Syiahindonesia.com, Teheran – Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan bahwa tidak penting siapa yang akan menjadi presiden setelah pemilihan presiden Iran pada Jum’at esok. Dia meyakini, yang terpenting bahwa sistem ‘Wilayatul Faqih'(dimana imam Syiah yang dianggap memegang kekuasaan pemerintahan dan agama) harus berjalan dengan meningkatkan tingkat partisipasi pemilih dalam pemungutan suara.
“Pada akhirnya, seorang kandidat akan memperoleh suara mayoritas dan menang, namun pemenang sesungguhnya dalam proses ini, terlepas dari siapa yang memenangkan mayoritas suara, adalah orang-orang Iran. Dan pemenang utamanya adalah Rezim Republik ‘Islam’, ” katanya dalam sebuah pidato pada Rabu (17/05) yang diutip kantor berita Tasnim Iran.
Khamenei lalu mengkritik persaingan antar kandidat satu sama lain selama perdebatan dan bagaimana mereka mengekspos kasus-kasus korupsi. Ia menambahkan bahwa setiap orang harus mematuhi hukum dan disiplin dalam proses pemilihan.
Pemimpin tertinggi Iran ini juga memperingatkan kerusuhan selama pemilihan, dengan mengatakan, “Kemungkinan seseorang akan mencoba melanggar hukum, namun kami percaya pada kapasitas sistem keamanan kami.” “Kita harus berhati-hati, karena rakyat Iran memiliki begitu banyak musuh,,” imbuhnya.
Berdasarkan Dewan Wali Iran, ada enam kandidat presiden yang lolos kualifikasi perebutan kursi kepresidenan dalam pemilu Iran tahun ini. Para capres itu antara lain petahana Presiden Hassan Rouhani, petahana Wakil Presiden Eshaq Jahangiri, Ebrahim Raisi yang merupakan pemimpin organisasi sosial Astan Quds Rasavi, Wali Kota Teheran Mohammad Bagher Ghalibaf, Mostafa Mir-Salim, dan Mostafa Hashemitaba.
Namun sejumlah media lokal melaporkan, pertarungan pemilihan presiden kali ini akan tertuju pada pertarungan sengit antara dua capres terfavorit yakni Rouhani dan Raisi, setelah sejumlah kandidat mengundurkan diri. Di sisi lain, Khamenei melihat pemilihan sebagai pembaharuan kesetiaan masyarakat terhadap ideologi Wilayatul Faqih. (kiblat)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
“Pada akhirnya, seorang kandidat akan memperoleh suara mayoritas dan menang, namun pemenang sesungguhnya dalam proses ini, terlepas dari siapa yang memenangkan mayoritas suara, adalah orang-orang Iran. Dan pemenang utamanya adalah Rezim Republik ‘Islam’, ” katanya dalam sebuah pidato pada Rabu (17/05) yang diutip kantor berita Tasnim Iran.
Khamenei lalu mengkritik persaingan antar kandidat satu sama lain selama perdebatan dan bagaimana mereka mengekspos kasus-kasus korupsi. Ia menambahkan bahwa setiap orang harus mematuhi hukum dan disiplin dalam proses pemilihan.
Pemimpin tertinggi Iran ini juga memperingatkan kerusuhan selama pemilihan, dengan mengatakan, “Kemungkinan seseorang akan mencoba melanggar hukum, namun kami percaya pada kapasitas sistem keamanan kami.” “Kita harus berhati-hati, karena rakyat Iran memiliki begitu banyak musuh,,” imbuhnya.
Berdasarkan Dewan Wali Iran, ada enam kandidat presiden yang lolos kualifikasi perebutan kursi kepresidenan dalam pemilu Iran tahun ini. Para capres itu antara lain petahana Presiden Hassan Rouhani, petahana Wakil Presiden Eshaq Jahangiri, Ebrahim Raisi yang merupakan pemimpin organisasi sosial Astan Quds Rasavi, Wali Kota Teheran Mohammad Bagher Ghalibaf, Mostafa Mir-Salim, dan Mostafa Hashemitaba.
Namun sejumlah media lokal melaporkan, pertarungan pemilihan presiden kali ini akan tertuju pada pertarungan sengit antara dua capres terfavorit yakni Rouhani dan Raisi, setelah sejumlah kandidat mengundurkan diri. Di sisi lain, Khamenei melihat pemilihan sebagai pembaharuan kesetiaan masyarakat terhadap ideologi Wilayatul Faqih. (kiblat)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: