Syiahindonesia.com - Sebanyak 28 ormas Islam se Sulawesi Selatan yang tergabung dalam Forum Umat Islam Bersatu (FUIB) menyatakan dengan tegas menolak perayaan Asyura 10 Muharram yang dilakukan kelompok Syiah.
Ketua FUIB Sulsel Mukhtar Daeng Lau mengungkapkan, melalui pertemuan dengan seluruh pemangku kebijakan pemerintahan baik Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel, dan kepolisian belum lama ini pihaknya secara tegas menyampaikan bahwa perayaan Asyura 10 Muharram oleh kaum Syiah tidak boleh dilaksanakan.
“Penolakan ini sebagai upaya mengantisipasi terjadinya konflik horizontal. Pasalnya di Indonesia termasuk di Makassar mayoritas ummat Islam adalah Sunni,” ungkapnya Via Telepon, Rabu (27/9), seperti dikutip dari Harianamanah.
Jika perayaan Asyura Syiah tetap dilaksanakan apalagi di tempat-tempat umum maka dipastikan akan terjadi gesekan dalam bentuk pemberhentian paksa.
“Pastinya ormas dan lembaga-lembaga Islam yang tergabung dalam FUIB tidak akan diam jika memang ada laporan atau pantauan langsung penyelenggaraan Asyuro Syiah dilaksanakan,” tegasnya.
Sementara Ketua Bidang Hukum, Advokasi, dan HAM Pemuda Muhammadiyah Wilayah Sulsel mengakatan bahwa setiap tahun selalu bergejolak penolakan terhadap perayaan Asyura Syiah.
“Selalu kita tolak, bahkan tahun lalu berhasil dibatalkan. Tahun ini, kita lakukan langkah antisipasi agar perayaan Asyura Syiah tidak dilaksanakan di tempat umum,” ujarnya, Rabu.
Perayaan Asyura Syiah merupakan perayaan besar kaum sesat Syiah yang diklaim untuk memperingati kematian cucu Rasulullah Shallalahu Alaihi wa Sallam yakni Al-Hasan dan Al-Husein.
Adapun ormas-ormas yang tergabung dalam FUIB antara lain Pemuda Muhammadiyah, Front Pembela Islam (FPI), Laskar Pemburu Aliran Sesat (LPAS), Wahda Islamiyah, Hidayatullah, Ikatan Dakwah Indonesia (IKADI), dan lain sebagainya. (Voa-I/Ram)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
Illustrasi, Umat Islam Makassar Publish Petisi Tolak Syiah & Perayaan Asyura |
Ketua FUIB Sulsel Mukhtar Daeng Lau mengungkapkan, melalui pertemuan dengan seluruh pemangku kebijakan pemerintahan baik Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel, dan kepolisian belum lama ini pihaknya secara tegas menyampaikan bahwa perayaan Asyura 10 Muharram oleh kaum Syiah tidak boleh dilaksanakan.
“Penolakan ini sebagai upaya mengantisipasi terjadinya konflik horizontal. Pasalnya di Indonesia termasuk di Makassar mayoritas ummat Islam adalah Sunni,” ungkapnya Via Telepon, Rabu (27/9), seperti dikutip dari Harianamanah.
Jika perayaan Asyura Syiah tetap dilaksanakan apalagi di tempat-tempat umum maka dipastikan akan terjadi gesekan dalam bentuk pemberhentian paksa.
“Pastinya ormas dan lembaga-lembaga Islam yang tergabung dalam FUIB tidak akan diam jika memang ada laporan atau pantauan langsung penyelenggaraan Asyuro Syiah dilaksanakan,” tegasnya.
Sementara Ketua Bidang Hukum, Advokasi, dan HAM Pemuda Muhammadiyah Wilayah Sulsel mengakatan bahwa setiap tahun selalu bergejolak penolakan terhadap perayaan Asyura Syiah.
“Selalu kita tolak, bahkan tahun lalu berhasil dibatalkan. Tahun ini, kita lakukan langkah antisipasi agar perayaan Asyura Syiah tidak dilaksanakan di tempat umum,” ujarnya, Rabu.
Perayaan Asyura Syiah merupakan perayaan besar kaum sesat Syiah yang diklaim untuk memperingati kematian cucu Rasulullah Shallalahu Alaihi wa Sallam yakni Al-Hasan dan Al-Husein.
Adapun ormas-ormas yang tergabung dalam FUIB antara lain Pemuda Muhammadiyah, Front Pembela Islam (FPI), Laskar Pemburu Aliran Sesat (LPAS), Wahda Islamiyah, Hidayatullah, Ikatan Dakwah Indonesia (IKADI), dan lain sebagainya. (Voa-I/Ram)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: