Makmur, asli anak Sumenep Madura yang lahir di Sebuah pulau,
Masalembu namanya, memang akhir akhir ini ambil bagian dalam berbagai kiat adu
domba, memaki dan menghina para ulama ulama yang terlibat Aksi 212. Makmur
Muhammad Jawad, sebagai pendeta Syiah yang paling anti dengan tokoh tokoh Islam
sekaliber Habib Riziq, ustad Bakhtiar Nasir dan para pendukungnya.
Penghinaan Makmur Terhadap KH. DIDIN Hafidhuddin |
Menyuarakan
permusuhan di medianya dengan penuh kebencian dan mengajak perang.
Masuk Syiah sejak Revolusi Iran menyebar di Indonesia,
Makmur menempatkan dirinya sebagai oposan terhadap Sunni, menggasak kanan dan
kiri melampiaskan kebencian, kalau tidak menyebut musuhnya Nashibi, pasti
menyebut lawannya dengan Wahabi, sebagaimana kebiasaan Syiah yang mengumbar
dendam pada Wahabi.
Dia termasuk kader terlatih dalam menimbulkan kebencian,
tanpa mengerti hakikatnya dan sambil berlindung di balik taqiyahnya seolah
paling NKRI dan Pancasilaia, Makmur tidak pernah berhenti membiaskan kebencian
lewat Media FB-nya.
Anehnya antek berhala Persia ini, menyatakan rival rivalnya
yang diindikasi sebagai Wahabi olehnya sebagai antek Asing, padahal Makmur
sendiri adalah antek Iran yang bertengger dengan kedok NKRI untuk menjadi
Indonesia sebagai Persia atau Syiah Raya.
Ini perkataan Pendeta Makmur :” Jihad suci di negara
ini menghancurkan antek asing yg ingin merongrong ideologi negara atas nama
agama. Save_NKRI_!!!!. . Ini membuktikan Makmur ambisi sekali
melenyapkan tokoh tokoh Islam yang tidak sejalan dengan otak Irannya. Sambil
berkedok NKRI dan Bertopeng Pancasilais, Makmur menebas pemikiran yang bertolak
belakang dengannya, terutama pemikiran dan aksi dari para tokoh 212.
Ini kata kata Makmut yang beranggapan kwalitas MUI begitu hinanya di mata Syiah |
FB-nya, bukan saja berisi hujatan terhadap mereka yang anti
Syiah, MUI dan Ormas Ormas Islam yang turut mensukseskan aksi bela Islam
dikatakan sebagai ulama ulama bodoh, padahal dirinya adalah hamba kuburan yang
masih percaya Dinamisme dan animisme, hidupnya hanya dihabiskan mempertuhankan
kuburan Husein, menyanjung-nyanjung Karbala. Apakah orang seperti Nasionalis
atau justru makin menyuburkan kesyirikan lewat membangun kecintaan pada kuburan
dengan berlebihan.
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: