Syiah memandang Azar
bukanlah Ayah Ibrahim, karena tidak mungkin menurutnya, seorang Nabi harus
berayahkan orang Musyrik, seorang Nabi pasti lahir dari kandungan orang orang
bersih/suci dari segala jenis sesembahan
yang dilakukan orang orang Musyrik, seorang Nabi tidak harus dari keturunan
Majusi. Menurut ayat Quran yang digunakan Syiah sebagai alasan menolak bahwa
Nabi tidak mungkin berayahkan kafir, Musyrik adalah sebagai Berikut ayatnya.
firman Allah Ta’ala.
وَتَوَكَّلْ عَلَى الْعَزِيزِ الرَّحِيمِ ﴿٢١٧﴾
الَّذِي يَرَاكَ حِينَ تَقُومُ ﴿٢١٨﴾ وَتَقَلُّبَكَ فِي السَّاجِدِينَ ﴿٢١٩﴾
إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
“Dan bertakwallah kepada (Allah) Yang Maha Perkasa lagi Maha
Penyayang. Yang melihatmu ketika kamu berdiri (untuk shalat) dan (melihat)
perubahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud. Sesunnguhnya Dia-lah
Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. [asy-Syu’araa /26: 217-220]
Terakh, menurut silsilah nasraniyah dalam alkitab Perjanjian
Lama, adalah ayah Nabi Ibrahim atau Abraham. Terus apa yang membedakan Terakh
dan Azar, tidak ada yang berbeda dari keduanya, sama sama penyembah berhala,
karena Terakh yang digadang gadang Syiah sebagai ayah Ibrahim sebenarnya tidak
menggambarkan seorang yang bertauhid, melainkan sama dengan yang diterangkan
Allah dalam Quran
Dalam perjanjian lama ditulis sebagai berikut
Ayah Abraham, Terah, telah memuja berhala selama
beberapa tahun (Yos. 24:2).
Fakta Terakh yang diagung agungkan Syiah adalah seorang ayah
yang kafir dan musyrikin, bukan orang Islam. Tetapi seorang penyembah berhala,
adalah tidak beda dengan Azar yang konon dikatakan pamannya oleh Syiah. Hanya
ada satu keterangan tentang Terakh, kitab itu adalah perjanjian lama bukan
Al-Quran atau hadits Nabi. Bermakna selama ini pembelaan Syiah bahwa Ayah Nabi
Ibrahim adalah Terakh yang bertauhid, hanya bermodalkan kitab perjanjian lama
yang nilainya sama dengan Quran yang menginformasikan ayah Ibrahim, Azar yang
juga Musyrikin Kafir.
Selain itu perlu dijelaskan bahwa kata Yaa Abaati dalam
Quran tidak ada yang memalingkan dengan makna Paman atau ayah Tiri, tetapi
tetap bermakna ayah kandung, sedangkan sebutan Yaa Abaati merupakan panggilan
agung dan terhormat kepada seorang ayah ..
Allah SWT berfirman:
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْىَ قَالَ
يٰبُنَىَّ إِنِّىٓ أَرٰى فِى الْمَنَامِ أَنِّىٓ أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا
تَرٰى ۚ
قَالَ يٰٓأَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ
ۖ سَتَجِدُنِىٓ إِنْ شَآءَ
اللَّهُ مِنَ الصّٰبِرِينَ
"Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup
berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi
bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu! Dia (Ismail)
menjawab, Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya
Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar."
(QS. As-Saffat 37: Ayat 102)
Perkataan Ismail pada ayahnya menggunakan panggilan YAA
ABAATI
Allah SWT berfirman:
إِذْ قَالَ يُوسُفُ لِأَبِيهِ يٰٓأَبَتِ إِنِّى
رَأَيْتُ أَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ رَأَيْتُهُمْ لِى
سٰجِدِينَ
"(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya, Wahai
Ayahku! Sungguh, aku (bermimpi) melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan;
kulihat semuanya sujud kepadaku."
(QS. Yusuf 12: Ayat 4)
Perkataan Yusuf pada ayahnya menggunakan kaliamat Yaa Abaati
Allah SWT berfirman:
قَالَتْ إِحْدٰىهُمَا يٰٓأَبَتِ
اسْتَئْجِرْهُ ۖ إِنَّ خَيْرَ مَنِ اسْتَئْجَرْتَ الْقَوِىُّ
الْأَمِينُ
"Dan salah seorang dari kedua (perempuan) itu berkata,
Wahai ayahku! Jadikanlah dia sebagai pekerja (pada kita), sesungguhnya orang
yang paling baik yang engkau ambil sebagai pekerja (pada kita) ialah orang yang
kuat dan dapat dipercaya."
(QS. Al-Qasas 28: Ayat 26)
Putrinya Nabi Suaib juga menggunakan Istilah Yaa Abaati
memanggil ayahnya
Allah SWT berfirman:
يٰٓأَبَتِ لَا تَعْبُدِ الشَّيْطٰنَ ۖ
إِنَّ الشَّيْطٰنَ كَانَ لِلرَّحْمٰنِ عَصِيًّا
"Wahai ayahku! Janganlah engkau menyembah setan.
Sungguh, setan itu durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pengasih."
(QS. Maryam 19: Ayat 44)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: