Oleh Zulkarnain El-Madury
Masalah urusan imam, bagi syiah
Indonesia adalah harga mati bahkan lebih dari NKRI, kalaupun harus mengorbankan
bangsa dan negara dan agama lainnya, demi imamnya, maka syiah pasti melakukan
apa saja yang memuaskannya.
Karena ketentudukan pada Imam adalah bagian
dari rukun rukun Syiah yang wajib dilaksanakan atau di cap Nashibi, lantaran
menolaknya. Dalam sebuah diskusi di WA bersama para kader kader Iran yang rela
berjam jam melayani debat, Syiah memang terbilang paling fanatis yang erotis
membela Imamnya, meskipun sangat lemah argumennya.
Tak henti-hentinya mereka menghujat
Abu Bakar dan Umar, bahkan menyodorkan fakta menurut Mereka, kalau Umar sengaja
mengancam dan akan membakar Rumah Fatimah hanya karena tidak mau membaiat Abu
Bakar sebagai Khalifah. Hadits yang menjadi standar Syiah, bahwa Umar bertindah
Brutal dan peremanisme ala pemahaman Syiah, sebagai berikut :
Ibnu Abi
Syaibah rahimahullah berkata :
حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ بِشْرٍ، حدثنا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ، حَدَّثَنَا زَيْدُ
بْنُ أَسْلَمَ، عَنْ أَبِيهِ أَسْلَمَ: أَنَّهُ حِينَ بُويِعَ لِأَبِي بَكْرٍ
بَعْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ عَلِيٌّ
وَالزُّبَيْرُ يَدْخُلَانِ عَلَى فَاطِمَةَ بِنْتِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيُشَاوِرُونَهَا، وَيَرْتَجِعُونَ فِي أَمْرِهِمْ، فَلَمَّا
بَلَغَ ذَلِكَ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ خَرَجَ حَتَّى دَخَلَ عَلَى فَاطِمَةَ،
فَقَالَ: " يَا بِنْتَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
وَاللَّهِ مَا مِنْ أَحَدٍ أَحَبَّ إِلَيْنَا مِنْ أَبِيكَ، وَمَا مِنْ أَحَدٍ
أَحَبَّ إِلَيْنَا بَعْدَ أَبِيكَ مِنْكَ، وَايْمُ اللَّهِ مَا ذَاكَ بِمَانِعِي
إِنِ اجْتَمَعَ هَؤُلَاءِ النَّفَرُ عِنْدَكِ، أَنْ آمُرَ بِهِمْ أَنْ يُحَرَّقَ
عَلَيْهِمُ الْبَيْتُ "، قَالَ: فَلَمَّا خَرَجَ عُمَرُ، جَاءُوهَا
فَقَالَتْ: تَعْلَمُونَ أَنَّ عُمَرَ قَدْ جَاءَنِي، وَقَدْ حَلَفَ بِاللَّهِ لَئِنْ
عُدْتُمْ لَيُحَرِّقَنَّ عَلَيْكُمُ الْبَيْتَ، وَايْمُ اللَّهِ لَيَمْضِيَنَّ
لِمَا حَلَفَ عَلَيْهِ، فَانْصَرِفُوا رَاشِدِينَ، فَرَوْا رَأْيَكُمْ وَلَا
تَرْجِعُوا إِلَيَّ. فَانْصَرَفُوا عَنْهَا فَلَمْ يَرْجِعُوا إِلَيْهَا حَتَّى
بَايَعُوا لِأَبِي بَكْرٍ "
Telah
menceritakan kepada kami Muhammad bin Bisyr : Telah menceritakan kepada kami
Ubaidullah bin ‘Umar : Telah menceritakan kepada kami Zaid bin Aslam, dari
ayahnya yang bernama Aslam, ia berkata : Ketika bai’at telah diberikan kepada
Abu Bakar sepeninggal Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, ‘Aliy dan
Az-Zubair masuk menemui Faathimah binti Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa
sallam, mereka bermusyawarah dengannya mengenai urusan mereka. Ketika berita
itu sampai kepada ‘Umar bin Al-Khaththaab, ia bergegas keluar menemui Faathimah
dan berkata : “Wahai putri Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, demi
Allah tidak ada seorangpun yang lebih kami cintai daripada ayahmu, dan setelah
ayahmu tidak ada yang lebih kami cintai dibanding dirimu. Akan tetapi demi Allah,
hal itu tidak akan mencegahku jika mereka berkumpul di sisimu untuk
kuperintahkan agar membakar rumah ini tempat mereka berkumpul”. Ketika ‘Umar
pergi, mereka (‘Aliy, Az-Zubair, dan yang lainnya) datang dan Faathimah berkata
: “Tahukah kalian bahwa ‘Umar telah datang kepadaku dan bersumpah jika kalian
kembali ia akan membakar rumah ini tempat kalian berkumpul. Demi Allah, ia akan
melakukan apa yang ia telah bersumpah atasnya jadi pergilah dengan damai,
simpan pandangan kalian dan janganlah kalian kembali menemuiku”. Maka mereka
pergi darinya dan tidak kembali menemuinya sampai mereka membaiat Abu Bakar
[Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah 14/567; shahih].
Hadits
tersebut menjadi andalan Syiah untuk meruntuhkan kaum sunni dalam debatnya.
Mereka berpendapat kalau kabar hadits tersebut menyimpulkan sikap Umar yang
akan menghabisi keluarga Rasulullah, membakar dan memusnahkan semua penghuninya,
karena mereka tidak ikut berbaiat dengan Abu Bakar yang dilantik sebagai
Khalifah pada waktu itu. Padahal tidaklah demikian halnya. Karena seorang Ali
bin Abi Thalib seorang pemberani, kalau mau waktu itu punya kekuatan juga
melawan tindakan Umar yang dianggap makar, apalagi Ali sering menjadi panji
jihad Islam selama rasulullah masih hidup, tentu beliau tidak punya jiwa
pengecut sebagaimana dugaan Syiah, yang seolah mengemis untuk menobatkan Ali
sebagai Imam Ma’shum.
Padahal
kalau mengikuti dari alur hadits tersebut dapat ditarik pengertian sebagai
berikut :
· Saat Bai’at umat
kepada Abu Bakar, diberitakan Ali dan Zubair sedang berada di rumah Fatimah
membicarakan tentang urusan mereka, dan hal ini yang terdengar oleh Umar. Dan
hal ini adalah sesuatu yang keliru menurut Umar, karena seharusnya mereka
segera ikut membai’at Abu Bakar dimana hampir semua kaum muslimin telah
membai’at Abu Bakar hari itu.
· Orang yang
paling dicintai Umar setelah Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam adalah Fatimah,
ini menggugurkan klaim syi’ah secara telak, yaitu tidak mungkin seseorang akan
menyakiti seseorang yang paling dia cintai
· Umar yang
memiliki sifat yang tegas dan keras mengingatkan Ali dan Zubair melalui
Fatimah, dan sama sekali tidak sedang mengancam pribadi Fatimah, hal ini bisa
diketahui dari perkataan Umar kepada Fatimah “maka tidak ada yang dapat
mencegahku untuk memerintahkan membakar rumah tersebut bersama mereka yang ada
di dalamnya” kata yang dipakai ‘Alaihim’
dan bukan ‘Alaikum’ ” أن يحرق عليهم البيت
”. Dan kenyataannya Umar tidak pernah melakukan apa yang diucapkan-nya
tersebut, Dan kenyataannya Ali dan Zubair sedang tidak ada di rumah Fatimah
saat itu.
· Fakta yang begitu
jelas dari riwayat tersebut adalah Ali dan Zubair melakukan bai’at kepada Abu
Bakar di hari pembai’atan kaum Muslimin, hal ini juga menggugurkan klaim syi’ah
bahwa Ali hanya baru memba’iat Abu Bakar setelah 6 bulan setelah kewafatan Nabi
shalallahu ‘alaihi wasalam.
· Jika orang
syi’ah ingin berhujjah dengan riwayat di atas untuk mendiskreditkan Umar, maka
mau ga mau mereka juga harus menerima beberapa fakta yang terekam dalam riwayat
tersebut yang menjatuhkan klaim-klaim mereka.
· Mungkin akan ada
yang menjawab, bahwa mengenai pembai’atan Imam Ali kepada Abu Bakar dilakukan
setelah 6 bulan berdalilkan riwayat Bukhari dari Aisyah, Kita jawab, berarti
riwayat di atas keliru, kalau begitu tidak usah menjadikan riwayat tersebut
sebagai dalil sama sekali atau kita jawab, apa yang diriwayatkan Aisyah dalam
shahih Bukhari adalah apa yang Aisyah ketahui mengenai bai’at Ali, bisa jadi
Aisyah tidak mengetahui bahwa Ali sudah memba’iat Abu Bakar di awal-awal, dan
bai’at Ali pada bulan ke enam adalah bai’at beliau kedua untuk mengclearkan
permasalahan.
· Mungkin akan ada
yang mengatakan bahwa apa yang dilakukan Umar dengan memperingatkan Ali dan
Zubair dengan keras saat itu adalah
perbuatan yang buruk dan tidak berdasar, kita jawab bahwa Umar berlaku tegas
seperti itu bisa kita pahami karena memang terdapat ajaran dari Nabi shalallahu
‘alaihi wasalam : “Barang siapa datang kepada kalian, sedang ketika itu urusan
kalian ada pada satu orang, kemudian ia ingin membelah tongkat kalian atau
memecah-belah jama’ah kalian, maka bunuhlah ia.” Dalam riwayat lain: “Pukullah
ia dengan pedang, siapa pun orangnya”.
مَنْ أَتَاكُمْ وَأَمْرُكُمْ جَمْيْعٌ عَلَى رَجُلٍ وَاحِدٍ،
فَأَرَادَ أَنْ يَشُقَّ عَصَاكُمْ أَوْ يُفَرِّقَ جَمَاعَتَكُمْ ؛ فَاقْتُلُوْهُ.
وَفِيْ رِوَايَةٍ : فَاضْرِبُوْهُ بِالسَّيْفِ كَائِنًا مَنْ كَانَ.
Shahîh. HR Muslim (no. 1852) dari Sahabat ‘Arjafah Radhiyallahu ‘anhu.
Alhamdulillah,
Ali dan Zubair bukanlah orang-orang seperti itu, mereka segera membai’at Abu
Bakar pada hari itu juga. Dan yang lebih menhantam telak klaim syi’ah adalah
kemudian Imam Ali mengambil Umar sebagai menantunya dengan menikahkan anak
beliau dengan Fatimah yaitu Ummu Kultsum dengan Umar bin Khattab radhiyallahu
‘anhum.
Disisi lain
yang kuat alibinya dan cita citanya untuk menegakkan khilafah Imamiyah atau
khilafah Persia di muka Bumi, ternyata kropos dan krisin Iman, atau bisa disebut
bohong semata kalau mereka mencinta Imam. Mereka justru sangat bertolak
belakang dalam mencintai Imam mereka, bisa di katakan kalau sekedar bumbu biar
keren anti Islam, sambil berkedok para Imam, meskipun mereka anti Imam yang
sebenarnya. Terbukti ketika di sodorkan sebuah perkataan Imam sucinya Ja’far
Muhammad ash-Shadiq yang melarang pengikutnya melepaskan diri dari tali Ali
dengan cara memulyakan Abu Bakar dan Umar, mereka tolak.
Ini dalilnya
:
حَدَّثَنِي أَبِي نا أَسْبَاطٌ، عَنْ عَمْرِو
بْنِ قَيْسٍ، قَالَ: سَمِعْتُ جَعْفَرَ بْنَ مُحَمَّدٍ، يَقُولُ: " بَرِئَ
اللَّهُ مِمَّنْ تَبَرَّأَ مِنْ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ
"
Telah
menceritakan kepadaku ayahku : Telah mengkhabarkan kepada kami Asbaath, dari
‘Amru bin Qais, ia berkata : Aku mendengar Ja’far bin Muhammad (Ash-Shaadiq)
berkata : “Allah berlepas diri terhadap
orang-orang yang berlepas diri terhadap Abu Bakr dan ‘Umar”
من المقصود بائمة
الشيعة , ان كان المقصود هم الائمة الاثنا عشر , فهم من اهل السنة وهم براء من
مذهب الشيعة من كل وجه , قال الامام الذهبي في السير في ترجمة الامام جعفر بن محمد
الصادق (عَنِ الدَّارَقُطْنِيِّ ، حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيْلُ الصَّفَّارُ ،
حَدَّثَنَا أَبُو يَحْيَى جَعْفَرُ بنُ مُحَمَّدٍ الرَّازِيُّ ، حَدَّثَنَا
عَلِيُّ بنُ مُحَمَّدٍ الطَّنَافِسِيُّ ، حَدَّثَنَا حَنَانُ بنُ سَدِيْرٍ ،
سَمِعْتُ جَعْفَرَ بنَ مُحَمَّدٍ ، وَسُئِلَ عَنْ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ ، فَقَالَ
: إِنَّكَ تَسْأَلُنِي عَنْ رَجُلَيْنِ قَدْ أَكَلاَ مِنْ ثِمَارِ الجَنَّةِ .
Dari yang
dimaksudkan dengam Imam Imam Syiah, mereka adalah para Imam 12 , tetapi mereka
sebenarnya dari ASWAJA, imam ahlussunah, mereka semua menjauhkan diri dari
mazhab Syiah. Imam Ad-Dzahabi berkata dalam kitab Siyar A’lam an-nubala, yang
menjelaskan tentang Imam Ja’far bin Muhammad Ash-Shadiq . dari Imam Daruqutni
> Ismail ash-Shifar menceritakan pada kami, Abu Yahya Ja’far bin Muhammad
ar-Razi menceritakan pada kami, Ali bin Muhammad ath-thanafisi menceritakan pada
kami, Hanaanu bin Sadir menceritakan pada kami, Aku mendengar Jakfar bin
Muhammad ditanya tentang Abu Bakar dan Umar , lalu jawabnya beliau : Sesungguhnya
kalian bertanya tentang Orang yang makan buah buahan Surga
حَدَّثَنَا
الحُسَيْنُ بنُ إِسْمَاعِيْلَ ، حَدَّثَنَا مَحْمُوْدُ بنُ خِدَاشٍ ، حَدَّثَنَا
أَسْبَاطُ بنُ مُحَمَّدٍ ، حَدَّثَنَا عَمْرُو بنُ قَيْسٍ المُلاَئِيُّ ، سَمِعْتُ
جَعْفَرَ بنَ مُحَمَّدٍ يَقُوْلُ : بَرِئَ اللهُ مِمَّنْ تَبَرَّأَ مِنْ أَبِي
بَكْرٍ وَعُمَرَ
.
Aku dengar
Ja’far bin Muhammad berkata : Allah berlepas diri dari orang orang
berlepas diri dari Abu Bakar
قُلْتُ (اي
الذهبي): هَذَا القَوْلُ مُتَوَاتِرٌ عَنْ جَعْفَرٍ الصَّادِقِ ، وَأَشْهَدُ
بِاللهِ إِنَّهُ لَبَارٌّ فِي قَوْلِهِ ، غَيْرُ مُنَافِقٍ لأَحَدٍ ، فَقَبَّحَ
اللهُ الرَّافِضَّةَ . )
Aku [ Adz-Dzahabi] Berkata : Perkataan ini Mutawatir
dari Ja’far Ash-Shadiq, aku bersaksi kepada Allah, sungguh perkataanya sangat
Indah dan baik sekali, tanpa sedikitpun kemunafikan pada seorangpun. Semoga
Allah tetap membuat buruk para Rafidzi.
Berdasarkan
beberapa refrensi beberapa kitab, diantaranya :
أنا عُبَيْدُ
اللَّهِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، أنا الْحُسَيْنُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ، قَالَ: نا
مَحْمُودُ بْنُ حِرَاشٍ، قَالَ: نا أَسْبَاطٌ، قَالَ: نا عَمْرُو بْنُ قَيْسٍ،
قَالَ: سَمِعْتُ جَعْفَرَ بْنَ مُحَمَّدٍ يَقُولُ: بَرِئَ اللَّهُ مِمَّنْ
تَبَرَّأَ مِنْ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا
Allah
berlepas diri dari orang orang berlepas diri dari Abu Bakar
الكتاب: شرح
أصول اعتقاد أهل السنة والجماعة
المؤلف: أبو
القاسم هبة الله بن الحسن بن منصور الطبري الرازي اللالكائي (المتوفى: 418هـ)
تحقيق: أحمد بن
سعد بن حمدان الغامدي
الناشر: دار
طيبة - السعودية
الطبعة:
الثامنة، 1423هـ / 2003م
عدد الأجزاء: 9
أجزاء (4 مجلدات) - الجزء 9 تجده منفردا باسم: كرامات الأولياء
حَدَّثَنَا
الْحُسَيْنُ ثنا مَحْمُودُ بْنُ خِدَاشٍ، ثنا أَسْبَاطُ بْنُ مُحَمَّدٍ، ثنا
عَمْرُو بْنُ قَيْسٍ قَالَ [ص:241]: سَمِعْتُ جَعْفَرَ بْنَ مُحَمَّدٍ
يَقُولُ: «بَرِئَ اللَّهُ مِمَّنْ تَبَرَّأَ
مِنْ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا
»
Allah berlepas diri dari orang orang berlepas diri dari Abu Bakar
الكتاب: أمالي
المحاملي - رواية ابن يحيى البيع
المؤلف: أبو عبد
الله البغدادي الحسين بن إسماعيل بن محمد بن إسماعيل بن سعيد بن أبان الضبي
المحاملي (المتوفى: 330هـ)
المحقق: د.
إبراهيم القيسي
الناشر: المكتبة
الإسلامية , دار ابن القيم - عمان - الأردن , الدمام
الطبعة: الأولى،
1412
عدد الأجزاء:
حَدَّثَنَا
عَبْدُ اللَّهِ قَالَ: حَدَّثَنِي أَبِي، قثنا أَسْبَاطٌ، عَنْ عَمْرِو بْنِ
قَيْسٍ قَالَ: سَمِعْتُ جَعْفَرَ بْنَ
مُحَمَّدِ بْنِ عَلِيٍّ يَقُولُ: بَرِئَ اللَّهُ مِمَّنْ تَبَرَّأَ مِنْ أَبِي
بَكْرٍ وَعُمَرَ
.
Allah
berlepas diri dari orang orang berlepas diri dari Abu Bakar
الكتاب: أمالي
المحاملي - رواية ابن يحيى البيع
المؤلف: أبو عبد
الله البغدادي الحسين بن إسماعيل بن محمد بن إسماعيل بن سعيد بن أبان الضبي
المحاملي (المتوفى: 330هـ)
المحقق: د.
إبراهيم القيسي
الناشر: المكتبة
الإسلامية , دار ابن القيم - عمان - الأردن , الدمام
الطبعة: الأولى،
1412
عدد الأجزاء: 1
Selesai
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: