OLeh : Zulkarnain El-Madury
Lewat artikel ini, kita akan turunkan
tulisan sejumlah pernyataan bersama dari
para pendeta syiah Imamiyah, Itsna
asyriyah hari ini, terkait masalah, apakah
kepercayaan Syiah Imamiyah pada tahrif Quran adalah bagian dari darurat (kebutuhan)
agamanya atau tidak. Dari hasil telaah, kita dapatkan jawaban mereka , menyimpulkan kelemahan Syiah yang sangat serius pada keyakinan dan
yurisprudensi Syiah bila dikembangkan. Kita telah dapatakan hal ini dari situs seorang rahbar Syiah, Murtadha
al-Basya yang mengumpulkan pernyataan ini dari deklarasi para grand ayatullah.
Linknya adalah:
Pertanyaannya
adalah :
س 1: هل أن القول بنفي التحريف عن القرآن الكريم، يعد من ضروريات
الدين، أو من ضروريات المذهب، أو أنه لا يعد من الضروريات أصلاً؟
Pertanyaan 1: (Berkenaan dengan) perkataan tentang ketiadaan
Tahrif (perubahan) dalam
Alquran, apakah ini merupakan bagian dari keyakinan yang diperlukan dalam agama
Syiah, atau apakah itu bagian
dari kepercayaan yang diperlukan dalam Mazhab atau tidak diperlukan ?
س2: ما هو حكم من ألتـزم بثبوت التحريف في القرآن الكريم، لا عن
شبهة، ولا عن خطأ، وإنما عن اعتقاد جازماً بذلك؟
Pertanyaan 2: Apa hukum atas orang yang berpegang teguh bersikeras ada tahrif dalam
Quran, bukan karena keraguan, atau karena
kesalahan, namun karena keyakinan yang kuat?
Sekarang saatnya melihat jawaban Syiah
sesat ini :
جواب
المرجع الحائري – دام ظله–
بسم
الله الرحمن الرحيم
ج1ـ
ليس من ضروريات الدين ولا المذهب.
ج2ـ
يعدّ جهله هذا جهلاً مركباً
Jawaban berdasarkan refrensi al
Haatsiry semoga Allah menghinakan
selamanya :
Dengan Nama Allah yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang.
1. Bukan
kebutuhan agama dan mazhab
2. Kebodohannya
terperosok dalam kebodohan yang tersusun
جواب مكتب المرجع مكارم الشيرازي – دام ظله–
بسم الله الرحمن الرحيم
بعد تحية والسلام؛
جواب: القول بنفي التحريف ليس من ضروريات الدين و المذهب ولكنه نتيجة
الأدلة القوية العقلية و النقلية.
2- هو مخطئ قطعاً.
Jawaban dari pustaka almarja’ Makarim
As-Syirazi, semaga Allah melanggengkan kehinaan padanya.
Dengan Nama Allah Yang Pengasih dan
Penyayang
Sesudah Penghormatan dan salam.
Jawabannya :
1. Pendapat
yang menolak takhrif itu bukan karena kebutuhan agama atau mazhab, tetapi
kesimpulan dalil dalil aqliyah dan naqli yang kuat
2. Itu
kesalahan yang jelas
جواب مكتب المرجع السيد الشيرازي – دام ظله–
بسم
الله الرحمن الرحيم
السلام
عليكم ورحمة الله وبركاته
الجواب1:
الظاهر أنه ليس من ضروريات الدين ولا المذهب مع إن القول بعدم التحريف معلوم عندنا.
الجواب2:
إذا كان اعتقاده ناشئاً عن اجتهاد غير مقصر فيه فهو معذور، وينبغي العمل على رفع
الشبهات وتوضيح الأمور على حقيقتها.
Jawaban dari pustaka Sayid al Syirazi.
Semoga Allah menghinakan selamanya
1. Yang
jelas, Tahrif, bukanlah dari kebutuhan agama atau mazhab terkait pendapat tidak
adanya tahrif adalah maklum di sisi kami.
2. Apabila
keyakinannya tumbuh dari ijtihad itu hal itu sifatnya tidak maqshur [tidak
pasti] , tetapi hal itu adalah boleh. Dan sayogiyanya amalan tersebut wajib
bebas dari subhat, dan menjelaskan hal itu hakikat yang sebanarnya.
جواب
مكتب المرجع الشاهرودي – دام ظله–
بسمه
تعالى
ج1-
ليس من الضروريات نعم نفي التحريف بالزيادة من المسلمات و متفق عليه بين الكل .
ج2-
ليس هناك من يلتزم بالتحريف بنحو مطلق نعم ادعي بعضهم وقوع النقيصة في بعض الآيات
استنادا إلى ظاهر بعض الروايات الواردة من الفريقين العامة و الخاصة وهي محمولة
علي إرادة التأويل و التفسير وربما مقصود هذا القائل ذلك أيضا و على كل حال فلو
قصد إثبات التحريف بمعني النقيصة حقيقة فهو مشتبه و إن اعتقد بذلك جازما لان
اعتقاده حصل لشبهة
Jawaban dari pustaja Marja 'Syahirudi - semoga
Allah memanjangkan kehinaan padanya :
Dengan Nama Allah ta’ala
Jawaban
1. Bukan dari hal-hal yang diperlukan, ya (kepercayaan)
ketiadaan tahrif dengan cara penambahan adalah tak terbantahkan dan mereka
sepakat akan hal itu .
2. Dalam hal in tidak ada orang yang menerima
tahrif dengan kepastian seperti itu Ya, ada yang mengatakan tentang terjadinya penghapusan
beberapa Ayat, disandarkan pada sebagian riwayat secar dzahir yang di
riwayatkan dari dua firqah, , baik
masyarakat umum atau orang-orang tertentu, dan didalamnya terkandung kemungkinan keininginan takwil dan
tafsir , dan mungkin orang-orang yang berpendapat adanya tahrif juga bermaksud
demikian. bagaimanapun juga, jika bersikukuh
untuk memastikan adanya tahrif dengan
cara penghapusan yang benar maka hal itu meragukan , bahkan jika keyakinannya pasti,
oleh karena kepercayaannya didasarkan pada keraguan.
Artinya Syiah itu fasik dan munafiq, serba taqiyah dan
serba politis dalam bersikap menggugurkan Quran sebagai bacaan Muslimin.
Hakikatnya mereka tidak tahu pasti apakah apakah Al-Quran itu memang terjadi
tahrif, tetapi Grand Syiah memaksa dengan kebodohannya, agar umat syiah
semuanya tenggelam dalam kebodohannya, meyakini Quran seolah tahrif, mereka
lakukan karena keterpaksaan untuk mengambil posisi Sunni. [ Bersambung ]
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: