Oleh: Zulkarnain El-Madury
Dalam diskusi berhari
hari di sebuah WA Syiah Sunni, terdapat beberapa kader muda utama Syiah yang
dijadikan Penjaga Gawang dan Gelandang Kanan Kiri sebagai penyerang dan
penghadang Sunni dalam Group tersebut. Sebut saja Abdul Syiah { Budak Syiah}
tidak mengenal waktu menyerang Sunni, plintir sejarah Islam, bikin statement
kasar dengan mengecam dan memaki para sahabat Nabi yang Agung dan di mulyakan
oleh Rasulullah seperti Abu Bakar dan Umar bin Khattab.
Kader kader utama
Syiah ini memang menjadi alat utama Syiah menyerang sunni, dengan menebar
hadits hadits Sunni temuan mereka, meskipun sekedar hadits palsu dan dhoif.
Selain hadits hadits yang tidak diketahui ujung pangkalnya. Dan mencari peluang
dari karya karya Ulama Sunni, seperti Ibnu al Jauzi, Ibnu Hajar yang melaknat
Zaid, untuk membuktikan bahwa Syiah adalah benar. Mereka mencoba menjauhkan
pemikiran yang menolak argumen argumen kedua ulama besar tersebut, dan memaksa
diri agar pendapat pendapatnya di akui meskipun mereka sendiri tidak mengerti
apa maksudnya, karena mereka berangkat berpikir sesuai dengan kendali utama Syiah [ Sebagai Misionaris Iran]
Misalnya terkait
usaha menutup jalan Sunni yang menyatakan Ayah Ibu Nabi Di Neraka, dihadirkan
berbagai argumentasi tak nyambung, untuk mendukung fatwa fatwa Syiah yang
menyatakan Ayah dan Ibu Nabi sebagai seorang Muslim. Misalnya sebuah alibi
Syiah yang menjadi titian berpikir dan penyimpulan Ayah dan Ibu Nabi bukan
orang Kafir. Pertama dengan menolak ayat Azar sebagai Bapak Ibrahim, dan
menyebut ayah dalam ayat terkait itu bukan bermakna ayah kandung, bisa berarti
Paman atau ayah tiri. Simpula seperti ini menyatakan bahwa para Nabi harus
melalu Jalur bersih dan tak ternoda. Bahkan tidak mungkin produk seorang Nabi
akan melahirkan anak kafir menurut Syiah, berdasarkan kalimat : Wataqallubaka
Minassaajidin. Padahal Nabi Adam
adalah ayahnya seluruh manusia ternyata tidak terjamin keturunannya menjadi Nabi
semua atau menjadi orang Shaleh semua, ini telah membuktikan bahwa harus ada
penafsiran lain pada ayat tersebut, tidak sewenang wenang menafsirkan dengan
mencoba menyulap ayat untuk menjadi bayan atas kasus kekafiran ayah Ibrahim.
Selanjutnya Syiah
menukat Azar ayah kandung Ibrahim dengan Terah, menurutnya Terah adalah ayah
kandung Ibrahim yang sebenarnya, tentunya berdasarkan al kitab perjanjian lama
yang diadopsi orang orang Persia untuk mensucikan Ibrahim dari seorang Ayah
Musyrikin, tanpa lebih lanjut untuk mengetahui siapa Terah yang sebanarnya.
Padahal Terah atau Azar itu satu orang yang sama dan sama sama Musyrikin, hanya
saja karena Syiah tidak pandai berargumentasi, lalai membaca alkitab kalau
Terah adalah Musyrikin seperti Ibrahim
Lihat argumentasi
Syiah yang lemah akhirnya terbongkar kalau Terah atau Azar itu satu nama, bukan
nama lain, karena sama sama penyembah berhala : Ayah Abraham, Terah,
telah memuja berhala selama beberapa tahun (Yos. 24:2). Tentu saja Syiah
tak bisa membantah lagi kalau ayah Ibrahim memang pemuja berhala, walaupun
misalnya ayah Ibrahim adalah Terah dan pamannya adalah Azar, karena baik paman
ataupun ayah kandungnya sendiri adalah musyrikin kafir.
Atau mungkin suatu
saat Syiah akan berusaha menemukan ayah Ibrahim yang baru, monggo silahkan
ditunggu argumentasinya wahai para pecalang Syiah, keturunan Asoka Persia.
Kesimpulalannya mereka tidak berdasar dalam membantah ayah Ibrahim, karena
memang tidak punya argumentasi selain dari alkitab Perjanjian lama. Kalau saja
Ibrahim ayahnya Kafir, bermakna kata Abu dan Um dari Nabi Muhammad, adalah ayah
dan Ibu Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam juga sama nasibnya dengan ayah
Ibrahim.
Memang kalau
mengikuti perasaan, jelas tidak ada seorang sunnipun yang ingin menuduh Ayah
dan Ibu Nabi Muhammad di Neraka, tetapi karena memang begitu dalilnya maka
tidak layak menolak dan mengutamakan dalil sebagai bentuk kehambahan kita yang
tunduk pada Allah dan Rasul-Nya.
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: