Oleh Zulkarnain El-Madury
Al-Hasan bin Ali (Radhiallahu’anhu) menyerahkan
kekhalifahan untuk mendukung Muawiyah (ra) dan melakukan perdamaian dengannya, pada saat Hasan cukup kuat untuk
terus berjuang - mengingat jumlah tentara dan pendukungnya yang sangat banyak.
Di sisi lain, kita menemukan bahwa saudaranya al-Husain
(radhiallahu'anhu] - memberontak melawan Yazid pada saat Husein sangat membutuhkan bala
tentara yang cukup pada saat melakukan perjuangan , akan lebih baik kalau menyerah dan membangun perdamain.
Dari dua orang besar [ Imamah masa depan syiah]ini pasti diantara
salah satunya benar dan yang lainnya salah, karena jika melihat pemisahan
al-Hasan bergabung dengan kemampuannya mengumumkan perang pada Muawiyah adalah ide dan tindakan yang benar yang harus
diambil, maka pemberontakan al-Husain pada saat Husein tidak memiliki kekuatan
apapun [tidak punya pasukan dan bala tentara yang memadai pasti salah] pasti
salah. Artinya kalau pemberontakan
Al-Hasan yang tidak memungkin menang itu
benar, maka pemisahan al-Hasan bila dengan kekuatan yang dapat diandalkan pasti
salah .
Ini pasti Syiah berada
pada dilema yang sangat sulit, karena kalau mereka mengatakan keduanya, Hasan
dan Husein benar, mereka akan menggabungkan dua tindakan yang sangat bertentangan
yang berdampak pada meniadakan dasar mazhab mereka. Tetapi jika mereka menyatakan tindakan al-Hasan itu salah, maka mereka harus
menganggap dirinya sebagai imam yang tidak berlaku lagi dan membatalkan
imamahnya yang akan mengakibatkan pembatalan imamah dan infalibilitas ayahnya
sebagai pemberi mandat pewaris seorang
imam setelahnya.
Delematis lain,
jika umat Syiah mengatakan bahwa tindakan al-Husain salah, hal itu akan
membuat Husein menjadi pemimpin yang
tidak setia dan tidak dapat dipercaya,
yang kelak akan meniadakan imamah dan pengaruh seluruh keturunannya. Maknanya
jika dasarnya salah, apapun yang berawal darinya otomatis menjadi salah.
Kalau Hasan dengan kekuatan Penuh harus memberikan
kekuasaan pada Muawiyah, padahal Hasan bisa melakukan apa saja . Sedang dalam
agama Syiah dipandang salah satuh Imam pewaris tahta. Apakah tindakan Hasan itu
benar, kalau benar berarti Hasan melanggar Nash Nash yang menghapus ketentuan
wahyu, bisa disebut khianat karena tidak menjalankan warisan dari kakeknya.
Selanjutnya Husein degan bala tentara yang tidak mendukung, karena faktor
faktor kelemahan yang tidak memungkinkan menang dianggap sebagai kebenaran dan
Hasan Salah artinya Ahlul bait itu sejalan dengan wahyu..
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: