Umatuna.com, Suwaida – Pejuang oposisi Suriah dukungan Barat mengatakan bahwa militer Suriah dan milisi yang didukung Iran meluncurkan serangan terhadap desa-desa Badui di tenggara negara itu pada Senin (10/07). Rezim mencoba memperketat kontrol di hamparan luas padang pasir Suriah.
Menurut pernyataan pejuang, mereka mengalami serangan di wilayah gurun yang jarang penduduk pada waktu fajar. Wilayah ini memanjang dari provinsi Suwaida hingga wilayah timur Suriah. Suwaida sendiri dikuasai oleh milisi pro pemerintah dan dihuni suku minoritas Druze.
Serangan datang dari darat dan udara. Pasukan udara Rusia ikut membantu militer Assad. Fokus serangan terjadi di delapan desan dari desa Tel Ashfar hingga Tulul Syuhaib. Wilayah ini sebelumnya menjadi lokasi konfrontasi antara oposisi Suriah dukungan Barat dan Daulah Islamiyah (ISIS).
Muhmammad Adnan, juru bicara faksi Jaisyul Ahrar Al-Asyair yang merupakan bagian kelompok oposisi bersenjata gabungan suku-suku dan aktif di perbatasan dengan Yordania mengungkapkan bahwa ini merupakan serangan paling besar yang diluncurkan rezim dan milisi Iran terhadap desa-desa di Suwaida timur. Seluruh jenis senjata mulai dari jet tempur, mortir, roket dan juga serangan darat digunakan dalam serangan ini.
“Pada tahun-tahun daerah-daerah ini dikontrol ISIS belum pernah terjadi pertempuran pun dan rezim tidak pernah menyerang mereka,” ujarnya.
Adnan menambahkan bahwa militer rezim mengontrol sedikitnya tujuh desa. Sementara klaim militer Suriah mengatakan mereka merebut beberapa kota dan desa di pedesaan Suwaida timur.
Suku-suku Badui menghuni wilayah gurun yang memanjang di timur Suwaida. Suku Badui ini dikenal sejak lama anti pemerintah. Banyak kelompok-kelompok oposisi yang beroperasi di daerah ini.
Wilayah gurun Suriah tidak termasuk bagian dari kesepakatan senjata yang ditandangani oleh Rusia, AS dan Yordania.
Rezim Suriah dan milisi Iran berupaya menguasai wilayah gurun. Rencana itu bertujuan menggabungkan wilayah Suriah dan Irak. Gurun Suriah juga dilintasi jalan internasional yang menghubungkan Damaskus-Baghdad.
Namun rencana ini terganjal oleh pasukan oposisi Suriah dukungan Barat. Seperti diketahui, AS, Yordania dan Inggris membangun pangkalan militer di wilayah tersebut. Pangkalan itu untuk merekrut dan melatih oposisi Suriah yang mau bertempur sesuai keinginan mereka. (kiblat)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
Menurut pernyataan pejuang, mereka mengalami serangan di wilayah gurun yang jarang penduduk pada waktu fajar. Wilayah ini memanjang dari provinsi Suwaida hingga wilayah timur Suriah. Suwaida sendiri dikuasai oleh milisi pro pemerintah dan dihuni suku minoritas Druze.
Serangan datang dari darat dan udara. Pasukan udara Rusia ikut membantu militer Assad. Fokus serangan terjadi di delapan desan dari desa Tel Ashfar hingga Tulul Syuhaib. Wilayah ini sebelumnya menjadi lokasi konfrontasi antara oposisi Suriah dukungan Barat dan Daulah Islamiyah (ISIS).
Muhmammad Adnan, juru bicara faksi Jaisyul Ahrar Al-Asyair yang merupakan bagian kelompok oposisi bersenjata gabungan suku-suku dan aktif di perbatasan dengan Yordania mengungkapkan bahwa ini merupakan serangan paling besar yang diluncurkan rezim dan milisi Iran terhadap desa-desa di Suwaida timur. Seluruh jenis senjata mulai dari jet tempur, mortir, roket dan juga serangan darat digunakan dalam serangan ini.
“Pada tahun-tahun daerah-daerah ini dikontrol ISIS belum pernah terjadi pertempuran pun dan rezim tidak pernah menyerang mereka,” ujarnya.
Adnan menambahkan bahwa militer rezim mengontrol sedikitnya tujuh desa. Sementara klaim militer Suriah mengatakan mereka merebut beberapa kota dan desa di pedesaan Suwaida timur.
Suku-suku Badui menghuni wilayah gurun yang memanjang di timur Suwaida. Suku Badui ini dikenal sejak lama anti pemerintah. Banyak kelompok-kelompok oposisi yang beroperasi di daerah ini.
Wilayah gurun Suriah tidak termasuk bagian dari kesepakatan senjata yang ditandangani oleh Rusia, AS dan Yordania.
Rezim Suriah dan milisi Iran berupaya menguasai wilayah gurun. Rencana itu bertujuan menggabungkan wilayah Suriah dan Irak. Gurun Suriah juga dilintasi jalan internasional yang menghubungkan Damaskus-Baghdad.
Namun rencana ini terganjal oleh pasukan oposisi Suriah dukungan Barat. Seperti diketahui, AS, Yordania dan Inggris membangun pangkalan militer di wilayah tersebut. Pangkalan itu untuk merekrut dan melatih oposisi Suriah yang mau bertempur sesuai keinginan mereka. (kiblat)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: