikat menunggu untuk mempresentasikan hasilnya saat ini. (kiblat)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: