Syiahindonesia.com - Tim penyelidik internal Amerika Serikat menyatakan bahwa penargetan Masjid Umar Ibn Al-Khattab di Desa Jinnah provinsi Aleppo pada bulan Maret lalu “sah” dilakukan oleh militer AS dan koalisi internasional. Tercatat sebanyak 49 warga sipil tewas akibat serangan udara tersebut.
Hasil sementara ini dikeluarkan Airwars, sebuah organisasi pemetaan pemogokan udara koalisi di Suriah dan Irak, setelah wakil direktur operasi di Komando Pusat AS (CENTCOM) Jenderal Paul Bontrager mengundang para wartawan untuk diberitahu mengenai hasil penyelidikan internal militer AS sebelum merilis laporan resminya.
“Tanggal 14 Maret intelijen kami mengatakan bahwa militan Al-Qaeda dan Suriah akan menghadiri pertemuan dengan pemimpin Al-Qaeda di Al-Jinah. Dan pada tanggal 15 Maret, pasukan AS menerima laporan intelijen yang “memperkuat kemungkinan” pertemuan yang melibatkan Al-Qaeda,” ujar Jenderal Paul Bontrager kepada wartawan.
Jenderal Paul Bontrager melanjutkan, “Pada tanggal 16 Maret, pesawat pengintai intelijen dan pengintai mengkonfirmasi bahwa sebuah pertemuan sedang terjadi di lapangan. Dan dengan demikian dimulailah prosedur pemboman.”
Sebanyak 300 orang umat Islam sedang menunaikan ibadah shalat Isya saat pesawat udara F-15 dan sebuah pesawat tak berawak MQ-9 milik Amerika Serikat menjatuhkan bom di Masjid Umar Ibn Al-Khattab pukul 18:55 pada 16 Maret lalu dengan dalih dihuni kelompok mujahidin Islam Suriah.
Awalnya militer Amerika Serikat menyangkal serangan tersebut dan mengatakan bahwa pihaknya hanya menargetkan bangunan yang berisi sekitar dua lusin pejuang Al-Qaeda yang berada di dekat Masjid Umar Ibn Al-Khattab.
Akan tetapi penyelidikan mendalam yang dilakukan oleh Bellingcat, Forensic Architecture and Human Rights Watch menyimpulkan bahwa Masjid Umar Ibn Al-Khattab memang sengaja dibombardir oleh pesawat militer Amerika Serikat.
Tercatat sebanyak 10 bom dijatuhkan pesawat F-15 dan 2 rudal ditembakan pesawat tak berawak menyasar Masjid Umar Ibn Al-Khattab. (Memo/Ram/eramuslim)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
Hasil sementara ini dikeluarkan Airwars, sebuah organisasi pemetaan pemogokan udara koalisi di Suriah dan Irak, setelah wakil direktur operasi di Komando Pusat AS (CENTCOM) Jenderal Paul Bontrager mengundang para wartawan untuk diberitahu mengenai hasil penyelidikan internal militer AS sebelum merilis laporan resminya.
“Tanggal 14 Maret intelijen kami mengatakan bahwa militan Al-Qaeda dan Suriah akan menghadiri pertemuan dengan pemimpin Al-Qaeda di Al-Jinah. Dan pada tanggal 15 Maret, pasukan AS menerima laporan intelijen yang “memperkuat kemungkinan” pertemuan yang melibatkan Al-Qaeda,” ujar Jenderal Paul Bontrager kepada wartawan.
Jenderal Paul Bontrager melanjutkan, “Pada tanggal 16 Maret, pesawat pengintai intelijen dan pengintai mengkonfirmasi bahwa sebuah pertemuan sedang terjadi di lapangan. Dan dengan demikian dimulailah prosedur pemboman.”
Sebanyak 300 orang umat Islam sedang menunaikan ibadah shalat Isya saat pesawat udara F-15 dan sebuah pesawat tak berawak MQ-9 milik Amerika Serikat menjatuhkan bom di Masjid Umar Ibn Al-Khattab pukul 18:55 pada 16 Maret lalu dengan dalih dihuni kelompok mujahidin Islam Suriah.
Awalnya militer Amerika Serikat menyangkal serangan tersebut dan mengatakan bahwa pihaknya hanya menargetkan bangunan yang berisi sekitar dua lusin pejuang Al-Qaeda yang berada di dekat Masjid Umar Ibn Al-Khattab.
Akan tetapi penyelidikan mendalam yang dilakukan oleh Bellingcat, Forensic Architecture and Human Rights Watch menyimpulkan bahwa Masjid Umar Ibn Al-Khattab memang sengaja dibombardir oleh pesawat militer Amerika Serikat.
Tercatat sebanyak 10 bom dijatuhkan pesawat F-15 dan 2 rudal ditembakan pesawat tak berawak menyasar Masjid Umar Ibn Al-Khattab. (Memo/Ram/eramuslim)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: