OLeh Zulkarnain El-Madury
Lelucon Syiah,
memaksa Husein menjadi cerita makshum dalam kitab kitabnya, dengan berbagai argumen dipaksakan untuk
diyakini umat. Syiah memaksa umat agar percaya kalau kematian Husein adalah
kematian yang dijanjikan, sebagaimana keyakinan Kristen terhadap Yesus, Husein
ibarat anak persembahan tumbal, menurut lirik kisah Ismail dalam Quran yang
tidak jadi disembelih, maka Husein diseret sebagai tokoh tumbal menggantikan
posisi Ismail.
Menurut Syiah
Husein telah mengetahui Nasibnya kalau akan mati dipenggal kepalanya,
dipaksakan hadits hadits lemah dalam sunni dan hadits hadits palsu dalam kitab
kitab Syiah menjadi pustaka mereka untuk membenarkan kisah mabuk tersebut,
mungkin penulisnya sedang kebanyaka minum anggur merak memabukkan, atau biasa
mengisap asap narkoba sambil menghayal membuat cerita dramatis buat menimbulkan
kesan ditengah masyarakat seolah Husein meninggal atas taqdirnya yang
diketahua. Tentu yang menulis cerita Husein itu adalah Syiah yang pecundang
terhadap Husein.
“Ketika
Abdullah bin Muthi 'bertanya tujuan Al-Husein melarikan diri dari Madinah,
lalau kata Husein: , 'Saat ini, saya berencana pergi ke Makkah, namun saya
Istikharo dulu.' [
Miqtal Husein Hal. 51]
Lihat pernyataan
Husein adalah pernyataan manusia biasa yang tidak pernah tahu apa apa tentang
masa depan, apalagi perkara Gaib, jangankan Husein sebagai manusia biasa. Nabi
Muhammad saja sebagai seorang Nabi dan Rasul yang paling dekat dengan Allah
tidak pernah tahu perkara ghaib yang akan terjadi. Meninggalnya beliau sendiri
saja tidak pernah tahu kecuali hadits hadits lemah yang sengaja disebar oleh
kalangan sufi, seolah Nabi tau masa depan.
Nabi tidak pernah tahu, diperang uhud beliau akan kalah, kalau beliau
tahu di Perang Uhud akan kalah, tidak mungkin beliau pergi berperang, tidaklah
mungkin seorang Rasul akan mengorbankan umatnya yang sia sia belaka.
Apalagi Husein,
siapa Husein, beliau hanya seorang manusia yang tidak makshum, bebas dari
masalah kemanusian, terlebih masalah kematian yang hanya Allah saja yang tahu
apa yang akan menimpa Husein dan mengantar kematiannya.
Coba bujukan
Syiah terhadap Husein ini digambarkan Husein dan untuk menjawab keinginan Syiah
agar Husein ke Kufah husein harus melakukan Istikhara. Ini konyol namanya kalau
diyakini Husein tahu masa depan, tak perlu pakai Istikhara segala. Tetapi buktinya
Husein tidak tahu apa yang akan menimpa di kufah, dan husein sendiri yang
meyakin surat Syiah kufah, adalah buktinya Husein tidak tahu kedzoliman Syiah
laknatullah.
Sebelum
melakukan perjalanannya, Al-Hussain berbicara tentang pemikirannya akan pergi ke Kufah. (hal 49) Apa kata Husein berkata, ' Diri saya berpikir untuk pergi ke Kufah, karena Syiah-Syiahku ada di sana, dan para bangsawan diantara mereka menulis kepadaku agar aku datang kepada mereka, dan saya mau Istikhara dulu. [Miqtal Husein 49].
Ketika Ibnu Abbas mendekati
dan menyuruhnya megurungkan niatnya ke Kufah.
Al-Husain menanggapi dengan jawaban
, 'Saya akan istikhara dulu, dan selanjutnya akan melihat apa yang akan
terjadi disana.' [ Miqtal Husein Hal. 82]
Anehnya Syiah
memaksakan kehendaknya denganmulti tafsir dan akal busuknya kalau Husein mati
karena memang sengaja mengejar takdirnya, sedangkan Husein sendiri setelah di
Kufah merasa dikhianati syiah, kemarahannya yang campur aduk melihat prilaku
keji Syiah yang memudahkan pembantaian terjadi.
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: