Umatuna.com - Rezim Bashaar Assad menjatuhkan bom gas saraf via udara yang mengakibatkan 650 s/d 1300 penduduk Suriah meregang nyawa. Penyerangan ini terjadi di beberapa titik terutama di timur Damaskus, namun disayangkan media TV menolak laporan tersebut, Sabtu (24/08/2013).
”Kriminalitas yang dilakukan gembong teroris Assad pada hari ini…bukan pertama kalinya gembong teroris pentolan Nushairy ini menggunakan gas saraf.” kata seorang aktivis kemanusiaan.
Saksi nyata menekankan bahwa penduduk Suriah di serang dengan menggunakan Gas Sarin dikenal juga dengan julukan gas saraf. Sarin tidak hanya masuk melalui saluran pernafasan melainkan juga lewat kulit, membuat korbannya sesak nafas bahkan bisa menyebabkan buta dan luka bakar pada kulit.
Racun Sarin ini menyerang sistem saraf pusat manusia. Selain itu jenis racun ini mudah larut di dalam air, mencemarinya dan merusak lingkungan. Gas Sarin sendiri bisa bertahan lama di udara sehingga memiliki efek membunuh dalam jangka panjang dan korban akan terus dan terus bertambah.
Senjata kimia jenis gas saraf adalah senjata pemusnah massal yang dilarang digunakan oleh hukum internasional. Karenanya pihak kemanusiaan Suriah menuntut agar PBB menurunkan tim independen ahli senjata kimia untuk mengisvetigasi kasus tersebut.
Bayan Baker, relawan medis di Douma (dekat Ghouta) mengungkap serangan rezim Assad bahwa ada tanda jelas di mana para korban diserang dengan senjata kimia bukan bom biasa. Kalau kita memperhatikan pupil mata yang membesar, tangan dan kaki lemas bahkan mulut berbusa bisa dipastikan itu adalah efek dari senjata kimia (bom gas saraf).
Bayan beserta segenap krunya berupaya melakukan pertolongan pertama korban serangan senjata kimia dengan melepas pakaian lalu menyiramkan air ke seluruh tubuh guna menghilangkan racun kimia yang menempel di tubuh korban.
Namun karena jumlah korban yang terluka sangat banyak dan kurangnya tenaga medis maka tidak banyak orang yang sempat ditolong. Di samping itu udara yang masih terkontaminasi gas beracun juga menghalangi relawan medis melakukan tugasnya. (Ambiguistis/Lasdipo)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
”Kriminalitas yang dilakukan gembong teroris Assad pada hari ini…bukan pertama kalinya gembong teroris pentolan Nushairy ini menggunakan gas saraf.” kata seorang aktivis kemanusiaan.
Saksi nyata menekankan bahwa penduduk Suriah di serang dengan menggunakan Gas Sarin dikenal juga dengan julukan gas saraf. Sarin tidak hanya masuk melalui saluran pernafasan melainkan juga lewat kulit, membuat korbannya sesak nafas bahkan bisa menyebabkan buta dan luka bakar pada kulit.
Racun Sarin ini menyerang sistem saraf pusat manusia. Selain itu jenis racun ini mudah larut di dalam air, mencemarinya dan merusak lingkungan. Gas Sarin sendiri bisa bertahan lama di udara sehingga memiliki efek membunuh dalam jangka panjang dan korban akan terus dan terus bertambah.
Senjata kimia jenis gas saraf adalah senjata pemusnah massal yang dilarang digunakan oleh hukum internasional. Karenanya pihak kemanusiaan Suriah menuntut agar PBB menurunkan tim independen ahli senjata kimia untuk mengisvetigasi kasus tersebut.
Bayan Baker, relawan medis di Douma (dekat Ghouta) mengungkap serangan rezim Assad bahwa ada tanda jelas di mana para korban diserang dengan senjata kimia bukan bom biasa. Kalau kita memperhatikan pupil mata yang membesar, tangan dan kaki lemas bahkan mulut berbusa bisa dipastikan itu adalah efek dari senjata kimia (bom gas saraf).
Bayan beserta segenap krunya berupaya melakukan pertolongan pertama korban serangan senjata kimia dengan melepas pakaian lalu menyiramkan air ke seluruh tubuh guna menghilangkan racun kimia yang menempel di tubuh korban.
Namun karena jumlah korban yang terluka sangat banyak dan kurangnya tenaga medis maka tidak banyak orang yang sempat ditolong. Di samping itu udara yang masih terkontaminasi gas beracun juga menghalangi relawan medis melakukan tugasnya. (Ambiguistis/Lasdipo)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: