Syiahindonesia.com, Bahrain – Kepala Keamanan Umum Mayor Jenderal Tariq al-Hassan mengumumkan bahwa badan keamanan Bahrain menggagalkan serangan teroris terhadap tiga jaringan pipa minyak dan tokoh masyarakat. Serangan digagalkan ketika para teroris hendak menargetkan jalur pipa Saudi-Bahrain di Buri, pada Jumat (17/11/2017).
Kelompok teroris mendapatkan arahan dari seseorang di Iran yang memiliki hubungan dengan Garda Revolusi Iran (IRGC). Al-Hassan mengatakan pihaknya masih mendalami aksi serangan yang menargetkan pipa minyak Saudi-Bahrain itu.
“Badan keamanan menghadapi kelompok teroris yang didukung oleh sebuah negara, mengisyaratkan Iran dan perannya dalam mendukung terorisme di Bahrain,” ujarnya seperti dikutip dari situs Aawsat.com.
Dia mengungkapkan barang bukti yang disita adalah kotak senjata dan bahan peledak yang siap pakai. Alat bukti menunjukkan fakta bahwa anggota sel teroris di Bahrain menerima pelatihan untuk menciptakan alat peledak improvisasi dan mendapatkan suplai bahan yang dibutuhkan.
“Apa yang mengindikasikan tingginya bahaya terorisme adalah kenyataan bahwa menargetkan fasilitas minyak memiliki tujuan ekonomi-politik dan juga menyebabkan kerusakan dan kekacauan setinggi mungkin,” ujat Al-Hassan.
Dia mengatakan sebuah komite yang dipimpin oleh Putra Mahkota Salman bin Hamad Al Khalifa sedang menggodok rencana untuk mengasuransikan perusahaan minyak dan jaringan pipa. Penargetan tokoh masyarakat bukanlah hal baru terkait serangan teroris di Bahrain, namun hal yang baru adalah perubahan strategi mereka.
Kementerian Dalam Negeri Bahrain mengumumkan pada Rabu lalu telah mengungkap seorang teroris yang menjadi bagian dari lima orang yang diidentifikasi merencanakan pembunuhan terhadap tokoh-tokoh terkemuka dan menargetkan tiga jaringan pipa minyak.
Kelima teroris tersebut adalah Qassim Abdullah Ali Ahmed, yang juga dikenal sebagai “Qassim al-Muamen” (28 th), Sadiq Jaffar Mohammed Abdullah Al Tooq (36 th), Mahdi Ebrahim Jassim Abdullah (28 th), Mohammed Mahdi Mohammed Hassan (39 th), seorang supir truk berat, dan Zuhair Ebrahim Jassim Abdullah (37 th). Kiblat.net
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
Kelompok teroris mendapatkan arahan dari seseorang di Iran yang memiliki hubungan dengan Garda Revolusi Iran (IRGC). Al-Hassan mengatakan pihaknya masih mendalami aksi serangan yang menargetkan pipa minyak Saudi-Bahrain itu.
“Badan keamanan menghadapi kelompok teroris yang didukung oleh sebuah negara, mengisyaratkan Iran dan perannya dalam mendukung terorisme di Bahrain,” ujarnya seperti dikutip dari situs Aawsat.com.
Dia mengungkapkan barang bukti yang disita adalah kotak senjata dan bahan peledak yang siap pakai. Alat bukti menunjukkan fakta bahwa anggota sel teroris di Bahrain menerima pelatihan untuk menciptakan alat peledak improvisasi dan mendapatkan suplai bahan yang dibutuhkan.
“Apa yang mengindikasikan tingginya bahaya terorisme adalah kenyataan bahwa menargetkan fasilitas minyak memiliki tujuan ekonomi-politik dan juga menyebabkan kerusakan dan kekacauan setinggi mungkin,” ujat Al-Hassan.
Dia mengatakan sebuah komite yang dipimpin oleh Putra Mahkota Salman bin Hamad Al Khalifa sedang menggodok rencana untuk mengasuransikan perusahaan minyak dan jaringan pipa. Penargetan tokoh masyarakat bukanlah hal baru terkait serangan teroris di Bahrain, namun hal yang baru adalah perubahan strategi mereka.
Kementerian Dalam Negeri Bahrain mengumumkan pada Rabu lalu telah mengungkap seorang teroris yang menjadi bagian dari lima orang yang diidentifikasi merencanakan pembunuhan terhadap tokoh-tokoh terkemuka dan menargetkan tiga jaringan pipa minyak.
Kelima teroris tersebut adalah Qassim Abdullah Ali Ahmed, yang juga dikenal sebagai “Qassim al-Muamen” (28 th), Sadiq Jaffar Mohammed Abdullah Al Tooq (36 th), Mahdi Ebrahim Jassim Abdullah (28 th), Mohammed Mahdi Mohammed Hassan (39 th), seorang supir truk berat, dan Zuhair Ebrahim Jassim Abdullah (37 th). Kiblat.net
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: