Syiahindonesia.com, Teheran – Media Iran baru-baru ini mengumumkan kematian komandan Pasukan Quds, unit pasukan Garda Revolusi Iran untuk operasi luar negeri, dalam pertempuran di Mosul (Irak utara).
Disebutkan, Brigadir Shaban Nasiri tewas dalam bentrokan dengan organisasi Daulah Islamiyah (ISIS) di Irak saat menjalankan tugas sebagai intruktur militer.
Seperti dilansir dari Al-Jazeera, Sabtu (27/05), Nasiri merupakan komandan senior dan memiliki pengalaman tempur cukup lama. Sebelumnya dia bertugas di Suriah beberapa tahun juga sebagai instruktur militer. Dia merupakan salah satu komandan Garda Revolusi yang ikut dalam pertempuran Iran-Iraq tahun 80-an.
Iran di Irak menderita kerugian pasukan dan material yang cukup signifikan. Sehingga hal itu memaksa Teheran mengumumkan korban-korban penting pasukannya. Pukulan paling besar bagi Iran di Irak, tewasnya Jenderal Hamid Taqwa. Hamid adalah penasihat panglima Pasukan Al-Quds, Qasim Sulaimani. Ia tewas di Tikrit bersama sejumlah pengawalnya oleh serangan ISIS.
Kepala Muassasah Syuhada (sebuah yayasan yang mengurusi korban pasukan Iran), Muhammad Ali Syahidi, mengungkapkan pada Maret lalu bahwa lebih dari dua ribu pasukan Iran yang dikirim ke Irak dan Suriah tewas.
“Telah gugur sekitar 2100 orang di Irak dan tempat lain,” kata Syahidi tanpa menjelaskan waktu dan identitas orang-orang tersebut.
Ia menunjukkan bahwa mereka tewas dalam “misi suci”, yaitu melindungi tempat-tempat suci Syiah di Irak dan Suriah. Kedua negara tersebut menjadi front jelas bagi Iran dalam memerangi kelompok Sunni.
Sementara itu, sejumlah pejabat di Departemen Pertahanan Irak memperkirakan jumlah korban pasukan Iran dan milisi Iran di Irak saja lebih dari 300 korban. Sementara yang terluka sebanyak 600.
Menurut sumber itu, di antaranya korban tersebut 69 jenderal dan perwira tinggi. Sementara sisanya berpangkat berbeda-beda. (kiblat)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
Disebutkan, Brigadir Shaban Nasiri tewas dalam bentrokan dengan organisasi Daulah Islamiyah (ISIS) di Irak saat menjalankan tugas sebagai intruktur militer.
Seperti dilansir dari Al-Jazeera, Sabtu (27/05), Nasiri merupakan komandan senior dan memiliki pengalaman tempur cukup lama. Sebelumnya dia bertugas di Suriah beberapa tahun juga sebagai instruktur militer. Dia merupakan salah satu komandan Garda Revolusi yang ikut dalam pertempuran Iran-Iraq tahun 80-an.
Iran di Irak menderita kerugian pasukan dan material yang cukup signifikan. Sehingga hal itu memaksa Teheran mengumumkan korban-korban penting pasukannya. Pukulan paling besar bagi Iran di Irak, tewasnya Jenderal Hamid Taqwa. Hamid adalah penasihat panglima Pasukan Al-Quds, Qasim Sulaimani. Ia tewas di Tikrit bersama sejumlah pengawalnya oleh serangan ISIS.
Kepala Muassasah Syuhada (sebuah yayasan yang mengurusi korban pasukan Iran), Muhammad Ali Syahidi, mengungkapkan pada Maret lalu bahwa lebih dari dua ribu pasukan Iran yang dikirim ke Irak dan Suriah tewas.
“Telah gugur sekitar 2100 orang di Irak dan tempat lain,” kata Syahidi tanpa menjelaskan waktu dan identitas orang-orang tersebut.
Ia menunjukkan bahwa mereka tewas dalam “misi suci”, yaitu melindungi tempat-tempat suci Syiah di Irak dan Suriah. Kedua negara tersebut menjadi front jelas bagi Iran dalam memerangi kelompok Sunni.
Sementara itu, sejumlah pejabat di Departemen Pertahanan Irak memperkirakan jumlah korban pasukan Iran dan milisi Iran di Irak saja lebih dari 300 korban. Sementara yang terluka sebanyak 600.
Menurut sumber itu, di antaranya korban tersebut 69 jenderal dan perwira tinggi. Sementara sisanya berpangkat berbeda-beda. (kiblat)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: