Syiahindonesia.com, BEIRUT -- Ribuan pengungsi Suriah di Lebanon hidup dalam ketakutan. Abu Ahmad dan keluarganya dalam beberapa tahun terakhir sudah lima kali membongkar bangunan semi permanen yang terbuat dari kayu di Lembah Bekaa sejak 2012.
"Butuh waktu 15 hari untuk membangun yang ini. Bayangkan segera setelah saya selesai membangun yang terakhir, tentara datang dan mengatakan bahwa saya punya waktu 10 menit untuk membongkarnya," ujar Abu Ahmad kepada Aljazirah, Senin (28/8), sambil duduk di atas tikar merah tipis.
Kehidupan Abu Ahmad di Lebanon telah menjadi salah satu kekhawatiran dan ketidakstabilan yang terus berlanjut, termasuk ketakutan akan penggusuran oleh tentara setempat.
Abu Ahmad takut ia tidak akan bisa mengumpulkan cukup uang untuk menyewa. Ia juga merasa takut merusak masa depan anak-anaknya dengan mengirim mereka bekerja di peternakan lokal dan bukan ke sekolah/
Abu Ahmad yang bekerja sebagai seorang sopir taksi dari kota Hama di Suriah tengah khawatir bahwa langkah ia selanjutnya bersama keluarga adalah perjalanan paksa ke seberang perbatasan.
"Kami takut pada titik tertentu, mereka akan mencoba dan memaksa kami untuk kembali ke daerah di Suriah yang mereka anggap aman Kami tidak ingin dikembalikan secara paksa Kami tahu daerah-daerah tersebut tidak aman," katanya.
Ketakutan Abu Ahmad memuncak setelah serangkaian pengembalian pengungsi massal yang diorganisir oleh Hizbullah, sebuah kelompok bersenjata Lebanon dan partai politik yang telah lama menjadi kekuatan utama pendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Dalam sebuah kampanye enam hari pada Juli, Hizbullah mengusir anggota kelompok bersenjata Hay'et Tahrir al-Sham dari daerah perbatasan pegunungan dekat kota Arsal yang telah lama terpapar kekerasan perang di Suriah. Republika
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
"Butuh waktu 15 hari untuk membangun yang ini. Bayangkan segera setelah saya selesai membangun yang terakhir, tentara datang dan mengatakan bahwa saya punya waktu 10 menit untuk membongkarnya," ujar Abu Ahmad kepada Aljazirah, Senin (28/8), sambil duduk di atas tikar merah tipis.
Kehidupan Abu Ahmad di Lebanon telah menjadi salah satu kekhawatiran dan ketidakstabilan yang terus berlanjut, termasuk ketakutan akan penggusuran oleh tentara setempat.
Abu Ahmad takut ia tidak akan bisa mengumpulkan cukup uang untuk menyewa. Ia juga merasa takut merusak masa depan anak-anaknya dengan mengirim mereka bekerja di peternakan lokal dan bukan ke sekolah/
Abu Ahmad yang bekerja sebagai seorang sopir taksi dari kota Hama di Suriah tengah khawatir bahwa langkah ia selanjutnya bersama keluarga adalah perjalanan paksa ke seberang perbatasan.
"Kami takut pada titik tertentu, mereka akan mencoba dan memaksa kami untuk kembali ke daerah di Suriah yang mereka anggap aman Kami tidak ingin dikembalikan secara paksa Kami tahu daerah-daerah tersebut tidak aman," katanya.
Ketakutan Abu Ahmad memuncak setelah serangkaian pengembalian pengungsi massal yang diorganisir oleh Hizbullah, sebuah kelompok bersenjata Lebanon dan partai politik yang telah lama menjadi kekuatan utama pendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Dalam sebuah kampanye enam hari pada Juli, Hizbullah mengusir anggota kelompok bersenjata Hay'et Tahrir al-Sham dari daerah perbatasan pegunungan dekat kota Arsal yang telah lama terpapar kekerasan perang di Suriah. Republika
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: