Syaihindonesia.com - Wakil menteri luar negeri Iran, Hussein Gabri Ansari, mengatakan bahwa perang di Suriah dan Irak sangat melelahkan bagi negaranya dan mereka mencari solusi untuk menghentikannya melalui Astana.
Ansari mengatakan bahwa negaranya tengah mencari strategi untuk mengakhiri perang melelahkan di Suriah dan Irak, menambahkan bahwa kelanjutan situasi tersebut akan menyebabkan terkurasnya energi Iran dan sekutunya di wilayah tersebut dan sangat melelahkan bagi pasukan lain di sana.
Wakil Menteri Luar Negeri Iran menegaskan bahwa harus terjadi pergeseran yang jelas untuk merubah wilayah tersebut dari statusnya saat ini, mencatat bahwa pertemuan Astana adalah sebuah pergeseran untuk mengakhiri perang Suriah, dan bahwa yang membedakan Astana adalah kerja sama antara semua pihak – bahkan pesaing – dan bekerja dalam kerangka kerja yang spesifik dan tujuan bersama.
Ibukota Iran Teheran menjadi tempat pertemuan pada 8 Agustus, sebuah pertemuan para ahli dari Rusia, Turki dan Iran dalam persiapan untuk perundingan putaran baru Astana, yang membahas aspek militer dan politik perang antara rezim Suriah dan oposisi bersenjata Suriah.
Putaran pembicaraan berikutnya diperkirakan akan berlangsung pada 14-15 September, dan akan fokus pada kekuatan yang direncanakan oleh tiga negara (Rusia, Iran dan Turki) untuk ditempatkan di sana.
Seorang perwira di militer Iran telah mengungkapkan kematian 25% sampai 30% pejuang Garda Revolusi dan milisinya yang berperang di Suriah, mencatat bahwa statistik ini adalah statistik yang sama dengan jumlah kematian Amerika selama perang mereka di Irak dan Afghanistan 10 tahun lalu. lamurkha.blogspot
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
Ansari mengatakan bahwa negaranya tengah mencari strategi untuk mengakhiri perang melelahkan di Suriah dan Irak, menambahkan bahwa kelanjutan situasi tersebut akan menyebabkan terkurasnya energi Iran dan sekutunya di wilayah tersebut dan sangat melelahkan bagi pasukan lain di sana.
Wakil Menteri Luar Negeri Iran menegaskan bahwa harus terjadi pergeseran yang jelas untuk merubah wilayah tersebut dari statusnya saat ini, mencatat bahwa pertemuan Astana adalah sebuah pergeseran untuk mengakhiri perang Suriah, dan bahwa yang membedakan Astana adalah kerja sama antara semua pihak – bahkan pesaing – dan bekerja dalam kerangka kerja yang spesifik dan tujuan bersama.
Ibukota Iran Teheran menjadi tempat pertemuan pada 8 Agustus, sebuah pertemuan para ahli dari Rusia, Turki dan Iran dalam persiapan untuk perundingan putaran baru Astana, yang membahas aspek militer dan politik perang antara rezim Suriah dan oposisi bersenjata Suriah.
Putaran pembicaraan berikutnya diperkirakan akan berlangsung pada 14-15 September, dan akan fokus pada kekuatan yang direncanakan oleh tiga negara (Rusia, Iran dan Turki) untuk ditempatkan di sana.
Seorang perwira di militer Iran telah mengungkapkan kematian 25% sampai 30% pejuang Garda Revolusi dan milisinya yang berperang di Suriah, mencatat bahwa statistik ini adalah statistik yang sama dengan jumlah kematian Amerika selama perang mereka di Irak dan Afghanistan 10 tahun lalu. lamurkha.blogspot
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: